• Tahun ke-21 Raja Pietro, Bulan Tanam II, Kholes. Kota Tridas.
___"Louise!" sahut seseorang dari jauh.
Gereja baru saja bubar selepas do'a pagi, dan seorang manusia lelaki dewasa hadir tepat setelahnya. Ketika Louise memberi salam perpisahan pada mereka yang hadir pagi itu.
"Tuan Garrick?" terlepas dari kelalaian pria itu yang tidak hadir kala bel pagi memanggil, Louise tetap memanggilnya dengan honorifik yang tinggi.
"Semakin dekat dengan Tuhan rupanya? Ogre tua itu nampaknya banyak memberi pengaruhnya padamu ya?"
"Kamu sendiri berkata seperti itu di saat yang paling tidak bagus. Beruntung dirimu, Obara sedang tidak di sini hingga siang nanti."
"Baguslah." dia pun duduk di salah satu kursi panjang. "Dengan begitu, leherku selamat hingga keberangkatanmu nanti."
"Jadi dirimu kemari hanya untuk mengungkit itu? Aku yakin, untuk dirimu selaku adipati baru Tridas, kepergian seorang sepertiku bukanlah sesuatu yang cukup besar untuk dihadiri."
"Tepat sekali!" serunya dengan cukup lancang, "Itu sebabnya aku kemari, di saat ini. Ada beberapa hal di dermaga yang ingin aku usaikan siang nanti. Hingga malam menjemput, aku khawatir istriku sekali pun akan sulit kujumpai."
"Ironis..." pintu gereja pintu ia tutup sebagian. "Obara cukup keras kepala untuk memberiku 'bekal' untuk perjalananku nanti ke Nas Imperium. Selain sapaan itu, apa mungkin dirimu pun..." Louise memastikan apa yang ada dalam benaknya dengan melirik ke arah si tuan tanah baru itu.
Didapati raut senyum yang bercampur berbagai makna pada wajah Garrick. Pertanyaannya pun terjawab sudah.
"Ya, pun aku sudah membicarakannya dengan Obara. Tapi, ini sesuatu yang agak mendadak."
"Mendadak?"
Pagi itu, aroma anggur sudah tercium. Dari botol kantung yang dibawa Garrick, dirinya menenggak minuman laknat itu di dalam bangunan yang seharusnya dianggap suci. Louise di sana pun hanya bisa menjaga sabarnya dengan menolehkan wajah akan tindakan kurang ajar itu. Hanya bisa memaklumi, tanpa sanggup menegur.
"Kamu tahu soal percampuran darah?" garrick pun melempar tanya seraya menutup kembali botol minumnya.
"Kenapa tiba-tiba mengungkit isu seberat itu?"
"Hanya bertanya. Tidak banyak orang yang berani membuka soal itu di depan umum mengingat betapa tabunya hal itu. Terlepas dari fakta bahwa para skolar sendiri mendukung akan kemungkinan adanya hal seperti itu."
Louise pun duduk di kursi panjang yang berseberangan dengan kursi Garrick duduki. Tidak menjawab atau pun merespon, hanya mendengarkan apa yang hendak sang tuan tanah sampaikan.
"Di antara kelima ras, yang benar-benar dapat berkembang biak inter-ras secara lazim hanyalah N'asman, N'asmar, dan Odar. Khii'dar dan Khii'tar memiliki ciri yang terlalu absurd bagi ketiga ras lain, sehingga dugaan sementara mereka tidak akan menghasilkan keturunan yang lazim bila pun lahir. Dan di antara itu semua, persilangan antara sesama N'as adalah yang paling lazim."
KAMU SEDANG MEMBACA
Land of Promising
FantasyPernah kah kamu mendengar puisi di kala perang? Ketika darah bersimbah dan prajurit menari-nari atas kemenangannya, lalu menyanyikan himne tentang tanah yang menjanjikan. Yang mati akan dibiarkan termakan oleh gagak dan yang selamat akan dibawa bers...