12| KEHILANGAN

101 60 60
                                    

Seorang lelaki itu tak henti-hentinya menggengam tangannya, mengecupnya lalu tak lupa ia selalu memanjatkan doa.

Wanita itu tertidur sangat pulas, hingga ia tak tau apa arti sebuah kehidupan selama beberapa tahun terakhir ini.

Tak lama setelah bercakap-cakap dengan salah satu perawat disana, lelaki itu keluar dari ruangan yang bisa di bilang 'telah menjadi rumah keduanya'.

Baru saja akan menuju tempat mobilnya terparkir, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Tak menunggu waktu lama, lelaki itu berlari menembus derasnya hujan menuju mobil avanza nya yang masih terparkir disana.

***

Hari ini hujan turun begitu deras pagi ini, sepulang sekolah Anna memilih untuk menunggu hujan sedikit reda di halte bus tak jauh dari parkiran, lalu segera pulang dengan sepeda motornya yang masih setia terparkir disana.

Hari ini seluruh guru rapat untuk membahas kegiatan persami pekan depan, untuk itu sekolah selesai lebih awal hari ini.

Anna mengotak-atik ponselnya menatapi riwayat chatnya dengan Arsa dua hari yang lalu. Sampai hari ini pun Anna belum menemukan sosok yang selama ini ia rindukan.

Ralat!

Sosok yang selama ini ia harapkan untuk kembali.

Anna ingin sekali cepat sampai rumah, Papanya siang ini pulang dari Swiss. Anna begitu bahagia sekali, ia sangat merindukan Papanya.

Ddrrrrttttt....

Ponsel Anna bergetar menampilkan nama Bi Nina disana.

"Halo bi"

"Hikss... hikss...hikss" bukan sapaan dari Bi Nina yang Anna dengar, melainkan isak tangis dan sesegukan yang tentu saja membuat Anna semakin gelisah.

"Halo Bi, Bibi kenapa?"

"Non dimana sekarang? Bibi minta non pulang sekarang" ucap Bi Nina semakin sesak menahan isak tangisnya.

"Masih di sekolah Bi, hujan. Bibi kenapa? Cerita sama Anna"

"Non pulang sekarang. Tuan non, hikss.. Tuan... " Bi Nina tak kuasa menahan air matanya

"PAPA KENAPA BI? BILANG SAMA ANNA!" Anna terpelonjat khawatir kala papanya disebut, mata bulatnya kini di penuhi air mata yang kian ditahan untuk tidak keluar.

"Non sabar ya.. hikss... Tuan ke-celakaan" ucapnya ragu.

"Hah? Sekarang gimana keadaan papa? Baik-baik aja kan Bi?" ucap Anna khawatir.

"Tu--tuan mening-gal Non."

Sambungan telepon itu di tutup sepihak oleh Anna, ia menjatuhkan ponselnya sesaat setelahnya.

"Nggak. Ini bohong. Papa janji bakal balik lagi buat Anna. INI NGGAK MUNGKIN!!" Anna menahan dirinya agar tidak terisak, ia mencoba menentang ucapan Bibi tadi.

Tak perduli hujan yang semakin deras, Anna menembus gemuruh hujan itu lalu berlari ke arah tepi jalan.

"Anna pulang. Papa tunggu ya.." Anna menggigit bibir bawahnya menahan isak tangisnya.

"PAPAA!!!" Anna berteriak ditengah derasnya hujan lalu ia tersungkur di jalanan. Anna hanya ingin memastikan semuanya seorang diri, ia akan segera pulang ke rumah lalu bertemu Papanya dan senyumannya.

Alanna [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang