Sampai Sekolah
"HAHAHAHAHHAHA masih punya mental buat dateng ke sekolah bitch!!"
Mendengar suara seseorang mencibirnya, Thalia menengok ke arah dua cewek yang masih ia anggap sahabatnya, siapa lagi kalau bukan Lula dan Mandha.
"Maksud lo apa ngatain gue bitch" Thalia menjawab sesantai mungkin.
"Lah kan emang kenyataan kalau MANTAN sahabat gue yang satu ini tuh cewek murahan" Lula menjawab diiringi senyum sinis dari Mandha.
"Lul bahkan gue pun ogah ngakuin kalau pernah sahabatan sama itu manusia"
Thalia yang malas mendengar omongan pedas dari kedua MANTAN SAHABATNYA pun segera duduk di bangku pojok belakang dan memasang aerphone di kedua telinganya.
****
Istirahat pun tiba, Thalia hari ini terpaksa ke kantin karena ia tidak membawa bekal. Sepanjang perjalanan menuju kantin banyak siswa siswi yang memperhatikannya bahan menyindirnya secara langsung.
Selesai memesan, Thalia mencari tempat duduk yang kosong, melihat bangku pojok tidak ada penghuni , Thalia pun duduk dan menikmati makanannya.
Byurrrr
Thalia diam menunduk merasakan dinginnya jus alpukat membasahi rambutnya. Berusaha menahan air mata agar tidak keluar.
"Gue bakal bikin idup lu ga nyaman di sekolah ini bitch" suara Cindy membisik pelan di telinga Thalia.
Setelah memberi kata-kata mutiara untuk Thalia, Cindy dan gengnya pun pergi meninggalkan kantin, meninggalkan Thalia yang basah kuyup dan jadi pusat perhatian warga kantin.
Dengan menahan air mata , Thalia berlari ke loker mengambil seragam cadangan dan berjalan lesu menuju toilet.
Sampai di toilet, Thalia mengeluarkan semua air mata yang sejak tadi ia tahan, menangis sekeras-kerasnya.
"Thalia lo kudu kuat, kudu kebal ngadepin mereka. Lagian juga mau home schooling, SEMNAGATT THAL" Ucap Thalia menyemangati diri sendiri, sambil tersenyum miris.
****
Pulang sekolah.
Sebelum pulang ke rumah, Thalia berencana untuk nongkrong di cafe depan sekolah. Tak lupa dia memberi kabar kepada suaminya kalau ia akan pulang terlambat.
Thalia memesan ice Americano, dan duduk di dekat jendela sendirian. Dengan bersenandung kecil tiba tiba ada satu cewe dengan seragam yang sama dengan Thalia.
"Lo Thalia kan?"
Thalia menengok ke asal suara dan tersenyum kikuk "ehh iyaa"
"Halo, gue Nova anak baru di sekolah lo, gue boleh duduk?" Anak baru itu menjulurkan tangan ke Thalia.
"Iyaa silahkan, gue Thalia" Thalia membalas uluran tangan Nova dan tersenyum tipis sangat tipis.
Melihat wajah ketakutan Thalia, Nova pun angkat bicara "Gue tau berita tentang lo Thal, gue disini berniat baik kok, gue mau ngajak lo temenan gaada niat jahat. Menurut gue masalah lo itu bukan masalah yang besar, pasti dibalik masalah lo itu pasti ada alasan yang jelas kan, cuma orang orang aja yang salah paham dan sok tau, bisanya cuma nyalahin doang" Nova menatap Thalia dengan lembut.
"Mereka berhak nyalahin gue Nov, gue emang bukan cewek baik baik" Thalia diam memikirkan takdir yang membuat dia menikah muda, kalau dipikir-pikir dia seperti menjual diri demi masa depan dia dan kakaknya terjamin.
"It's okay, itu bukan masalah kan. Semua orang ada privasi masing masing-masing. Emm... Thal, lo mau kan jadi sahabat gue?" Nova menunduk terdiam.
Thalia specless, hatinya sangat senang, setelah sekian lama dia gaada teman, akhirnya ada yang mengajaknya berteman "GUE MAU BANGET NOV" Thalia berdiri dan langsung memeluk Nova.
Nova tertawa senang melihat wajah Thalia yang berseri seri. Sebenarnya dari kemarin dia memperhatikan gerak-gerik Thalia, dari yang dibenci oleh sahabat sendiri, sampai dibully kakak kelas dan mantan sahabat.
Pukul 19.00
Thalia dan Nova yang asik ngobrol di cafe tak terasa sudah memasuki waktu magrib.
"Nov, udah magrib gue kudu buru buru pulang" Thalia panik melihat jam dan buru buru membereskan barang di meja.
"Ehh iya, btw gue juga mau ngasi undangan ulang tahun gue besok hari rabu" Nova menyerahkan surat undangan kepada Thalia.
"Makasihh, gue duluan ya Nov, babaii"
Thalia berlari keluar cafe mencari taxi untuk pulang. Takutnya kalau ibu mertua marah karena pulang sore.
****
Didepan pintu mansion Thalia deg-degan, antara hidup dan mati. Ya walaupun sudah biasa terkena omelan ibu mertua tapi tetap saja malas untuk meladeni.
Cklekk
"Duhh tuan putri seenaknya ya pulang malem malem begini, mana masi pake seragam sekolah berani beraninya keluyuran" entah datangnya dari mana, tiba tiba saja Nenek lampir sudah di ruang tamu menunggumu kedatangan Thalia.
Thalia menyalimi tangan ibu mertua dengan sopan "maaf mah, tadi Thalia mampir ke cafe depan sekolah"
"Ohh nongkrong ya, kenapa ga nongkrong di club sekalian" Mama Anin menyilangkan tangan dengan muka garang.
Thalia berdecih "Dih , aku bukan jalang ye sori" Thalia melambaikan tangan dan kabur ke kamarnya.
"HEH DASAR MANUSIA GATAU DIRI, AWAS KAMU YA!!" Mama Anin berteriak marah melihat Thalia yang semena-mena.
Didalam kamar Thalia bertemu dengan Dion yang duduk bersandar di kasur.
"Kenapa pulang malem" tanya Dion ketus.
"Ehh om maaf, tadi Thalia ketemu temen baru jadi lupa waktu" dalam hati Thalia merutuki dirinya sendiri, mending diomelin mama mertua daripada suami marah.
Dion berdiri didepan Thalia yang menunduk takut "Saya bukannya nglarang kamu main, tapi setidaknya jangan lupa waktu. Saya takut kamu kenapa kenapa"
"Maafin Thal..." Sebelum Thalia menyelesaikan ucapannya, Dion sudah dulu mencium bibir Thalia.
"Enghh..." Tangan Dion mulai merayap ke payudara Thalia.
"Saya mau kamu..."
Dion mengangkat tubuh Thalia menuju kasur, dan terjadilah peristiwa membuat dede.
*****
KSSJSJSJJSJS. GA JELAS BANGET CERITA HARI INI, MAAFIN author ya sayang.
Secepatnya up lagi.
Jangan lupa klik ⭐ biar author semangat ngetik.
Stay tune ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH (KONTRAK)✅ On Going
General Fiction"Jadi kamu hamil?" Tanya Wanita paruh baya kepada gadis belia yang terduduk di ranjang rumah sakit. "ASTAGA, engga mah percaya sama aku, aku cuma masuk angin biasa kok. Muntah muntah kok dibilang hamil, aneh banget" Padahal dokter di rumah sakit sud...