Saat perjalanan ke pantai. Arlan melirik ke arah Vellice berulang kali.
Setelah berfikir ribuan kali, akhirnya Arlan mengeluarkan suaranya.
"Aku udah baca yang kamu tulis di buku ku" ucap Arlan.
Vellice tak menanggapi, perempuan itu tetap menatap ke arah jendela.
Tiba tiba handphonenya bergetar. Ia mendapat sebuah pesan dari nomor asing.
'Jangan lakukan itu'Vellice mengernyit aneh. Lalu, perempuan itu memilih mengabaikan hal tersebut.
Begitu sampai tujuan, Arlan membukakan pintu untuk Vellice. Laki laki itu langsung menautkan tangan mereka.
"Nggak terlalu rame" ucap Vellice. Hanya ada sedikit orang disana.
"Hmm iyaa, tempat ini ga terdaftar sebagai tempat wisata" sahut Arlan.
"Tempat sebagus ini?" tanya Vellice, keningnya mengernyit.
Arlan mengangguk. Arlan membawa Vellice menuju penjual kelapa. Membeli dua buah. Lalu mereka duduk di bawah pohon dengan selembar tikar.
"Kesana!" ucap Vellice menunjuk ke arah pantai.
"Pengen renang" lanjutnya.
"Ayok!" sahut Arlan.
"Tapi kita ga bawa baju ganti" sahut Vellice.
"Tinggal beli kan?" tanya Arlan mengernyit bingung. Reflek Vellice memukul kepala itu.
"Boros!" ucapnya.
"Inget, siapa yang lebih boros dari siapa" ucap Arlan membuat Vellice merengut kesal.
"Tapi gue ga bisa renang" sahut Vellice.
Kali ini Arlan yang mengernyit.
"Kamu barusan menang lomba renang loh Vel" sahut Arlan."Katanya mau dengerin cerita?" tanya Vellice balik.
Arlan menghela nafas pelan. Begitu melihat minuman Vellice sudah habis, Arlan langsung mengajak perempuan itu berdiri.
"Kemana?" tanya Vellice.
"Maen air" sahut Arlan.
Arlan membawanya untuk menyewa loker.
"Handphone kamu taruh sini, sandal sekalian" sahut Arlan.
Mereka menyimpan jaket, sandal, dan handphone.
"Ayok!!!" seru Vellice mendadak bersemangat. Perempuan itu berlari ke arah bibir pantai.
Arlan menyusul dari belakang.
"Akh! Arlann!!!" seru Vellice sambil tertawa lebar. Arlan tiba tiba menggendongnya sambil berlari.Arlan berhenti berlari, laki laki itu kini berjalan santai.
"Gendong belakang ya?" tanya Arlan."Capek kan lo!" ejek Vellice.
"Nggak lah, mana ada capek. Mau ku ingetin berat badan kamu?" sahut Arlan membuat Vellice merengut. Arlan langsung menurunkan Vellice.
Laki laki itu segera jongkok di depan Vellice.
"Awas aja sampe nurunin di tengah jalan" ucap Vellice. Ia segera naik. Tangannya memeluk leher Arlan. Dagunga ia tempelkan ke bahu Arlan.Beberapa langkah, mereka lewati dengan saling diam. Hening, menikmati suara ombak yang ada. Suara tawa beberapa orang yang ada di sana.
"Lan" panggil Vellice pelan.
"Hmm?" sahut Arlan.
"Jadi denger cerita gue nggak?" tanya Vellice.
"Jadilah! Awas aja sampe nggak cerita atau bohong!" sahut Arlan sewot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Girl (TAMAT)
FantasyArlan, laki-laki itu memenuhi ruangan di apartemennya dengan foto-foto seorang perempuan. Ia bukan terobsesi, hanya saja ia takut akan melupakan perempuan itu barang sejenak saja. Vellice, dia manusia dari dunia lain yang menikmati perannya sebaga...