Part 16

81.1K 9.7K 1.5K
                                    

"Vel vel adek lo pingsan!" ucap Alfa sambil menunjukkan handphonenya. Disitu sudah tersebar video rekaman ketika Anna pingsan dan digendong Arlan. Video itu menunjukkan bagaimana raut khawatir Arlan. Ketika Arlan yang berteriak menyuruh para siswa yang menghalangi jalan agar menyingkir. Juga Atta yang berlari di depannya. Namun, tidak ada Ashad dan Ari.

"Ga capek tu anak habis gendong gue?" ucap Vellice.

"Iya! Gila! Wahh, dia kuli atau gimana sih? Bisa punya tenaga sekuat itu" ucap Angel.

***

Ketika Arlan mulai memberi minyak kayu putih di kening Anna. Ia dibuat terkejut akan suatu hal. Hal yang sangat tidak masuk akal.

"Nih! Bubur Ayam! Sesuai pesenan lo!" ucap Ari dengan suara kerasnya. Ari dan Ashad baru saja masuk ruangan melalui pintu UKS.

"Loh? Bukannya tadi kalian—" ucapan Arlan berhenti. Kegilaan apa ini? Bukannya jelas jelas tadi Ari dan Ashad sedang berdiri di sampingnya?

"Lan! Video lo gendong Anna udah kesebar. Gila cepet banget jadi trending di IG sekolah kita" ucap Atta sambil menunjukkan handphone nya.

"Muka gue se khawatir itu?" tanya Arlan dengan raut muka mengernyit. Ia menjawab hal tersebut seolah olah hal yang baru saja terjadi bukanlah nyata.

Semua adegan tadi menghilang begitu saja. Tidak ada satupun yang menyadari percakapan itu. Percakapan ketika mereka mendebatkan adegan di perpustakaan selasa lalu. Atau Atta yang terpaksa menggendong Anna.

"Enghh" terdengar suara rintihan dari mulut Anna.

"Kamu gapapa? Maaf banget tadi aku lupa jemput. Tadi pagi aku keburu ke ruang OSIS mau nyari berkas yang hilang" ucap Arlan dengan raut muka khawatir.

"Gapapa" ucap Anna lirih.

"Makan dulu nih" ucap Ashad. Ia datang dengan bubur ayam yang sudah ditaruh dalam mangkuk.

"Ga mau" ucap Anna sambil menutup mulutnya.

"Makan dulu! Nanti kamu sakit. Udah kakak kamu sakit, kamu sakit juga masa" ucap Arlan.

Anna langsung murung, air mata mulai membasahi pipinya.

"Hei? hei? Kenapa nangis?" ucap Arlan panik. Ia mengusap air mata Anna. Namun, percuma karena masih terus mengalir.

"A-aku ga pernah bisa jaga kakak. Hiks! A-aku ga pernah bisa ngobatin kakak hiks... hikss... A-aku emang ga pantes jadi adik kakak" ucap Anna sambil menangis sesenggukan.

"Jangan gitulah Na. Ini juga bukan salah lo. Kakak lo aja yang suka ngurung diri kalo dia sakit. Lo kan jadi ga bisa berbuat apa apa" sahut Atta menenangkan Anna.

"Udahh bukan salah kamu kok" ucap Arlan.

"Aku juga suka ngerepotin Kak Arlan, kak Atta, Kak Ashad sama Kak Ari. Hikss... emang aku cuma bisa nyusahin" ucap Anna lagi.

"Nggak, siapa bilang kamu nyusahin? Nggak kok. Kita juga ngga kerepotan. Apa sih yang nggak buat adek kecil manis kayak kamu" ucap Ari dengan sedikit tawanya. Ia berusaha menghibur Anna.

Inilah Anna yang mereka kenal. Selalu terlalu terbawa suasana. Ia sering sekali menangis. Selalu merasa bersalah akan hal hal yang tidak sepantasnya dipermasalahkan. Dia juga terlalu mudah merasa kasihan dengan orang lain. Hingga terkadang membuatnya dalam bahaya karena menolong orang lain. Anna juga tidak memiliki teman sepantaran. Ia tidak tahu kalau alasan teman temannya tidak ingin berteman dengannya karena sifatnya itu.

Mereka selalu berfikir, akan sulit jika memiliki teman yang terlalu baik. Terlalu cengeng.

Hal ini juga berawal ketika tahun pertama mereka satu kelas. Disaat semua mencoba saling mengakrabkan diri. Anna membuat masalah dengan menangis karena candaan yang dilontarkan oleh temannya.

PUSING PUSING DAH
Ayolohh keluarkan jiwa2 teori kalian 🤣

Antagonist Girl (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang