28| MATA PANDA KAILA

28 7 31
                                    

Kaila keluar dari kamarnya dengan langkah sempoyongan, rambutnya berantakan persis seperti orang gembel. Kantung matanya terlihat menghitam dan wajahnya terlihat lebih kinclong dan berminyak, apa ia begadang semalaman? ah, yang benar saja!

Namun apa yang Kaila lakukan?

"Kaila?" panggil Anna ketika keluar dari kamarnya dan melihat Kaila yang sempoyongan berjalan menuruni tangga.

"Berisik!" ucap Kaila ketus.

"Kamu begadang?" tanya Anna ketika melihat kantung mata saudaranya yang mulai menghitam.

Ugh, Kaila mengemaskan! sama seperti panda milik Anna. Ah, sepertinya memang begitu.

"Berisik banget sih lo" ucap Kaila sambil mengaruk-garuk rambutnya frustasi.

Anna tak sanggup untuk menahan gelak tawanya, alhasil ia hanya terkekeh pelan. Selama Kaila menjadi saudaranya, Anna tak pernah melihatnya sekacau ini.

Karena yang Anna ketahui, Kaila adalah sesosok wanita yang sangat menjaga image nya di depan siapa saja. Walaupun pada Anna ia bersikap galak, Kaila tentu memiliki sisi yang cantik dan angin.

Ting tongg!

Tiba-tiba bel rumah yang terbilang cukup mewah itu berbunyi, Bi Nani mungkin sedang tak ada di rumah karena biasanya beliau yang selalu cekatan dalam menerima tamu.

Alhasil Anna mempercepat langkahnya dan berniat membuka pintu tersebut. Apa itu Arsa? gimana kalo Kaila tau?, batin Anna.

Anna terpelonjat kaget melihat dua orang wanita di hadapannya, mereka adalah Vania dan Angel.

Siswi senior kelas 12  yang beberapa hari lalu sempat membully Anna dan sampai sekarang pun Anna tidak tau apa penyebabnya.

"Silakan masuk kak" ucap Anna dengan ramahnya.

Kedua perempuan itu masuk melewati Anna yang masih berdiri di ambang pintu, hingga selanjutnya Anna mendengar desas-desis berupa teriakan alay atau semacamnya yang keluar dari mulut mereka.

Anna duduk di kursi yang berada di depan rumahnya, pagi ini ia tak berniat sarapan atau semacamnya.

"Akhhhh, lo udah kaya gembel anjir"

"Muka lo yang cantik itu mana Kai, burik lo ahh"

"Ya ampun, ternyata lo bisa buruk rupa" ucap Angel menggoda Kaila yang sudah terduduk di anak tangga terakhir sambil menelungkupkan kepalanya.

"Wah, tuh mata udah kaya si panda anjir" ucap Vania sambil mengikuti arah jalan Kaila.

"Ini itu gara-gara kalian" ucap Kaila sambil menangkup wajahnya yang sudah mulai licin karena berminyak.

"Ya maaf, lagian salah sendiri minumnya banyak. Gue kan udah peringatin lo"

"Lo berdua ngapain kesini? mau ngajak gue ke tempat menjijikan itu, ogah gue" ucap Kaila sambil memutar bola matanya malas.

"Yaelah, nggak juga. Kita cuma mau minta maaf soal semalam, kita sama sekali nggak bermaksud buat ngerusak lo atau semacamnya" ucap Angel sedikit menyesal.

"Maafin gue juga ya Kai" ucap Vania.

"Iya gue maafin. Jangan ajak gue ke sana lagi" ucap Kaila sedikit memohon.

"Iya" ucap Angel dan Vania bersamaan.

"Lo berdua udah biasa clubbing?" tanya Kaila penasaran.

Ya benar, semalam Kaila di ajak oleh Angel dan Vania untuk mengunjungi area itu.

Vania dan Angel memang sudah terbiasa dengan pergaulan tersebut, namun dengan Kaila? ia bahkan kali pertamanya menginjakan kakinya di sana.

Saat Vania dan Angel berhasil menyeret Kaila masuk, mereka memesan minuman yang sedikit asing untuk Kaila.

Disana, Vania dan Angel membuat sebuah permainan. Kaila ikut dalam permainan itu. Namun dengan satu syarat, salah satu di antara mereka harus meneguk segelas minuman yang sudah mereka pesan jika mereka kalah dalam permainan.

Dan Kaila adalah korban dalam permainan tersebut, ia selalu kalah dan harus menerima hukumannya. Saat Kaila sudah mulai tidak sadarkan diri akibat minuman tersebut, Vania dan Angel justru malah sudah bersenang-senang dengan 'mereka yang disana'.

"Tiap malam minggu doang, ya kan van?" ucap Angel sambil menyenggol lengan Vania meminta persetujuan.

"Iya. Nggak usah heran gitu kenapa sih Kai?" tanya Vania saat melihat Kaila yang sangat terkejut mendengar jawaban santai dari Angel.

Apa kata Angel, setiap malam minggu doang? Apa tidak salah? Lalu bagaimana dengan orang tua mereka?

"Nggak apa" jawab Kaila dengan santai. Ternyata benar, Bandung memang tak berbeda jauh dengan Jakarta.

***

Anna melirik jam tangannya, sudah menunjukan pukul sembilan kurang lima menit. Arsa sebentar lagi pasti datang, pikirnya.

Dengan dress hitam selututnya dan rambut yang ia biarkan tergerai, Anna mengambil tas punggungnya yang sudah ia siapkan semalam lalu beranjak keluar menuju gerbang rumahnya.

Dan benar saja mobil avanza hitam milik Arsa sudah terparkir disana. Anna terdiam sejenak tidak langsung masuk ke dalam mobil Arsa. Arsa mengerutkan keningnya lalu terkekeh geli.

"Masuk!" perintah Arsa setelah membuka kaca mobilnya. Anna memang begitu, ia lebih memilih diam sebelum mendapat perintah. Anna melangkahkan kakinya masuk ke dalam mobil Arsa.

"Udah siap?" tanya Arsa.

"Udah" ucap Anna singkat. Entah mengapa jantungnya berdetak lebih cepat lagi dan Anna tidak nyaman jika harus seperti ini.

"Oke berangkat" ucap Arsa bersemangat sambil menginjak pedal gas.

***

INI PART KHUSUS MEMBAHAS KAILA GAES, ARSA SAMA ANNA BELUM MUNCUL DULU YA.

TUNGGU NEXT CHAPTER YA?

KIRA-KIRA ARSA MAU NGAJAKIN ANNA KEMANA YA? ATAU MAU KE KUA?

AHH, TIDAKKK!

TUNGGU NEXT CHAPTER POKOKNYA!

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN AND SHARE KE TEMAN-TEMAN KALIAN YA

SEE YOU NEXT CHAPTER.

Alanna [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang