05| TERIMA KASIH, ARSA!

179 93 116
                                    

Sesampainya di lorong menuju ruang kelasnya, tiba-tiba terdapat dua siswi senior dengan pakaian yang terbilang cukup ketat, dan beberapa olesan make up yang tak beraturan pada wajah mereka.

Anna hanya tertunduk saat dua senior tersebut mulai mendekatinya dari arah berlawanan, langkahnya semakin dekat dan dekat.

"Eh lo, cewe kampungan!" ucap salah satu dari mereka. Ia adalah Vania, senior kelas 12 IPS 3 dengan penampilan ala bad girl yang tentu saja ditakuti oleh beberapa siswa sekolah ini.

Mendengar ucapan senior itu Anna bergidik ngeri, ia mencoba mengacuhkan itu semua, sambil terus berjalan perlahan untuk menghindar dari kedua seniornya dengan langkah perlahan.

"Woi Alanna, berhenti nggak lo" ucap Angel sambil menarik lengan baju Anna.

Tersadar akan lengan bajunya ditarik, Anna membalikkan badannya .

"A-ada a-a-apa k-kak?" ucap Anna dengan ramahnya sambil meremas ujung seragamnya melampiaskan rasa cemasnya.

"Wah sok polos dia Van" ucap Angel sambil mendekat ke arah Anna.

"Lo udah berani ngambil yang seharusnya jadi milik gue, dan itu berarti lo siap masuk dalam permainan gue" ucap Vanina dengan nada sok angkuh disertai senyum liciknya.

Kecemasan Anna semakin menjadi jadi ketika Angel mulai mendekatinya, semakin dekat dan dekat. Anna hanya bisa berdoa supaya nasib buruk tak menimpanya.

BYUURRRR!!!

"Upss sorry" Angel memulai aksi kejamnya, ia menyiramkan minuman yang sedang ia minum ke kepala Anna dan tentu saja membuat seragamnya basah juga.

Anna merasa kedinginan, benar saja minuman yang Angel siramkan adalah minuman es.

"NIH YA DENGERIN, TATAP MATA GUE" bentak Vania dengan suara angkuhnya dan tangan yang mulai menjambak rambut hitam Anna dengan cengkeraman keras.

Anna meringis kesakitan di sekujur kulit kepalanya ditambah lagi dengan seragamnya yang basah, ia merasa pasukan oksigen di sekitarnya habis.

"PERTAMA, LO NGG-" ucapan Vania terpotong seketika.

"BERRHENTI" teriak seseorang dari seberang dengan penuh emosi.

Vania dan Angel serentak memalingkan muka kearah sumber suara, dan betapa terkejutnya mereka ketika Arsa sudah berada di seberang sana. Tentu saja dengan gejolak amarah yang hampir meledak.

"Mati gue" maki Vania pada dirinya sendiri sambil melepaskan cengkeraman tangannya pada rambut Anna.

Sekujur tubuh Anna terasa begitu lemas, untuk menompang tubuhnya saja seperti tak mampu.

Kakinya seperti tak lagi memiliki rangka, jantungnya sedari tadi berdetak lebih cepat berkali kali lipat.

Melihat kondisi Anna yang seperti ini, Arsa segera berlari menuju tempat Anna berdiri saat ini.

"Eehh, lo nggak papa?"

Arsa meraih badan Anna yang sempoyongan serta napasnya yang tersengal sengal.

"Hosshh hossshhh hosshh" Anna semakin sulit bernapas, ia seperti sedang berada didalam gedung tanpa pintu ataupun jendela, sungguh pengap sekali.

Selain Arsa yang cemas melihat kondisi Anna yang seperti ini, Angel dan Vania juga takut melihat napas Anna yang tersengal-sengal.

Mungkin jika terjadi sesuatu yang buruk pada Anna, yang tentu disalahkan adalah Vania dan Angel.

Tanpa ba bi bu, Arsa menggendong tubuh mungil Anna menuju UKS meninggalkan dua sejoli yang sedari tadi hanya melongo kaget.

Alanna [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang