19| SEORANG PENGKHIANAT

88 43 39
                                    

"Sa-tu..." ucap Arsa pelan bahkan seperti tak bersuara. Ia memberi aba-aba untuk Kaila supaya membuka pintu tersebut secara bersamaan.

"Du-a..."

"Ti-ga.."

BRAAAKKKKKK!!!

Pintu itu terbuka sempurna membentur tembok di belakangnya.

Bukan maling atau penjahat yang mereka temui. Bahkan akan di cap lebih jahat dari seorang penjahat yang sebenarnya.

Johan -Papa Arsa- sedang berciuman mesra di ujung ruangan bersama wanita yang tidak mereka duga.

Apa dunia sesempit ini?

Kenapa harus di kamar orang tua Arsa, apa tidak ada tempat lain?

Mengapa harus orang tua mereka yang terlibat?

Ini tidak adil.

Sontak dua sejoli di ujung ruangan itu menghentikan aktivitasnya.

Tubuh Arsa bergetar hebat, begitu pun Kaila.

Arsa mengepalkan kedua tangannya.

Giginya menyatu sempurna.

Kaila tak berkutik sedikitpun, ia hanya berharap jika yang di lihat di depannya adalah mimpi buruknya.

Perlahan air matanya mengalir deras, ia mengigiti bibir bawahnya supaya tidak terisak.

"Kaila? Danial?" ucap Karina kaget.

"KAILA BENCI MAMA. KAILA AKAN TERUS SELAMANYA BENCI SAMA MAMA!" ucap Kaila sambil berteriak histeris.

"Ini nggak seperti yang kalian lihat" ucap Johan.

"UDAH JELAS PA, MAU NGELAK APA LAGI?" ucap Arsa sambil menahan isaknya.

"ARSA KECEWA SAMA PAPA. ARSA NGGAK MAU KETEMU PAPA LAGI. PERGI AJA TUH SAMA PEREMPUAN MURAHAN INI. NGGAK TAU DIRI EMANG" usir Arsa pada dua orang di depannya itu.

Alanna [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang