13. Sedih

16.2K 518 5
                                    

Thalia keluar dari mobil Dion dengan wajah sembab. Dion yang tadi jemput Thalia sekolah kaget melihat tampilan Thalia yang hmmm.... Tidak enak dipandang?.

Sepanjang perjalanan pulang Thalia menceritakan apa yang tadi terjadi di sekolah, Thalia tidak bisa jika harus memendam sesuatu sendiri.

Dion dengan santai hanya menjawab 'yaudah kamu bilang saja kalau sudah punya suami' see? Thalia nanti bisa dikeluarkan dari sekolah, apakah Dion tidak berfikir tentang itu.

"Sudah pulang kamu" Masuk mansion sudah disambut dengan Mama Anin aja. Dion cuma jemput Thalia nganter sampai gerbang mansion dan langsung balik ke kantor lagi, jadi dia ngga ada tameng di manison.

"Mama bisa lihat sendiri Thalia udah disini" serius deh Thalia lagi engga mood buat ngomong, mending dibenci sama mertua satu ini daripada dibenci sama kedua sahabatnya itu.

Tangan Mama Anin disilangkan di depan dada "Kamu ngga ada sopan sopannya ya sama orang tua"

"Ma, Thalia ijin ke kamar" sebelum Thalia berhasil kabur, Mama Anin mencekal tangan Thalia dan mendorong kasar hingga Thalia jatuh.

Bruk

"Sshhhh...."

Bokong Thalia yang tepos itu terasa sakit, tulang ekornya juga ikut sakit euy.

"Jangan lupa bersihin seluruh ruangan, ngga ada waktu santai buat kamu" Mama Anin pergi meninggalkan Thalia.

"Huhh.... Demi apapun gue lagi ngga punya semangat hidup" Dengan lemas Thalia berjalan ke kamar untuk berganti pakaian, dan otw bersih bersih.

****

Selesai bersih bersih dalam rumah, sudah sore Thalia sedang menyiram tanaman di depan rumah.

Pintu gerbang terbuka otomatis, terlihat mobil Dion masuk.

"Kamu ngapain?"

"Lagi cebok" Thalia menjawab dengan malas.

"Kalau ditanya suami jawabnya yang sopan" Dion duduk di kursi sambil memperhatikan Thalia.

"Kakak bisa lihat sendiri kan Thalia lagi apa, lagian om.... Eh kakak jadi orang terlalu serius, Thalia cuma bercanda"

"Tapi muka kamu keliatan serius" Dion tersenyum tipis.

Thalia menghela nafas "om, aku tu lagi ngga mood, mending om diem deh" bodo amat mau panggil om apa panggil tante juga Thalia emosi.

Thalia mematikan kran dan masuk ke mansion meninggalkan Dion.

"Thalia!!!" Dion mengejar Thalia masuk.

Dion masuk ke kamar melihat Thalia yang tengkurap di kasur.

"Saya punya hadiah buat kamu" Thalia berdehem sebagai jawaban.

"Bangun dulu dong"

Thalia bangkit duduk di pinggiran kasur, Thalia lihat Dion membawa kandang kecil

"Ini"

Meong

"HAH?" Belum Thalia buka malah itu hewan di kandang udah bunyi.

"Itu hadiah buat kamu" Thalia membuka kandang, dan telihat kucing yang ukurannya tidak besar tidak kecil.

"Itu kucing umurnya masih 4 bulan, masih termasuk bayi, kamu jaga baik baik" Dion duduk di sebelah Thalia.

Tanpa diduga Thalia langsung memeluk Dion erat. Lumayan itu kucing bisa buat temen curhat Thalia.

"Makasih kak... Makasih banget" air matamya turun, baru tadi di mobil dia bilang, pengen kucing, sekarang langsung ada wujudnya dong.

"Iyaa sama sama" Dion membalas pelukan Thalia.

****

Hari selasa ini Thalia tidak ada semangat hidup, engga bisa bayangin nanti di sekolah bakal temenan sama siapa.

"Kak aku masuk dulu ya" Thalia mengecup tangan kanan Dion, dan keluar mobi Dion.

Didepan kelas Thalia sangat ragu untuk masuk. Dengan keyakinan yang sangat yakin akhirnya Thalia masuk.

Thalia melihat bangku yang biasanya dia pakai sudah terisi tas, biasanya dia duduk bersama Lula di tengah, dan sekarang sudah siang hanya tersisa bangku pojok belakang yang jarang murid murid pakai karena banyak mengalami hal mistis.

Dengan amat sangat terpaksa Thalia duduk di pojokan, kesialannya bukan hanya tempat duduk belakang tapi semua murid sekelas menatapnya jijik, Thalia tersenyum kecut.

"Nggak nyangka kita punya temen jalang disini HAHAHAHHA" Amel di tukang gosip terlihat menyindir Thalia.

"Bitch sih nggak cocok ya ada si kelas ini"

"Anak baik baik ternyata simpanan om om"

"Lul, Nda, tuh sahabat baik lo jual diri kalian ngga kepengen gitu kaya dia, duit kalian langsung banyak deh" Sindi yang mulutnya tajem ikut ngomong.

"Najis deh punya sahabat begitu iya ngga Lul"

Dan banyak lagi cibiran yang membuat kuping Thalia panas. Thalia hanya meremas roknya menahan tangis, dadanya sesak.

Kringg

"Selamat pagi anak anak" Bu Widya memulai pelajaran, Thalia menghela nafas, setidaknya dia bisa istirahat mendengar teman temannya mengatai dia.

"Asal kalian tau, gue bukan jalang seperti yang kalian fikir" gumam Thalia tanpa bisa didengar siapapun.

*****

Hai guys!! Gimana nih tanggapan kalian

Ada yang suka sama perjalanan hidup Thalia ngga sih? Komen dong mending lanjut apa stop aja.

Kalau masih mau lanjut jangan lupa klik ⭐ dan komen lanjut atau engga 💬

Terimakasih 🌸

NIKAH (KONTRAK)✅ On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang