23| MEMULAI MISI

31 10 28
                                    

"Bagaimana pak apa ada pihak yang terlibat?" tanya Arsa pada salah satu anggota polisi.

"Sejauh ini kami belum mendapatkan keterangan lebih lanjut karena si sopir masih dalam keadaan koma"

"Maaf pak, apa boleh saya melihat rekaman CCTV saat kejadian?" tanya Anna memohon.

"Boleh dek. Kebetulan kejadian kecelakaan saat itu terekam jelas" ucap polisi tersebut sambil mencari file CCTV pada komputer di hadapannya.

"Silakan!" perintahnya.

Anna dan Arsa pun beranjak dari duduknya mendekat ke arah komputer untuk melihat rekaman saat kecelakaan Arsan.

Dalam video tersebut terlihat jelas jika taksi yang di tumpangi Arsan melaju dengan kecepatan tinggi dan tergelincir saat berada di tikungan lalu menabrak pohon pelindung jalanan.

Anna terpelonjat kaget melihat video tersebut, lagi-lagi sesosok Arsan muncul kembali di pikirannya. Matanya memanas, Anna mengigit bibir bawahnya supaya tidak terisak.

Seluruh pengguna jalan dalam video itu memusatkan perhatiannya pada kecelakaan tersebut. Hingga pada akhirnya datang mobil ambulance dan beberapa polisi yang memeriksa kecelakaan tersebut.

"Berikut video dua jam sebelum kejadian" ucap polisi tersebut sambil memutar video lagi.

"Berdasarkan olah tempat kejadian dan outopsi pada jenazah atas nama Arsan. Kejadian itu murni akibat taksi yang melaju cukup kencang sehingga tergelincir dan menabrak pohon. Penumpang atas nama Arsan meninggal di tempat kejadian" jelas polisi tersebut.

Dalam video sebelum kecelakaan, taksi tersebut berada di mall, tak lama kemudian seorang perempuan berambut sebahu dan beberapa belanjaan yang di bawanya masuk ke dalam taksi tersebut.

Dugaan gue salah besar, lalu apa? pikir Arsa.

***

Arsa melajukan avanza nya dengan kecepatan normal, ia kembali mengingat kejadian saat berada di pemakaman.

Saat Arsa menemukan seseorang yang mencurigakan. Lantas apa masuk akal jika wanita di makam itu terlibat dalam kecelakaan tersebut?

Ah, ada-ada saja.

Anna menatap jalanan yang sudah mulai sepi padahal jarum jam masih menunjukkan pukul tiga sore. Ia menatap sendu ke arah jalanan, video rekaman di kantor polisi tadi terus berputar di kepalanya.

"Nay" gumam Arsa.

"...."

"Alanna!" panggil Arsa lebih keras.

"Eh-iya? Kenapa?" tanya Anna kaget.

"Maaf nih kalo gue udah bikin lo keinget lagi sama bokap lo. Gue cuma pengin tau aja yang sebenarnya Nay, makanya gue ke polsek tadi" ucap Arsa sedikit merasa bersalah, ia mengeratkan pegangan tangannya pada stir mobilnya.

"Tau apa?"

"Gue cuma takut aja Nay kalo ada sesuatu pada kecelakaan itu.Tapi ternyata kecelakaan itu murni dari rencana Tuhan. Dugaan gue salah besar" ucap Arsa sambil sesekali menatap Anna.

"Nggak papa Sa, aku udah ikhlasin Papa kok" ucap Anna memaksa senyuman tercipta di wajahnya.

"Terus mengenai surat itu gimana?"

Alanna [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang