2

30.2K 3.2K 42
                                    

Remind me if there is/are typo(s) ✎✎


































Hari ini hari pertama MPLS dan welcoming bagi anak-anak kelas 10.

Riena sedang melihat jadwal acara yang akan berjalan hari ini sambil memakan roti di ruang osis, ditemani Eunha yang sedang memainkan sosial medianya.

"Eun," panggil Riena.

"Hm?"

"Lo bakal jaga kelas 10-7 ya?"

"Hm," jawabnya sambil mengangguk kecil. "Lo kan 10-6. Sebelahan."

Riena hanya diam mengangguk. Tidak terlalu menggubris pernyataan Eunha. Karena pikirannya sedang melayang kemana-mana.

"Eh, wait," ucap Eunha tiba-tiba, membuat Riena refleks menoleh ke Eunha.

"10-6 kan...kelasnya Taeyong ya? Lah anjir, kalian jaga bareng."

Riena diam lagi. Iya, itu yang dipikirkannya tadi.

Sekelas dengan Taeyong. Rasanya ingin kabur saja.

"Na, ayo. 5 menit lagi kita udah harus ngumpul di kelas masing-masing."

Riena mengangguk, membawa mapnya dan berjalan menuju kelasnya dengan Eunha.

Sesampai di kelas, ia masih belum melihat sosok Taeyong di dalam. Ia menghela nafas lega.

Melihat anak-anak yang melihatnya membuatnya merasa menjadi sorotan secara tidak langsung.

Ia tersenyum. "Pagi!"

"Pagi!!" sorak mereka.

"Jadi, kelas kalian sebenarnya ada satu kakak osis lain. Tapi kayaknya masih sibuk ya, jadi untuk sementara, kakak akan pantau kalian semua sendiri. Mohon kerjasamanya ya?"

"Iya kak!" serempak mereka.

Riena tersenyum lalu mulai mengabsen satu-satu anak, lalu dilanjutkan dengan menjelaskan runtutan jadwal dan kegiatan hari ini.

"Oke, jadi sekarang kakak minta kalian bagi 2 kelompok ya. Yang adil, jangan ribut! Kalau sudah, nanti datanya kasih ke kakak!"

Anak kelas pada ribut buat kelompok. Ada yang rame, ada yang iya-iya aja, bahkan ada yang ga kedapetan kelompok.

Riena mulai pusing. Seharusnya ia tidak membiarkan mereka memilih sendiri, karena tau pasti akan begini hasilnya.

Ia ingin menyela anak-anak yang sedang ribut saat ada yang membuka pintu kelas.

"Pagi, maaf saya telat."

Iya, dia sang ketos, Lee Taeyong.

Dan seketika kelas langsung bungkam. Entah mereka kaget, atau memang mereka menyadari aura yang keluar dari Taeyong itu mencekam.

Riena mencoba menahan senyumannya. "Oke, karena suasana tadi tidak kondusif, kakak akan membagi timnya langsung. Tidak ada penolakan.

Taeyong yang diam duduk di depan kelas, hanya mengamati Riena yang meladeni adik-adik kelasnya dengan sangat sabar. Terkadang ia juga tertawa karena gombalan adik kelasnya.

Setelah selesai membagi kelompok, Riena berbalik ke depan.

"Sekarang semuanya sudah akan dirotasi. Ingat, pakai keplek kalian kemana-mana. Jangan sampai dilepas. Sampai ada yang ketahuan dilepas, bakal dihukum satu kelompok. Ngerti?"

"Ngerti kak!"

Bel pergantian jadwal berbunyi dan Riena mengatur mereka semua untuk keluar dengan rapi dan tidak terlalu ramai.

Saat sudah agak sepi, Taeyong beranjak dari kursinya lalu menghampiri Riena yang sedang minum.

"Kalau udah tau susah, mending minta tolong gue," katanya datar sambil menatap Riena yang sekarang sudah membolak balik halaman di mapnya.

Riena mendongak, lalu tersenyum simpul sambil menggeleng. "Nggak, gapapa. Seru juga sama mereka."

Taeyong hanya diam menatap Riena kembali melihat kertas di mapnya. Ingin sekali ia membicarakan sesuatu, tapi ia urungkan.

"Ngapain masih disini? Ayo, udah di tunggu sama anak-anak dibawah," perkataan Riena membuat lamunan Taeyong buyar.

Taeyong hanya menatap Riena yang sudah berjalan lebih dulu darinya dengan pandangan yang tidak bisa diartikan, lalu menghela sebelum menyusulnya.














pendek banget ya? gimana? udah ngefeel ada sesuatu? iya nanti aja ya bakal tau kok di chap selanjutnya...kayaknya deh(?)

/digebuk massa/

iya jadi begitu, ikutin aja alurnya :))

yang nge read vote dong. itu bintang dibawah gunanya apa kalo cuma dianggurin :(

1. Ketos | lee taeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang