13| PEMAKAMAN

104 62 57
                                    

"ARRGGHHH, KENAPA SEMUA DIEM" Anna menjambak rambutnya histeris.

"NAYA, TATAP MATA GUE..." bentak Arsa.

Dengan tangisan yang makin menjadi, Anna menatap Arsa perlahan.

"INI KENYATAAN NAY, HARUSNYA LO IKHLASIN PAPA, NGGAK GINI CARANYA"

"SEMUA ORANG BERSEDIH,SEMUA BERDUKA. TAPI TOLONG, LO SADAR! LO NGGAK BOLEH KAYA GINI NAY!!

Dari kejauhan wanita itu tak henti-hentinya menitikan air matanya, wanita itu menutupi rambut sebahunya dengan jilbab hitamnya. Sepertinya ia sedang berusaha untuk menyembunyikan wajahnya.

***

Prosesi pemakaman Arsan selesai lima belas menit yang lalu, namun Anna tak juga beranjak dari tempat papanya beristirahat.

Kala itu Arsan dibumikan tepat disebelah makam Ernia -mama Anna- , dan itu semua atas permintaan dari Anna.

"Papa tega ninggalin Anna sendiri..."

"Anna udah nggak punya siapa-siapa lagi sekarang, semuanya pergi ninggalin Anna"

Anna menyeka air matanya supaya tak lagi menetes

"Hmmm, semoga papa tenang disana. Anna sayang banget sama papa"

"Anna janji akan bahagiain mama sama papa, semoga kalian tenang disana"

Hening.

Arsa sedikit iba melihat Anna yang sangat rapuh. Di usianya yang masih remaja, ia harus kehilangan kedua orang tuanya.

"Ada gue disini Nay. Gue janji bakal bahagiain lo selalu. Gue janji nggak bakal tinggalin lo lagi. Maafin gue Nay" batin Arsa

"Arsa?" panggil Anna dengan suara seraknya

"I-iya. Kenapa?"

"Ayo, pulang"

"Udah baikan?"

"Aku usahain"

"Nggak usah dipaksakan Nay. Kalo lo emang masih sedih, keluarin. Nggak usah ditahan, nyesek adanya" ucap Arsa sambil mengusap rambut Anna lembut.

Anna mengangguk paham atas penuturan Arsa.

"Hmm satu lagi, kalo lo terus-terusan larut dalam kesedihan, orang tua lo disana pasti sedih juga. Tapi kalo lo seneng, mereka pasti tersenyum babagia" Anna menatap Arsa kagum. Baru kali ini ia merasa lebih tenang setelah berbicara dengan seseorang.

"Arsa...makasih ya"

"Buat?"

"Semuanya"

Sontak Arsa mengerutkan kedua alisnya seolah bertanya.

"Aku sedikit lebih tenang sekarang" ucap Anna menyeka air matanya agar tak menetes

***

Arsa membukakan pintu mobilnya mempersilakan Anna memasuki mobilnya terlebih dahulu.

Tak sengaja ekor mata Arsa melihat wanita memakai pakaian serba hitam, seolah-olah orang itu sedang melayat.

Tak di duga wanita itu sedang memperhatikan mobil Arsa sedari tadi dari kejauhan.

"Nay, lo tunggu bentar. Gue ada urusan" ucap Arsa sambil menutup pintu mobil.

Alanna [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang