24| MIMPI ITU LAGI?

34 11 64
                                    

Anna sedikit ragu ketika sampai di depan rumahnya, tadi Arsa mengantarkan Anna menuju supermarket untuk mengambil motornya lalu Anna mengendarai motornya sendiri untuk pulang ke rumahnya.

Anna mendengus pelan, ia memberanikan diri untuk masuk ke rumahnya.

Mama pasti nggak marah, pikirnya.

"Assalamualaikum" ucap Anna sambil membuka pintu rumahnya.

"Waalaikumsalam. Non dari mana aja? kok baru pulang?" tanya Bi Nani mendekat ke arah Anna.

"Maaf bi tadi Anna abis dari polsek" sambil berjalan menuju meja makan.

"Ngapain Non?" tanya Bi Nina sedikit cemas.

"Soal Papa, Bi" jawab Anna singkat.

Bi Nina diam tak ingin berbicara lagi, ia takut menyinggung perasaan Anna.

"Cantik sama ganteng mana ya, Bi?" tanya Anna menanyakan keberadaan kedua kucingnya sambil menarik kursi di meja makan.

"Mungkin di belakang Non, tadi udah Bibi kasih makan" jawab Bi Nina

Tiba-tiba saja dua ekor kucing mendekat ke arah  Anna, keduanya memainkan tali sepatu Anna.

"Meongg meong..." kucing dengan kalung merah berbentuk hati bertuliskan cantik itu melompat dan naik ke pangkuan Anna. Anna mengelus rambut lembut milik cantik.

"Meong" kucing itu mengeong lemah seolah iri melihat cantik yang bersama Anna. Anna menariknya untuk naik ke pangkuannya. Kucing itu juga memiliki kalung sama seperti cantik, hanya saja warna milik ganteng adalah putih.

"Pulang juga lo, kemana aja?" tiba-tiba saja Kaila sudah berada di ujung tangga lalu berjalan mendekat ke meja makan.

"Abis dari polsek, liat CCTV kecelakaan Papa" jawab Anna dengan jujur.

"Oh gue tau, sama Danial lagi kan? Ngaku aja deh nggak usah munafik" tegas Kaila.

Seolah tak terima, ganteng dan cantik turun dari pangkuan Anna lalu mendekat ke arah kaki Kaila.

"MEONGG MEONGG" kedua kucing itu bersuara keras, mereka seperti memarahi Kaila. Anna ssedikit takut melihat kedua kucingnya, ia takut jika mereka mengamuk dan menyakar Kaila.

"Eh, apaan sih! Pergi sana husshh hussh" usir Kaila pada ganteng dan cantik, kedua kucing itu berlari ke arah pintu belakang, mungkin akan menuju kandangnya.

Tak ingin berdebat panjang dengan Kaila, Anna mengambil tas nya lalu beranjak naik ke lantai atas.

"Main kabur aja lo! Nih ya gue peringatin sama lo, Danial itu nggak bakal suka sama cewek modelan kaya lo, gue aja geli liat lo"

Anna tak memperdulikan Kaila yang masih saja mengoceh di meja makan, baginya hal itu sama sekali tidak penting.

Menjadi diam itu pilihan. Mungkin dengan mengacuhkan hal yang tidak penting semua akan terlihat baik-baik saja.

"Heh, awas aja lo ya!" ancam Kaila semakin geram dengan sikap acuh tak acuh Anna.

***

Setelah selesai membersihkan badannya, Anna keluar kamar untuk mengisi perutnya sejenak. Anna melangkahkan kakinya untuk menuruni satu demi satu anak tangga.

Ujung matanya tak sengaja melihat Karina yang dengan berada di ruang keluarga, Anna tersenyum kecil lalu segera menghampiri mamanya itu.

Ada sedikit ragu untuk menemui Mamanya, namun bagaimana pun Karina adalah Mama Anna. Anna harus berbakti kepadanya.

"Mama?" panggil Anna lalu duduk di sofa panjang yang sama dengan Karina.

"Apa?" jawab Karina dengan malasnya.

"Mama udah baikan?" tanya Anna, ada sedikit kebahagiaan di benaknya, wajah Karina jauh lebih segar sekarang daripada beberapa hari lalu. Mungkin Karina sudah mengikhlaskan kepergian suaminya.

"Buat apa kamu nanyain itu? Kamu peduli sama saya? Bukannya kamu tau saya nggak peduli sama kamu? Lalu buat apa kamu peduli sama saya?" ucap Karina beruntun. Bagai di hujani ribuan batu, ada sedikit sesak di benak Anna.

"Anna sayang sama Mama" ucap Anna singkat sambil mengigit bibir bawahnya menahan supaya tidak terisak.

"Kan udah saya bilang! Saya bukan Mama kamu, Mama kamu itu Ernia. Dan dia sudah mati" ucap Karina dengan santai nya.

Anna tak tahan lagi untuk tidak menangis, segala ucapan Karina sungguh menyayat hatinya. Air matanya semakin deras mengalir di pipi Anna, Karina hanya tersenyum licik melihat putri tirinya menangis.

"Ngapain nangis? Dasar lemah!" ucap Karina lalu ia beranjak menuju lantai atas masuk ke dalam kamarnya lalu membanting keras pintu kamarnya.

Anna menghapus air matanya, menghembuskan nafasnya berkali-kali lalu memejamkan matanya sekilas. Anna mencoba untuk terlihat baik-baik. saja.

Aku harus bertahan, semua akan baik-baik saja, pikirnya.

***

Anna menarik selimutnya hingga leher, nafsu makanya hilang seketika. Semua ucapan Karina tadi masih terekam jelas di benak Anna. Anna tersenyum simpul ketika mengingat Karina yang mengumpatnya sebagai wanita lemah.

Anna menutup matanya rapat, ia tidur lebih awal malam ini untuk menyambut hari esok. Anna mencoba yakin jika hari-hari yang akan ia jalani akan terlihat baik-baik saja. Tak ada yang tau apa yang akan terjadi besok.

Karena sesungguhnya dunia ini bukan tujuan akhir dari sebuah perjalanan.






DISINI ADA YANG SUKA KUCING?

SIAPA NAMANYA?

SIAPA TAU BISA MAIN BARENG SAMA GANTENG DAN CANTIK.

HAHAHAHA

TUNGGU NEXT CHAPTER YA?

SAMPAI JUMPA BESOK

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN AND SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN YA...

Alanna [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang