13.1 Louise: Tangan Kanan

30 5 3
                                    

Itu tidak pernah lebih baik dari sebuah perang. Konflik internal pada dasarnya adalah perang melawan saudara sendiri. Menumpahkan darah di atas tanah tempat mereka biasa saling bersulang selepas seharian membajak ladang. Dirimu akan lupa sebagian waktu yang pernah kamu anggap berharga itu. Atas nama harta dan harga diri.

"Tuhan bersama kita! Adipati Couldran O-Tridas III! Kami di sini menuntut kebenaran yang anda tutupi!"

Bersama sahutan itu, di balik parit istana yang membentang sepanjang dinding tinggi rumah sang tuan tanah. Ratusan orang menggemakan suara mereka atas dasar bukti korup dari tuan tanah yang selama ini mereka layani.

Para prajurit kota yang berzirah lengkap sekali pun tidak sanggup menahan kerumunan massa penuh amarah dengan garpu lahan dan celurit mereka. Sebagian tahu, siapa dan siapa yang harus dibela. Hanya saja, sebagai kesatria yang sumpahnya telah diangkat atas nama kitab oleh sang tuan tanah Tridas, sekali pun mereka tidak bisa melawan begitu saja. Aku paham akan itu. Sebagai mantan pejuang garis depan.

Hati dan tindakan harus lah dipisah. Karena itu sekali pun demi melindungi apa yang kamu percayai dengan pedang berlumuran darah. Sehingga, siapapun yang kamu tebas itu tidak akan mati atas dasar amarah belaka. Namun, dengan harga diri dan penuh hormat.

Itu pun yang kamu rasakan kan? Adipati muda Tridas, tuan tuan Couldran O-Tridas III. Tentunya tidak semua yang dirimu lakukan adalah kehendak pribadimu belaka sebagai seorang tertinggi di atas tirani. Ada pula mereka yang mendorongmu ke jurang sehingga dirimu di sana, di balik gerbang istana yang terbuka perlahan. Tidak lagi nampak menghadap lurus ke depan, selayaknya yang orang-orang katakan tentangmu. Melainkan menunduk, menahan malu.

Meski begitu sungguh, hormatku pada dirimu. Yang rela menghadapi kami yang disulut api amarah ini. Seorang diri, meski dengan wajah seperti itu.

"Hamba sekalian hadir atas bukti penyalahgunaan otoritas anda sebagai tuan tanah dari Tridas. Hamba ucapkan terima kasih hamba dan hormat hamba atas anda yang rela turun atas niat baik anda sendiri." Obara yang berada di baris paling depan menghadap langsung kepada tuan Couldran.

Seorang manusia yang tingginya hanya sedikit di bawahku dengan Ogre tua bertubuh kekar yang hampir menyamai dua kali tingginya itu. Wajar jika tuan Couldran begitu takut. Akan tetapi, sedikit pun itu tidak nampak padanya.

Anggukan ia beri, lalu kedua tangan ia serahkan. "Pula, suatu kehormatan untuk menyerahkan diri kembali ke jalan Tuhan. Tolong, bimbing aku dan bawahan aku kembali dengan hukuman dunia yang selayak-layaknya."

Suara teriakan seseorang memecah sunyi di antara mereka. Menarik-narik dirinya sendiri ke parit yang dialiri air cukup dalam, seorang Khii'tar bertubuh subur mencoba melepaskan diri dari cengkraman dua orang prajurit. "Lepaskan! Apa yang kalian lakukan?! Kuborath! Neville! Beraninya kalian mengkhianati atasan kalian!" Teriaknya geram dan amat memaksa.

Couldran melihat itu lewat begitu saja. Mengambil pandang, namun kosong seakan tidak ada apa-apa di sana. Khii'tar yang nampak frustasi itu semakin dibuat geram atas tatapannnya itu. Linangan tangis turun. Raut kaku dari buaya itu pun perlahan menunjukkan ekspresi yang lebih kompleks.

"Couldran! Perintah mereka! Seperti selama ini aku ajarkan padamu! Ini pun demi Tridas! Demi tanah ini! Demi Tuhan! Apa dirimu abai akan kata-kataku ini?! Yang telah membesarkanmu sampai ke puncak?!"

Namun, sang tuan tanah tetap memalingkan perhatiannya. Abai, atau mungkin menyesal dalam benak. Berusaha untuk hirau dengan lonjakan emosi yang ada. Menjaga citra adipatinya hingga akhir. Di saat yang bersamaan, mungkin dirinya pun pura-pura lupa dengan kebodohannya sendiri selama beberapa tahun terakhir.

Pada akhirnya, ia bersama bawahannya pun dibawa ke persidangan dan diadili atas bukti-bukti yang ada. Couldran tidak menyangkal sedikit pun, hanya Khii'tar itu dan beberapa orang lainnya yang terus menyangkal dan mengutukku yang duduk di bangku penuntut.

Land of PromisingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang