Brukk
Dion kaget mendengar suara orang jatuh, segera membuka pintu, dan kaget melihat Thalia yang pucat pasi dengan darah mengalir di hidungnya.
"Mah....!!!! Pahh...!!!Pak Tono...!!! Woi!!!! Tolongg!!!" Dion panik, memanggil semua isi rumah.
"Kenapa Yon" papa Tomi, pak Tono dan Mama Anin datang tergopoh-gopoh mendengar teriakan nyaring Dion.
"Thalia pingsan. Pak Tono siapin mobil, kita ke rumah sakit sekarang!" Ucap Dion dengan tegas karna panik.
Mama Anin membuka suara "Alah paling itu cuma akal akalan dia doang, dasarnya suka caper sih"
"Shutt.... Ma, gaboleh gitu. Dion kamu langsung ke mobil, Papa ambilin peralatan buat Thalia nanti Papa nyusul sama Mama" ucap Papa Tomi menengahi, Mama Anin terlihat bete.
"Makasih Pa" Dion langsung mengangkat tubuh Thalia menuju mobil.
****
Pagi hari tiba.
"Enghh..."
Thalia membuka matanya, melihat sekeliling yang terlihat asing, di tangannya juga sudah terpasang infusan. Di samping kanan ada Dion yang menatap Thalia datar.
"Kak... Kok Thalia bisa ada disini" ucap Thalia lemas.
"Bisa mikir sendiri kan? Apa akibat dari kejadian semalam"
Thalia bingung, kenapa si om Dion mendadak jadi galak.
"5 menit lagi saya ke kantor, kamu Mama yang jaga" Dion berdiri mengambil air minum untuk Thalia.
"Om.... Maafin Thalia"
Melihat wajah memelas Thalia, Dion luluh sedikit. "Eum... Iya"
Cklekk
"Dion sayang.... Ini Mama bawain makanan buat kamu di kantor" Mama Anin masuk membawa paperbag coklat dan diberikan kepada Dion.
"Iya Ma makasih, Dion berangkat sekarang ya" Dion salim ke Mama Anin tanpa pamit ke Thalia.
Thalia yang melihat adegan itu merasa hatinya teriris, keberadaannya tidak dipedulikan. Huft... Sudah biasa.
Tubuh Thalia terasa lemas, perutnya kram dan mual.
"Cihh... Manja banget minta dibawa ke rumah sakit segala" Mama Anin berdecih syirik.
Thalia melirik "Thalia ga minta dibawa ke rumah sakit kok Ma, bangun bangun aja udah disini, kalo Thalia tau mau dibawa ke RS mending Thalia kabur"
Semakin lama mualnya tidak bisa ditahan, Thalia dengan terpaksa berdiri dan jalan tertatih memegang infus menuju kamar mandi. Dih tidak sudi dia meminta bantuan kepada Mama Anin.
"Mau kemana kamu! Udah diem aja disitu masi sakit juga mau kelayapan"
Tanpa mendengarkan perkataan Mama Anin, Thalia tetap berusaha jalan menuju kamar mandi.
"Huekkk... Huekkkk"
Rasanya sangat mual, tapi tidak ada yang akan dikeluarkan, kepalanya terasa berat.
"Huek.... Hikss.... Sakit" tangan Thalia memegang perutnya erat-erat, perutnya melilit. Badan Thalia luruh ke lantai kamar mandi.
"Buruan berdiri, dicariin suster tuh suruh sarapan" Mama Anin hadir dengan berkacak pinggang, garang sekali.
"Ehh... Iyaa" Thalia berdiri, berusaha kuat lah.
Suster yang melihat kedatangan Thalia pun membantu Thalia berjalan.
"Mba Thalia itu sarapannya dimakan, sudah ada obatnya juga" ucap suster itu ramah.
"Makasih sus" Thalia tersenyum manis.
"Jadi kamu hamil?" Tanya Mama Anin kepada Thalia yang terduduk di ranjang rumah sakit.
"Hah? Engga, aku cuma muntah muntah doang" jawab Thalia dengan wajah cengo.
"Iya, muntah muntah itu tanda orang hamil"
"ASTAGA, engga mah percaya sama aku, aku cuma mual biasa aja. Muntah muntah kok dibilang hamil, aneh banget" Padahal dokter di rumah sakit sudah memberi jawaban atas muntah muntah gadis kecil itu, bahwa dia HAMIL.
Flashback on
Keempat orang itu duduk diruang tunggu IGD, Dion dengan wajah panik sedari tadi mondar mandir. Hatinya tidak tenang.
Tak lama dokter pun keluar dari ruangan, semua orang kecuali Mama Anin langsung berdiri.
"Gimana keadaan Thalia dok?" Tanya Dion dengan nada panik.
"Sebelumnya maaf, salah satu janin Thalia tidak bisa terselamatkan" Ucap dokter laki itu.
Semua orang disana tercengang.
"J-jadi, Thalia hamil?" Tanya Dion terbata-bata.
"Iya, kandungan Thalia berusia 4 minggu, terdapat dua janin sayangnya salah satu janinnya gugur karena alkohol yang dia konsumsi"
"HAH?!!"
Flashback off
"Ohh syukurlah kalau kamu ngga hamil, kamu inget kan perjanjian kita dulu, JANGAN SAMPAI KAMU HAMIL MAU ITU DISENGAJA ATAU TIDAK" Mama Anin berucap tegas.
"Yaudah si, Thalia juga ga hamil" tanpa menghabiskan makanan Thalia langsung berbaring di kasur rumah sakit, dan menutup matanya, males ngeladenin mertua galaknya itu.
"Cih, siap siap aja dapet surat cerai dari Dion" sinis Mama Anin dan keluar dari kamar Thalia.
Thalia masi mendengar perkataan Mama Anin. Dia berfikir bisa jadi dia hamil, udah lama dia tidak datang bulan.
T-tapi, perjanjian itu?
****
Wahh kira-kira pernjanjian apa ya?
Tunggu di next part gaiss.
Semoga kalian sukaa♥️
Jangan lupa klik ⭐ biar author semangat ngetik.
Stay tune ♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH (KONTRAK)✅ On Going
General Fiction"Jadi kamu hamil?" Tanya Wanita paruh baya kepada gadis belia yang terduduk di ranjang rumah sakit. "ASTAGA, engga mah percaya sama aku, aku cuma masuk angin biasa kok. Muntah muntah kok dibilang hamil, aneh banget" Padahal dokter di rumah sakit sud...