20. Heart Attack

33 8 0
                                    

"Ngapain lo bawa gue ke rumah lo?" tanya Aleena, "mau nyulik gue ya lo?"

"Nggak lah gila," kata Elvano.

"Terus mau apa?"

"Anak kecil nggak usah banyak tanya, ayo ikut gue lo pasti suka," kata Elvano.

Aleena berjalan di belakang Elvano, ia mengikuti arah ke mana Elvano pergi. Aleena menyapu isi rumah Elvano yang terlihat sepi, ia mulai takut berada di rumah Elvano. Mereka berdua berjalan menyusuri rumah milik Elvano, kemudian menaiki tangga menuju atap rumah.

"Ck." Aleena menghentikan langkahnya memperhatikan keadaan sekitar. Ia berdecak kesal, bisa-bisanya ia diajak naik ke atas rumah Elavno.

Elvano yang sudah duduk di atas genting rumah menatap gadis yang masih berdiri di ambang pintu atas rumahnya.

"Ngapain lo malah bengong di situ?" tanya Elvano.

"Kak. Ngapain sih lo ngajak gue naik ke atas genting segala, jatuh tau rasa!"

"Brisik! Cepet sini." Tangan Elvano mulai melambai-lambai tanda menyuruh Aleena agar segera mendekat. Mau tidak mau Aleena berjalan dengan hati-hati ke arah di mana Elvano sedang duduk.

Aleena memposisikan dirinya duduk di sebalah Elvano. "Kak. Ngapain coba duduk di sini?" tanya Aleena.

"Lagi pengin," jawab Elvano tanpa menatap Aleena.

"Terus ngapain ngajak gue, kan bisa ke sini sendiri, orang di rumah sendiri!" omel Aleena.

"Sama lo," jawab Elvano dengan menatap Aleena.

"Maksudnya?" Aleena mengarahkan pandangannya ke arah di mana Elvano duduk. Jarak duduk Aleena dan Elvano lumayan jauh. Jantung Aleena mulai berdegup kencang setelah mendengar ucapan yang keluar dari mulut Elvano.

"Lagi pengin sama lo," terang Elvano dengan masih setia menatap Aleena.

"Nggak usah mulai deh." Aleena mencoba tetap tenang dengan mengalihkan pandangannya, ke mana saja asal tidak melihat wajah Elvano. Entah mengapa Aleena merasakan oksigen di sekitar perlahan mulai hilang saat Elvano menatapnya dengan lembut.

"Lo baper sama gue?" tanya Elvano setelah melihat tingkah Aleena yang seakan menghindari tatapannya.

"Nggak!" jawab Aleena cepat.

"Nggak ya?" tanya Elvano, "kalau baper beneran sih gue nggak papa."

Aleena mengernyitkan dahinya dan menolehkan wajahnya menghadap Elvano. "Nggak papa gimana?" tanya Aleena heran dengan ucapan Elvano.

Entah memang iya atau hanya kebetulan saja, Elvano kini berubah menjadi sosok yang lembut, tidak seperti biasanya yang selalu memasang muka sok datarnya.

"Gue akan tanggung jawab, kalau lo baper."

"Oh, makasih. Tapi gue nggak baper."

"Belum aja," kata Elvano.

Aleena menatap Elvano heran. Kini keduanya saling diam, tidak tau akan membahas apa lagi. Aleena sibuk dengan perasaannya, entah perasaan dari mana, sejak tadi ia duduk di sebelah Elvano ia merasakan jantungnya berdegup sangat cepat. Aleena sejujurnya salah tingkah ditatap seperti itu oleh Elvano.

"Ada apa dengan gue?" batin Aleena.

Aleena duduk dengan menekuk lutut, kemudian ia meletakkan kepalanya di atas lutut lantas memjamkan matanya. Ia tidak memperdulikan Elvano yang kini malah asyik dengan gawai di tangannya. "Kalau mau main hp, ngapain tadi ajak gue segala, dasar cowok," gumam Aleena.

ALEENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang