17| GADIS GALAK

108 53 51
                                    

Bel pulang sekolah SMA Merdeka berbunyi beberapa menit yang lalu, Anna berjalan sedikit cepat menuju parkiran.

Entah sudah berapa hari motornya terparkir disana, Anna tak memperdulikan itu.

Tak menunggu lama Anna mendekati sepeda motornya lalu segera beranjak pulang.

***

Setelah kelas di bubarkan, Arsa langsung beranjak keluar dari kelasnya.

Arsa menyelip di antara siswa-siswa yang masih berjalan santai di koridor lalu sesegera menuju ruang kelas 11 IPA 3 untuk mencari seseorang yang ingin ia temui sekarang juga.

"Eh, itu yang pake tas biru" tanya Arsa pada salah satu siswi bertas biru yang masih piket kelas tersebut.

"Apa?" jawabnya galak.

"Galak amat!" pekik Arsa pelan sambil masuk ke dalam kelas 11 IPA 3.

"Mau apa?" tanyanya lagi.

"Anna mana?" tanya Arsa pada beberapa siswi lain yang masih sibuk dengan bukunya.

"Pulang, baru aja keluar" ucapnya ramah.

"Oke. Makasih" ucap Arsa sambil berjalan menuju pintu keluar melewati gadis galak tadi yang sedang menyapu.

"WOI! LO NGGAK LIAT GUE LAGI NYAPU?!" teriaknya kesal.

Sontak Arsa membalikkan tubuhnya lalu berjalan mendekat ke arah gadis galak tadi.

Setelah jarak di antara keduanya sudah cukup dekat, Arsa menundukkan kepalanya menyamai tinggi badan gadis itu yang jauh lebih pendek dari Arsa.

"At-es-sa Queen-ab-el..." ucap Arsa mengeja nama gadis galak itu di name tag seragamnya.

"Apaan sih?! pergi sana!" usir Tessa sambil mendorong bahu Arsa kasar.

"It's okay" ucap Arsa sambil berjalan mundur ke arah pintu keluar.

Tessa hanya bergidik ngeri melihat tingkah aneh Arsa, seseorang yang tak ia kenali sama sekali.

***

Anna memasuki rumahnya dengan langkah gusar. Tadi Nadia mengabari jika sudah kembali ke Jakarta bersama kedua orang tuanya.

Ada sedikit sesak yang menjalar, dulu Anna memang tinggal di Jakarta.

Tapi itu dulu.

Setelah Ernia -Bunda Anna- meninggal, Arsan mengajak Anna untuk pindah ke Bandung.

Dan disinilah, Arsan memulai kehidupan baru dengan Karina.

Namun gagal.

Bahkan Anna menjadi gadis yang menyedihkan setelahnya, nasib buruk selalu menimpa kebahagiaan nya.

Anna selalu terluka.

Huh, menyedihkan!

Anna memasuki rumahnya, tak ada siapapun di rumahnya.

Tadi, di depan gerbang Anna hanya bertemu dengan Bi Nina yang sedang membuang sampah.

Lalu kemana Mamanya dan Kaila?

Ah, mungkin mereka keluar sebentar, pikirnya.

***

Setelah selesai membersihkan tubuhnya Arsa segera berpakaian dan beranjak turun ke bawah.

Arsa melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga, meraih remote tv yang tergeletak sembarang di lantai lalu menekan tombol on.

Hanya ada suara televisi yang menggema di rumah bak istana itu.

Hanya ada Arsa disana.

Semenjak saat itu, kehidupannya berubah 180 derajat.

Tak ada lagi kata 'keluarga' dalam hidupnya.

Flashback on

"Halo?" sapa remaja berseragam putih biru yang sedang duduk santai di depan rumahnya.

"Apa?" tanyanya ketus dari seberang telepon.

"Galak banget sama pacar"

"Hah? Emang aku punya pacar? Mendadak amnesia nih" ucapnya lagi sambil terkekeh geli.

"Punya. Namanya Danial Arsalan, cowok idaman para wanita yang lebih menawan daripada lee min ho"ucap Arsa dengan beraninya.

"Duh, gemesin banget sih pacar aku. Jadi pengin nyekek deh"

"Jahat. Aku ngambek nih?"

"Lah, bodo amat. Udah dulu ya Niel, aku harus belajar sekarang"

"Yah, nanti aja dong belajarnya"

"Niel, besok masih ada try out. Inget loh kita udah kelas IX, bentar lagi lulus"

" Try Out? Try itu mencoba. Out itu keluar. Kamu ngapain belajar mencoba keluar? Emang kamu lagi dimana?" ucap Arsa setengah menahan tawanya.

"Nggak lucu Niel"

"Yaudah deh. Dadah Kacan...." ucap Arsa bersemangat.

"Apaan Kacan?"

***

CIE DI GANTUNG...

ADA NGGAK DISINI YANG DI GANTUNGIN DOI?

DUH, KEK JEMURAN KALIAN!

WKWKWK

HEHEHE, MAKIN PENASARAN NGGAK NIH SAMA PART SELANJUTNYA?

BABANG ARSA TELPONAN SAMA SIAPA TUH?

AHHH, TUNGGU NEXT CHAPTER YA...

DON'T FORGET VOTE AND COMMENT⭐🗨

Alanna [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang