Hari Kamis, waktunya semua siswa pulang sekolah setelah bel berbunyi nyaring. Terdapat keributan yang lumayan besar. Semua orang kali ini lebih memilih keluar melalui lobby yang menghubungkan koridor sekolah dengan tempat parkir, daripada lewat lapangan yang memilikijalan lebih luas.
“Tumben banget sih pada lewat situ?”tanya Alfa.
“Eitss! Berhenti dulu!!”seru Shelly. Tangannya menarik kerah seragam seorang siswa yang melintas.
“Ada apaan tuh?” tanya Lara.
“Ka-kak Arlan, bagi- bagi undangan” ucap laki laki itu dengan terbata. Dia sepertinya anak kelas 10, terlihat dari pakaiannya yang masih bagus dan belum lusuh.
“Undangan apaan?” tanya Vellice. Seorang siswi melintas sambil membawa undangan berwarna pink. Vellice langsung merebut undangan itu.
“Apaan Vel?” tanya Lara,mereka langsung mendekat. Ikut melihat isi undangan itu.
“Hah? Besok sabtu? Malem malem lagi” sahut Angel.
“Cih! Ga usah soksok an jadi anak rumahan lo! Tiap hari pulang pagi juga” sahut Lara.
“Emang harus punya undangan kalo dateng?” tanya Alfa, pada siswi dihadapan mereka.
Siswi itu mengangguk, ia sendiri bimbang. Takut dengan para manusia dihadapannya. Ingin pergi, tapi ia sudah mendapatkan undangan itu dengan susah payah.
“Nih!” ucap Vellice. Perempuan itu melempar undangan itu.
“Ayok Vel!” seru Shelly, perempuan itu menarik Vellice untuk segera menuju ke lobby.
“Tungguin Shel! Ga usah lari lari deh!” seru Angel kesal.
“Lagian lo mau ngapain!?” seru Alfa.
“Kayaknya bakalan seru kalo kita ngerusuh di pesta orang. Udah lama kan kita nggak gitu?” ucap Shelly sambil tersenyum lebar.
Begitu mendekati lobby, Vellice sudah dapat melihat Arlan yang tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar jelas di wajah Anna. Laki laki itu menatap Anna begitu intens. Anna terlihat tertawa bahagia sambil membagikan undangan undangan itu.
“Cewek cupu!!! Kita minta empat!” teriak Angel. Kini mereka bersemangat setelah mendengar ide Shelly tadi.
“A-ah! Iya” ucap Anna sedikit terkejut pada kelakuan empat kakak tingkatnya yang berteriak keras.
Anna langsung memberikan 4 undangan terakhir. Ia tersenyum sambil minta maaf kepada yang lain.
Dari saat Vellice memasuki area lobby , pandangan perempuan itu sudah berfokus ke arah Arlan. Laki laki itu menatap balik Vellice begitu mendengar teriakan Angel. Matanya melotot, tubuhnya bahkan tersentak kecil begitu melihat Vellice.
Laki laki itu seketika panik sendiri. Arlan segera berlari ke arah Vellice. Namun, tentu saja digagalkan oleh manusia bernama Anna. Perempuan itu memegang seragam Arlan.
“Kak, undangan buat Kak Atta, Kak Ashad, sama Kak Ari lupa. Mereka nggak kebagian” ucap Anna mengadu. Memang semua ini rencana Arlan. Salah, rencana si penulis novel. Kemarin, begitu Arlan tanya apakah Anna suka kalau ulang tahunnya dirayakan atau tidak. Anna langsung tersenyum lebar. Matanya berbinar binar menatap Arlan. Tentu saja setelah itu, rencananya. Bukan, rencana si penulis. Rencana untuk memberi suprise gagal total, karena tidak akan bisa menyiapkan pesta di rumah si pemilik kalau pemiliknya sendiri tidak tahu.
“Ya kan ini acara buat kamu, ngapain tanya gue” ucap Arlan sewot. Seketika sifat laki laki itu berubah 180 derajat. Bahkan seharian ini mereka bersama, dan Arlan terus bersikap manis kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Girl (TAMAT)
FantasyArlan, laki-laki itu memenuhi ruangan di apartemennya dengan foto-foto seorang perempuan. Ia bukan terobsesi, hanya saja ia takut akan melupakan perempuan itu barang sejenak saja. Vellice, dia manusia dari dunia lain yang menikmati perannya sebaga...