Remind me if there is/are typo(s) ✎✎
"Lo kenapa sih, hm? Tumben diem," ucap Jihyo yang heran melihat Riena mengaduk-aduk makanannya tanpa ada niat untuk dimakan.
Hari ini hari Sabtu, dan Riena merasa malas untuk keluar-keluar rumah.
Riena menggeleng kecil. "Gapapa."
Jihyo tertawa. "Apanya yang gapapa? Keliatan banget lagi ada masalah. Cerita coba."
Riena terdiam, menimbang-nimbang apakah memang dia harus cerita. Akhirnya ia merubah posisi duduknya, dan menatap kakaknya yang duduk berhadapan dengannya.
"Kak, aku tuh... jarang emosi ya?"
Jihyo mengangkat kedua alisnya, heran. "Kenapa nanya gitu? Aneh banget."
"Udah jawab aja," desak Riena.
"Ya emang lo jarang emosi sih."
Bahu Riena merosot, ia menghela nafas. "Kemarin.. aku teriakin adik kelas."
"Lah?!"
"Padahal dia ga ngapa-ngapain.."
"Gila lo," ucap Jihyo sambil tertawa kecil.
"Terus gue dimarahi.." cicit Riena.
Ekspresi Jihyo berubah. "Ya jelas lah, lo teriaki adik kelas."
Riena terdiam, lalu berdiri membuat kakaknya tersentak kaget. "Mau kemana?"
"Keluar bentar," ucap Riena sambil berjalan pergi ke kamarnya mengambil hoodie lalu keluar rumah.
.
.
.
.
.Di sepanjang jalan, Riena hanya menunduk, sesekali menendang pelan kerikil yang berada di depannya. Benar, ia keluar tidak memiliki tujuan mau kemana. Setidaknya dia bisa menghindar dari kakaknya yang akan menanyakan banyak sekali hal tidak penting.
Tanpa sadar ia berdiri di depan apartmen milik Taeyong. Ia melotot, lalu mendemgus kecil.
"Ih, apa-apaan gue sampai kesini?! Mending gue balik─ eh, aduh!"
Ia memekik tertahan saat tubuhnya menabrak seseorang yang berada di belakangnya, entah sejak kapan.
"Eh.. pak?"
Riena terheran-heran saat mengetahui bahwa gurunya di sekolah mendatangi apartemen milik Taeyong.
"Bapak kok bisa disini?" tanya Riena yang baru menyadari mereka diam-diaman daritadi.
"Eh, mau jemput Taeyong," ucapnya sambil tersenyum.
"Ha?"
"Lho? Taeyong gaada bilang apa-apa ke kamu?"
Riena mengangkat satu alisnya. "Bilang tentang apa, pak?"
"Kalau tesnya di Jerman bakal dimajuin besok. Jadi kita putusin buat berangkat hari ini ke Jerman."
"Hah?!" Riena memekik, lalu menutup kedua mulutnya entah untuk apa.
Tiba-tiba pintu apartemen milik Taeyong terbuka dan tampaklah Taeyong yang sedang memakai baju pergi dengan 1 koper besar di tangannya. Ia terkejut melihat Riena yang berdiri di depannya. Begitu juga Riena.
"Lo─ lo ngapain bisa disini?!"
Taeyong mengerjap. "Ini apartemen gue."
"Eh, iya," ucap Riena menyadari hal itu. Tolol banget, batinnya. "Maksud gue, lo katanya mau ke Jerman?!"
Taeyong tergagap. "Ehm.. iya."
"Kok nggak bilang?!"
Taeyong menipiskan bibirnya, melihat gurunya yang bingung melerai mereka. "Pak.. nanti saya menyusul. Saya harus bicara dengan Riena."
Gurunya pun mengangguk lalu mengetuk jam tangannya dua kali, menandakan bahwa masalahnya harus diselesaikan dengan cepat.
Sepeninggalan gurunya, Taeyong kembali menatap Riena yang menatapnya dengan tatapan tajam, seolah menuntut sebuah penjelasan.
"Gue mau ke Jerman buat tes."
"Tau," ucap Riena cepat, seakan informasi itu sudah di dengarnya berkali-kali.
"Hari ini gue ke Jerman."
"Gausa berkelit deh!" sinis Riena menyadari bahwa ada sesuatu yang disembunyikannya.
"Gue─"
"Taeyong, gue tau lo gapernah cerita masalah apapun ke gue. Tapi soal beasiswa, gue yang paling tau diantara semua orang terdekat lo. Gue tau ambisi lo buat ngejar beasiswa itu gimana. Gue yang selalu ada di sisi lo nemenin lo belajar sampai malam-malam. Gue bahkan tau jadwal pendaftaran, seleksi, interview, dan juga tes beasiswa itu! Dan gue tau semua itu dari lo! Gue tau kerja keras lo selama ini, lo sendiri yang cerita ke gue! Tapi kenapa jadwal yang dimajuin gini lo ga cerita ke gue?"
Taeyong terdiam, menunduk. Riena menatap Taeyong yang terdiam, lalu tatapannya mulai melembut. "Yong..."
"Na, gue masih gabisa cerita sekarang."
".... kenapa?"
Taeyong menipiskan bibirnya, merasa dilema jika harus diceritakan, karena sama saja jika dia ceritakan yang sebenarnya ke Riena, tidak akan membuat gadisnya selamat, karena...
"Lo harus hati-hati," ucap Taeyong membuat atensi Riena yang menatap bawah teralihkan.
"Apanya?"
"Orang yang ada di dekat lo.. belum tentu baik."
Riena mengernyit. "Apa.... apaan sih.."
Taeyong menghela frustasi. "Ingat saat lo disekap di gudang?"
Riena mengangguk kecil.
"Gue tau siapa."
"Siapa?" tanya Riena.
"Jihyo, kakak lo."
krn tiba" aku buka wattpad trs dibanjiri komen pada minta up lg, aku up lagi
kaget loh pada minta double up :D
gajelas tapi isoke, aku mau tamatin beneran cerita ini supaya gaada tanggungan lagi...
...ada sih masihan :")
yauda, ada yang mau nebak kenapa harus Jihyo yang disalahkan? dan apa motifnya?
jgn terlalu berpikir deep, krn aq buat crita ini tidak dengan teori yang mbuletisasi oke ;)
btw klo pada nunggu, nnti tinggal baca work aku yg lain yak ;)
see u 💚
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Ketos | lee taeyong ✔
FanfictionPunya ketos ganteng, tapi dingin, judes, emosian. Pengen kabur aja. Start: 5 October, 2019 End: 13 June, 2020 Ketos | lee taeyong : [Completed] ✓ Alternative ending : [Completed] ✓ ©sijeuniii Highest Rank: 251020 #1 in au 080221 #1 in ketos 040321 #...