Ramainya pikiran dua orang tidak kalah dari ramainya pasar malam. Saat ini Elvano mengajak jalan Aleena pergi mengunjungi pasar malam yang ada di kotanya. Suara riuh terdengar di indera pendengaran kedua manusia itu, tapi dari keduanya tidak ada satupun yang memulai percakapan. Mereka berjalan tak tentu arah, hanya mengelilingi pasar malam yang terbilang sangat luas itu. Banyak lampu kerlap-kerlip yang terpasang. Wahan-wahana yang ada sayang sekali untuk dilewatkan.
"Stop deh!" seru Aleena.
Mendengar intuksi dari Aleena, Elvano langsung menghentikan langkahnya dan menatap Aleena.
"Kak El. kita dari tadi udah jalan muterin ini pasar hampir tiga kali."
Elvano mangut-mangut mendengar ucapan Aleena, dia masih menunggu kelanjutan yang akan Aleena katakan.
"Kak El. nggak ada niatan gitu naik salah satu wahana atau sekadar makan di sini?" tanya Aleena. Perasaannya kini campur aduk, ia sudah mau diajak pergi ke pasar malam, akan tetapi dari tadi yang mereka lakukan hanya berjalan mengelilingi pasar. "Sebenarnya apa sih yang dia cari sampe harus muter tiga kali?"
Aleena melipat tangannya di depan dada, saat ini ia sangat kesal dengan tingkah laku kakak kelasnya itu. Niat Aleena hanya ingin menerima kehadiran Elvano dalam hidupnya, karena akhir-akhir ini Elvano sering mengusik hidup dan pikirannya. Entah sejak kapan itu semua terjadi, yang pasti waktu yang membawa mereka berdua dalam situasi itu.
"Nggak," jawab Elvano, "kan tadi sebelum berangkat gue bilangnya jalan-jalan di pasar malam, bukan naik wahana atau makan di pasar malam."
Saat ini Aleena hanya ingin mencakar muka ganteng Elvano. "Sabar Al, sabar," geram Aleena. Jika saja ia tidak mempunya stok kesabaran, mungkin saat ini wajan Elvano sudah tidak berbentuk akibat cakaran Aleena.
"Terus lo mau apa?" tanya Elvano. Netra cowok itu tidak lepas memandang gadis di hadapannya.
"Naik bianglala yuk," pinta Aleena. Bibir cewek itu tertarik, tersenyum dengan mata penuh kebahagiaan setelah mendapat anggukan dari cowok di depannya.
Keduanya sama-sama diam, menikmati angin malam yang menerpa wajah mereka berdua. Kini keduanya tengah sibuk dengan pikirannya yang seolah berjalan kesana kemari. Degupan jantung Aleena selalu memompa dengan cepat tatkala matanya bertabrakan dengan iris mata cowok yang duduk di sampingnya. Cowok yang akhir-akhir ini menyebabkan jatungnya berdegup tidak stabil
"Untung aja suara detak jantung itu nggak sekeras suara cempreng Nesya, kan ribet urusannya kalau kak Elvano denger."
Bianglala yang mereka tumpangi sudah berhenti, semua pengunjung mulain bergantian menaiki bianglala. Kembali lagi Elvano mengajak Aleena berjalan mengelilingi pasar malam seperti orang kurang kerjaan.
"Nyari apa sampe harus muter keliling pasar empat kali?" Mata Aleena menatap sekitar dan tidak menemukan apa yang tengah cowok itu cari.
"Woy, Bro! udah dari tadi lo?" tanya Gavin dari arah yang berlawanan dan dibalas senyuman oleh Elvano.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEENA
Teen FictionIni hanya sebuah kata-kata, mengungkapkan rasanya dikecewakan. Tentang seorang gadis SMA, yang tidak percaya dengan cinta. Hal ini disebabkan karena ia memiliki trauma yang pernah ia hadapi. Trauma ini salah satunya berasal dari orang yang paling...