Pukul 04.30
Pagi hari tlah tiba, Thalia yang asalnya emang tidurnya ngga nyenyak akhirnya beranjak dari sofa, mendudukan diri.
Perutnya perih udah biasa maaghnya kambuh, badannya meriang, kepalanya pusing banget.
"Aasshh..." Badannya lemas, dia ingin mandi, tapi tak kuat berdiri.
Biasanya Thalia sakit tuh karena stress, mau ujian aja Thalia kudu sakit dulu karna stress. Apalagi ini, menjalani hidup di neraka.
"Ayolah Thal, lo kuat! Jangan lemah begini dong!" Lirih Thalia menyemangati diri sendiri.
"Sakit banget kepala gue" Thalia memijit keningnya.
Melihat ada air minum di nakas ia terpaksa meminumnya, tenggorokannya kering, sangat butuh minum, bodo amat itu milik Dion.
"Mandi pake air anget aja deh" dia menyiapkan seragam dan beranjak mandi.
Pukul 06.00 Thalia sudah berada di depan mansion hendak berjalan ke sekolah, engga pamitan sama orang rumah. Duit ngga ada sepeser pun, 100 rupiah aja ngga ada.
Dengan kondisi yang tidak fit, Thalia menguatkan diri untuk berjalan. Ngga mungkin kan dia minta jemput kedua temannya itu, secara dia tidak tinggal di rumah yang dulu bersama Rafli.
"Huhhh ayo semangattt" berkali kali Thalia duduk di trotoar untuk mengistirahatkan diri. Dia tadi tak sempat mengambil air minum untuk bekal karena di dapur ada nenek lampir.
Pukul 07.10
Thalia sudah berada di depan gerbang, memang gerbangnya tidak tertutup tapi dijaga oleh guru piket ter killer khusus hari senin.
"Kenapa kamu terlambat?! Ngga cukup hari minggu buat tidur selama mungkin hah! Sekarang berdiri di sebelah tiang bendera disebelah pemimpin upacara!! Hanya kamu satu satunya yang terlambat!"
Sial sekari hari ini. Tadi di jalan ada acara keseleo, jalannya pincang sekarang kakinya udah bengkak. Keringat pun mengucur, padahal aslinya dia kedinginan, sweater pun tak cukup untuk mengurangi kedinginannya.
"Ehhh pak jangan di tengah lapangan juga dong. Maafin saya ya pak, cuma sekali ini doang kok. Tadi pagi saya disuruh mandiin kucing garong mamah saya dulu pak" Thalia berusaha membujuk pak Burhan biar diampuni kesalahan nya.
"Ngga ada maaf buat anak bandel kaya kamu!" Pak Burhan menarik tangan Thalia untuk berdiri di tengah lapangan, Thalia terpaksa mengikuti dengan langkah terseok-seok.
"INI ADALAH CONTOH ANAK YANG TIDAK TAHU DIRI. SUDAH DIBERI BIAYA UNTUK SEKOLAH OLEH ORANG TUANYA, EH MALAH MALES MALESAN BUAT BERANGKAT KE SEKOLAH, PAKAI JAKET JUGA DILEPAS DI DEPAN SEKOLAH, JANGAN DIPAKE DALEM SEKOLAH. LAIN KALI JANGAN ADA YANG TERLAMBAT SEPERTI DIA" Suara microfone menggelegar diseluruh lapangan upacara.
Deg
Thalia tersenyum sinis mendengar kalimat 'diberi biaya oleh orang tuanya' wong orang tuanya aja udah meninggal kok.
Semua teman sekolah hampir mengenal Thalia. Mereka mengerti Thalia bukan tipe orang yang suka terlambat atau males malesan berangkat sekolah. Lula dan Manda juga merasa ada yang aneh dengan Thalia, kakinya berjalan tidak biasa, mukanya pucat.
"Kenapa panas banget sih, Kepala gue pusing, ini hidung juga kaya keluar ingus"
"KEPADA PEMBINA UPACARA, HORMAT.... GRAK!"
BRUK
"THALIA!!!"
THALIA PINGSAN DONG MIMISAN LAGI!
#####
HALO GUYS, MAAFIN KALO ALAY🤣 TAPI SEMOGA KALIAN TERSENTUH YA SAMA APA YANG DIALAMI THALIA.
Jangan lupa klik ⭐ dan kalau ada yang mau request alur bisa tulis di komentar 💬
Terimakasih 😚
1 Juni 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH (KONTRAK)✅ On Going
Aktuelle Literatur"Jadi kamu hamil?" Tanya Wanita paruh baya kepada gadis belia yang terduduk di ranjang rumah sakit. "ASTAGA, engga mah percaya sama aku, aku cuma masuk angin biasa kok. Muntah muntah kok dibilang hamil, aneh banget" Padahal dokter di rumah sakit sud...