06| SEBUAH SENJA

163 84 83
                                    

Bel pulang sekolah SMA Merdeka sudah berbunyi lima belas menit yang lalu.

Setelah mengganti seragamnya yang basah dengan seragam baru yang dibelikan oleh Arsa di koperasi sekolah.

Anna keluar dari toilet yang terdapat di ruang UKS.

Arsa memutuskan untuk mengantarkan Anna pulang dengan alasan ia iba melihat kondisi Anna yang tentu saja masih syok dengan kejadian tadi.

Dan Anna, ia hanya menuruti apa yang Arsa mau.

Arsa melajukan avanza nya dengan kecepatan stabil, mereka hanya saling diam tak ada yang memulai pembicaraan sedikit pun.

"Nay" guman Arsa pelan berusaha memecahkan suasana.

"Hah?" Anna menatap Arsa heran.

"Nama lo Alanna Liska Vanaya kan?"

"I-iya"

"Oke. Naya"

"Panggil Anna aja"

"Gue mau nya Nay, Naya!" Arsa melirik Anna sekilas lalu kembali fokus pada jalanan.

"Kenapa?"

"Gue mau jadi yang berbeda buat lo Nay" gumam Arsa dalam hati kecil nya.

"Arsa" ucapan lirih Anna menyadarkan Arsa dari lamunannya.

"Kenapa panggil aku Naya?" tanya Anna dengan rasa ingin tau.

Karena hanya Arsa satu satunya orang yang memanggilnya 'Naya'.

Selebihnya, mereka lebih sering memanggil dengan sebutan 'Anna'.

"Ya gue lebih enak manggil lo Naya, nggak boleh kah?"

"Iya boleh"

Setelah percakapan singkat itu mereka kembali diam, Arsa kembali fokus menyetir mobil nya sementara Anna menikmani pemandangan kota yang ramai dan penuh polusi.

"Belok kanan"

Mendengar ucapan Anna, ia menyampingkan mobil nya ke kiri, lalu berhenti.

"Nay"

"Iya, kenapa berhenti?"

"Gue boleh ajak lo ke suatu tempat nggak?"

Anna membulatkan kedua matanya, ia terkejut dengan ajakan Arsa.

Anna berfikir sejenak, toh Mama nya tak pernah peduli jika ia pulang telat dan Ayahnya, ia selalu pulang larut ketika Anna sudah terlelap.

Semenjak kejadian semalam, hubungan Anna dan Ayahnya menjadi semakin renggang, jadi ia berfikir mungkin dengan ikut bersama Arsa pikirannya akan kembali fresh.

"Gimana?" tanya Arsa yang tentu saja membuyarkan lamunan Anna, ia terkejut dan membulatkan kedua matanya serta kedua pipi tembem yang mulai memerah.

"Menggemaskan" pikir Arsa.

Anna melirik jam tangan nya masih menunjukkan pukul 14.30

"Iya, mau"

Arsa menginjak pedal gas nya lalu beranjak menuju suatu tempat itu.

Arsa kembali fokus dengan mobilnya.

Dan Anna ia tentu saja sangat menikmati perjalanan ini.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit, mobil yang dikendarai Arsa mulai menaiki suatu puncak yang tidak terlalu menggunung.

Alanna [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang