Remind me if there is/are typo(s) ✎✎
"Hah?! Riena?! Katanya udah.... ehm.. lo tau lah."
Taeyong mengangguk kecil, tersenyum. Kakaknya yang melihat senyuman Taeyong tercengang. Sudah berapa tahun dia tidak melihat senyum adik kesayangannya ini.
"Lo... yakin itu beneran Riena?"
Taeyong mengangguk mantap. "Yakin banget, kak."
Kakaknya mengangguk kecil, sedangkan Taeyong menyalakan mesin mobilnya, hendak keluar dari parkiran rumah sakit. "Dia tadi kayaknya habis selesai terapi."
"Ah... terapi? Lho, kenapa?"
Senyum Taeyong seketika menghilang. "Dia lupa ingatan."
"Lah?!"
Taeyong terkekeh kecil, menggeleng sedikit tidak percaya dengan kejadian tadi. Tapi setelah pertemuan singkat dan tidak mengenakkan itu, Taeyong mencubit tangannya, dan hasilnya sakit. Terbukti bahwa ia tidak sedang bermimpi.
"Sayang banget sih itu," gumam kakaknya membuat pikiran Taeyong di kepala buyar. Ia mengangguk setuju.
Kakaknya memandang raut wajah Taeyong yang terlihat sedih, sekaligus senang. Ia tersenyum kecil lalu mengeluarkan ponselnya, memanggil orang kepercayaannya. "Halo. Tolong cari informasi selengkapnya tentang Riena Kim 5 tahun terakhir ini. Iya. Selengkapnya. Terimakasih."
Setelah menutup ponselnya, kakaknya kembali memandang Taeyong yang balik menatapnya. "Kak..?"
"Kakak gabakal tinggal diam aja kalau lihat sumber kebahagiaan adik kakak sendiri ternyata masih hidup."
Taeyong serasa ingin menangis sekarang. Ia pertama sudah hilang harapan bahwa Riena tidak akan bertemu dengannya lagi. Namun kakaknya sudah merubah segala keputusasaannya. "Terimakasih kak."
"Apapun bakal gue lakuin buat lo, Yong."
"Tindakan kriminal sekalipun?" tanya Taeyong menggoda.
"Heh! Nggak gitu juga!" seru kakanya memukul lengan adiknya itu disusul oleh tawa milik Taeyong yang sangat dirindukan oleh kakaknya.
"Sumpah ya! Tinggal sendirian itu nggak enak!!!!"
Riena menghempaskan dirinya di sofa di flatnya yang berukuran sedang itu. Ia kesal setengah mati saat setelah capek-capek ia menjalani rutinitas terapi di rumah sakit, ia pulang dan mendapati bahwa bahan-bahan masak di kulkas kosong.
Gadis itu mengerang sebentar, merentangkan tubuhnya. Memikirkan sesuatu yang bisa dimakan tanpa harus keluar beli bahan makanan di luar. Seakan bola kuning menyala di kepalanya, ia kembali berdiri dan berjalan menuju lemari kecil di dapur.
Ia membuka lemari itu, berharap ada ramen instan yang dapat dikonsumsi olehnya. Yang ternyata hanya ditemukan kertas bon yang sudah lecek di dalam lemari itu.
"HIIIIHHH!!!" Riena menutup lemari itu kasar lalu terduduk di sofa kembali. "Kenapa kalau gue lagi gamau makan, malah banyak makanan? Sedangkan gue kalau lagi laper-lapernya, malah nggak ada makanan sama sekali?! Ini dunia kejam banget perasaan!!!"
Riena menarik tasnya yang berada di ujung sofa, lalu mengeluarkan ponselnya. "Apa delivery aja ya?"
Sempat menimbang beberapa kali, ia akhirnya menggeleng. "Jangan deh. Nanti ketipu. Kapok gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
1. Ketos | lee taeyong ✔
FanficPunya ketos ganteng, tapi dingin, judes, emosian. Pengen kabur aja. Start: 5 October, 2019 End: 13 June, 2020 Ketos | lee taeyong : [Completed] ✓ Alternative ending : [Completed] ✓ ©sijeuniii Highest Rank: 251020 #1 in au 080221 #1 in ketos 040321 #...