Chapter 16. Special Chapter

2.9K 265 84
                                    

Hari ini adalah hari yang istimewa.

Walaupun terlalu banyak yang terjadi sejak pagi hari yang mana tidak mampu Bagas proses dengan baik- dari Alfan yang membangunkannya bahkan saat matahari belum muncul lalu menuntunnya untuk berpakaian rapi hingga mengejutkannya dengan terparkirnya sebuah Porsche berwarna hitam doff di tempat parkir apartment mewah itu dan membawanya bersama dengan mobil baru itu menuju sebuah tempat luas yang terparkir sebuah pesawat pribadi- semua itu sungguh berlebihan.

Sekarang Bagas tengah duduk di salah satu kursi mewah di dalam pesawat pribadi milik Alfan, tentu saja. Walau di dalam hatinya terbesit sebuah pertanyaan akan kemana perginya Range Rover kesayangan milik sosok itu. Ini adalah kali pertama bagi Bagas untuk melihat Porsche hitam itu. Mobil yang tidak kalah mahal dan mewah.

Bagas menatap Alfan di sampingnya. Sosok itu tersenyum lebar padanya dan mengangkat tangan kanannya untuk membelai Bagas pada hamparan pipi kirinya. Bagas tahu bahwa Alfan itu memiliki harta dan kekuasaan yang melimpah, tapi ini semua hanya melebihi pemikirannya.

Namun di samping semua itu, seperti yang Bagas bilang sebelumnya bahwa hari ini adalah hari yang istimewa. Walaupun Alfan sama sekali tidak memberi tahu akan tujuan kemana mereka pergi, sosok itu hanya berkata bahwa telah mengantongi izin dari Ayah Bagas sebelum mereka pergi. Alfan memang sangat sibuk jadi Bagas sudah bersyukur ketika mereka mampu menghabiskan waktu hanya di apartment saja. Ini adalah perjalanan pertama mereka setelah sekian lama sejak Alfan membawanya pergi ke hutan pinus yang terdapat rumah pohon di sana.

Belakangan Bagas mengetahui bahwa tempat itu adalah tempat yang sering Alfan kunjungi bersama Kakaknya saat mereka kecil dulu. Tempat yang mengandung banyak kenangan indah dan Bagas merasa bahagia karena Alfan mengajaknya ke tempat itu. Alfan berjanji akan mengajak Bagas untuk kembali ke sana lain waktu.

Bagas membalas senyuman itu dengan senyuman terbaiknya. Ia tidak bisa menggambarkan akan rasa terima kasih dan rasa syukurnya saat memiliki seorang Alfan Prasetya dalam hidupnya.

Ia tahu sekali bahwa sosok itu super sibuk tapi dalam kesibukannya sekalipun, Alfan tetap dan selalu mementingkan Bagas terlebih dahulu.

Alfan adalah tipe seseorang yang akan berusaha untuk membuat pasangannya merasa nyaman saat berada di sisinya. Alfan juga tipe seseorang yang akan membuat pasangannya agar tidak mengalami kekurangan suatu hal apapun. Semua itu membuat Bagas menjadi tidak bisa merasa lebih bahagia lagi. Walaupun terdapat rasa cemburu saat membayangkan bahwa Alfan telah melakukan semua itu pada pasangannya terdahulu.

Alfan hanya sosok yang sempurna. Orang-orang tidak akan menemukan cela pada sosok itu. Pun itu terjadi pada Bagas jika ia tidak mengenal dan tinggal bersama sosok itu dalam waktu lama.

Butuh waktu bagi Bagas untuk mengenal sosok Alfan. Bahkan hingga saat ini, ada beberapa hal ataupun bagian dari Alfan yang tidak Bagas kenali atau mengerti atau belum membuatnya terbiasa. Alfan adalah sosok yang tidak jarang membuatnya terkejut dengan tingkah lakunya. Bukan berarti itu adalah hal buruk. Justru itu menjadi hal baru bagi Bagas dan membuatnya merasa excited untuk mempelajari.

Bagas tersenyum semakin lebar saat Alfan menggenggam tangan kirinya. Bagas melirik pada dua tangan yang terkait itu dan ia bisa melihat jelas pada sebuah benda yang melingkar pada jari manisnya.

Yeah, itu adalah sebuah cincin.

Sebuah cincin emas yang terlihat berkilau dan begitu indah saat terkena cahaya matahari pagi dari luar jendela pesawat. Alfan memberikan benda itu padanya satu bulan yang lalu. Cincin yang terlihat biasa saja saat kau melihatnya sekilas. Benda itu hanya dihiasi oleh sebuah berlian mungil yang tertanam pada badan cincin; yang bahkan tidak akan terlihat dari kejauhan.

When Love Happens Pt. 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang