Ditengah malam yang dingin ini, Lucas memang memilih menggendong Vellice sampai rumahnya. Dibanding arus menaiki kendaraan. Karena posisi Ilham tadi jauh dari tempat motornya terparkir.Toh, rumah Vellice juga dekat.
Begitu sampai depan rumah Vellice, terlihat ada beberapa motor di sana. Lucas pun langsung masuk ke arah pintu utama. Semakin mendekat, terdengar suara tawa yang sangat keras dari dalam rumah Vellice. Begitu ia berdiri di ambang pintu, semua suara itu perlahan menghilang. Mereka yang ada di dalam sana menatap Lucas dengan tatapan yang berbeda beda.
“Lice! Dia kenapa?” tanya Arlan langsung. Laki laki itu berjalan mendekat ke arah mereka.
Lucas mundur satu langkah begitu tangan Arlan mendekat ke wajah Vellice. Hal tersebut membuat Arlan menatap tajam ke arah Lucas.
Arlan maju mencengkram dagu Lucas. Laki laki itu sangat kesal dengan hal ini. Kenapa Vellice bisa mengenal laki laki di hadapannya ini. Lalu, kenapa Vellice bisa tertidur seperti ini?. Lalu, bagaimana bisa mereka datang seperti ini?
“Biar gue gendong” desis Arlan.
“Ngapain, urus aja cewek lo sendiri” sahut Lucas. Laki laki itu menoleh ke kanan dengan kasar. Membuat cengkraman Arlan terlepas. Lucas langsung berjalan menuju tangga.
“Berhenti!” seru Arlan kesal. Lucas mengacuhkan laki laki itu dan tetap berjalan menaiki tangga. Lucas langsung menaruh Vellice di kamarnya. Setelah itu, ia segera keluar dari sana. Baru saja menutup pintu cengkraman di tangannya langsung terasa.
“Lo kenapa sih? Punya cewek satu aja. Maruk banget pingin dua duanya” gerutu Lucas. Pembawaan laki laki itu memang santai. Walaupun seperti itu, dia adalah orang yang paling berpengaruh di lingkungannya. Dia si dewa perang kalau kata mereka.
“Lo yang kenapa! Tiba tiba bawa Vellice pulang. Lo kenal dia sejak kapan? Kenapa gue ga tahu? Apa alasan lo deketin dia?” tanya Arlan beruntun.
“Mau tahu? Bukan gue yang dateng, tapi dia yang butuh bantuan. Bukan gue yang deketin, tapi memang gue yang ada saat dia butuh kemaren. Juga, malem ini dia ga pergi sama gue. Dia pergi sama cowok lain. Ga tahu kan lo, kalo dia punya banyak cowok?” ucap Lucas sambil terkekeh. Laki laki itu menjauhkan tangan Arlan dan segera turun dari sana.
“Oi! Cewek lemah!” seru Lucas. Tangannya menunjuk ke arah Anna sejenak. Semua langsung memperhatikan laki laki itu. Termasuk Ari, Ashad, Atta, dan Arlan.
“Kalo udah tahu ga bisa apa apa jangan bikin susah kakak lo!” sahut Lucas. Laki laki itu langsung keluar setelah mengatakan hal tersebut.
Lucas dengan sedikit berlari kembali ke taman. Menuju tempat dimana teman temannya berada.
“Apa yang lo dapet?” tanya Lucas begitu sampai disana.
“Dia pulang kerja” ucap Johan.
“Gue juga ga habis fikir, kenapa orang kaya yang tinggal di perumahan elit ini bisa bisa kerja?” sahut Seno.
“Dan lo tahu, dia kerja dimana? Di kafe!” sahut Aldi.
Sangat cepat bukan mereka melaksanakan perintah Lucas? Tentu saja, tadi mereka langsung mengejar Ilham begitu Lucas mengirimkan pesan perintah.
“Sial, adeknya emang ga tahu diri” gumam Lucas. Entah kenapa, semenjak pertama kali yang ia lihat dari Vellice selalu membuatnya penasaran.
“Hp nya mau lo balikin kapan?” tanya Seno.
“Besok?” tanya Lucas sambil tersenyum puas. Ahhh ia jadi punya alasan lagi untuk bertemu perempuan itu.
“Senin aja pas masuk. Sekalian bikin heboh sekolah mereka” sahul Aldi sambil tertawa lebar.
“Bener juga” sahut Seno dan Lucas ikut tertawa.
“Gue ngikut ajalah” sahut Johan.
***
Pagi di hari minggu sebenarnya pagi yang biasanya Vellice tunggu tunggu. Mengapa? Tentu saja karena hanya di hari itu ia bisa tidur dengan nyenyak seharian. Tanpa perlu taku ada yang mengganggu. Namun, pagi ini alarmnya sudah berbunyi bahkan semenjak pukul 5 pagi. Perempuan itu terbangun pada pukul 6 pagi. Waktu dimana ia menyeting alarm yang ke lima.
Dengan gontai kakinya melangkah menuju kamar mandi. Ia mandi dengan mata sedikit mengantuk. Air dingin yang menyentuhnya seakan tidak memberikan efek apapun. Begitu keluar kamar ia langsung mengganti bajunya dengan baju kerja.Seragamnya berwarna hitam dipadukan dengan rok selutut berwarna hitam juga. Bukan model rok span, tapi model rok yang mengembang. Beruntung kafe itu memiliki tema warna gelap. Ia tidak bisa membayangkan jika harus memakai seragam seperti itu dengan warna pink.
Vellice menutupi seragamnya dengan sweater besar hingga menutupi sepauh roknya. Perempuan itu segera keluar, namun begitu sampai luar sebuah masalah kembali menyerbunya. Ia lupa alamat kafenya kalau dari rumah! Dengan sedikit merengut perempuan itu berjalan kaki menuju jalan raya terlebih dahulu. Nanti, tinggal tanya orang, pikirnya.
“Mau kemana?” tanya Lucas laki laki iu mendadak muncul dihadapannya begitu ia keluar dari gang perumahan. Vellice langsung tersenyum lebar menatap laki laki itu. Ia langsung menaiki motor laki laki itu tanpa ijin. Ia membonceng miring, karena sadar diri roknya akan sangat terangkat kalau tidak duduk seperti itu.
“Bego! Mau pamer paha!” seru Lucas kesal. Semalam laki laki itu bahkan hampir mau memarahi Vellice gara gara roknya yang pendek itu sangat terekspos ketika membonceng Ilham.
Dengan tergesa Lucas melepas jaket jeansnya.
“ga ada yang lebih pendek lagi rok lo?” sahut Lucas. Vellice merengut mendengarnya.
“Bawel! Cepetan jalan! Gue keburu telat!” ucap Vellice. Perempuan itu dengan kasar memukul helm Lucas.
“Pake dulu!” sahut Lucas memberikan jaketnya. Vellice segera memakainya.
“Udah, cepetan ke kafe Mic Drop” ucap Vellice.
“Iya iya” gerutu Lucas. Laki laki itu segera mengantar Vellice sampai tujuan. Begitu sampai depan cafe, Vellice langsung melompat turun. Ia berlari memasuki cafe. Dirinya bahkan lupa melepas jaket Lucas.
“Santai Vel, ngapain lari larian” ucap Rafa. Laki laki itu baru saja membuka pintu kafe.
Vellice terkekeh mendengarnya. Lalu sebuah pukulan mengenai bahunya.
“Jaket gue!” ucap Lucas sambil melotot.
“Oh iya, lupa” ucap Vellice. Perempuan itu sedikit tertawa lalu memberikan jaketnya pada Lucas.
“Astaga gue kesiangan!” teriak Bila sambil berlari mendekat.
“Ilham aja belom dateng” sahut Rafa.
“Nah itu dia” ucap Vellice. Ilham juga berlari menuju kafe mereka.
“Udah sana pergi!” ucap Vellice. Perempuan itu segera ikut masuk ke kafe yang masih berlambang closed itu.
“Yee ngusir!” sahut Lucas. Laki laki itu segera berlari menjauh setelah mengacak rambut Vellice.
“Cowok lo Vel?” tanya Ilham.
“Hah? Nggak” sahut Vellice.
“Semalem dia ngotot banget mau gendong lo pulang. Mana habis dia bawa lo, temen temennya pada ngerubung gue” sahut Ilham.
“Lah, diapain lo?” tanya Vellice langsung.
“Cuma di tanyain lo habis dari mana” sahut Ilham sambil mengendikkan bahunya.
“Pantesan, tadi dia ga kaget pas tahu gue kerja disini” gumam Vellice.
“Nyapu sana!” ucap Rafa sambil melempar sapu ke arah Vellice. Sedangkan laki laki itu sudah memegang kain pel. Bagian tempat pelanggan ini memang bagian pelayan kafe. Lalu, Bila mengurusi kasir dan Ilham yang mengurusi dapurnya.
di link yang ada di bio juga up :)
Part disana selisih satu bab dari disini :)
Lebih panjang disana wkwk
Tapi ku tetep up disini.
Kan kalean yang terbaek wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Girl (TAMAT)
FantasiArlan, laki-laki itu memenuhi ruangan di apartemennya dengan foto-foto seorang perempuan. Ia bukan terobsesi, hanya saja ia takut akan melupakan perempuan itu barang sejenak saja. Vellice, dia manusia dari dunia lain yang menikmati perannya sebaga...