Setelah percakapan yang menegangkan, mereka terdiam selama perjalanan.
Begitu sampai di rumah Vellice. Arlan kembali menggendong Vellice.
Anna membukakan pintu.
"Eh! Kakak!?" pekik Anna terkejut.Arlan langsung naik menuju kamar Vellice berada.
"Jangan tidur dulu" ucap Arlan pada Vellice setelah membaringkan Vellice.
Arlan menarik Anna keluar kamar. Walaupun Anna sedikit terkejut, dengan cepat ia menormalkan kembali ekspresinya.
"Ada makanan apa di kulkas? Kayaknya Vellice belum makan seharian" ucap Arlan. Tanpa sadar laki laki itu mengucapkannya dengan nada khawatir."A-ah? Hanya ada mie instan" ucap Anna.
"Apa?" ucap Arlan tak percaya. Ia langsung membuka kulkas. Dan ternyata memang hanya ada mie instan, cemilan sama minuman bersoda.
"Aku nggak pernah makan di rumah sekarang. Ja-jadi yang ngisi kulkas kakak" ucap Anna.
"Ck! Ada roti?" Arlan berdecak sebal.
"Ada! Aku beli kemarin" ucap Anna cepat. Ia langsung mencari roti di bagian kulkas.
"Ini" Anna memberikan roti pada Arlan.
"Vellice suka susu putih apa coklat?" tanya Arlan. Tangannya menggantung, ia hendak mengambil susu.
"Putih" ucap Anna cepat.
Arlan langsung menuju dapur. Ia mula memasak air. Mengambil mangkuk. Lalu menumpahkan semua roti ke dalam mangkuk. Tak lupa ia memberi susu putih kental di atasnya. Setelah itu Arlan menuangkan air panas ke atasnya. Secukupnya saja. Lalu mengaduk roti itu. Jadilah seperti bubur makanan bayi.
"PR lo udah selesai?" tanya Arlan.
"Belom" ucap Anna. Ia masih berharap Arlan akan membantunya lagi.
"Selesaiin dulu sana! Udah jam 8 malem. Jam 9 tidur" ucap Arlan. Ia berlalu meninggalkan Anna dan segera naik ke atas.
"Lice, bangunn... makan dulu" ucap Arlan membangunkan Vellice. Vellice ternyata sudah berganti pakaian. Padahal ia tidak membutuhkan waktu lama untuk membuat bubur roti ini.
"Licee" Arlan hanya memanggilnya. Setelah menaruh mangkuk di atas nakas. Arlan melepas kaos kaki yang masih melekat pada kakinya. Padahal tadi ia memakai sandal. Pasti terlihat aneh.
"Licee bangun duluu" ucap Arlan. Kini ia dengan paksa langsung menegakkan punggung Vellice hingga terduduk.
"Hmm" perlahan Vellice membuka matanya.
"Badan lo bau banget. Mandi sana" ucap Vellice sambil menutup hidungnya. Sebenarnya tidak bau juga. Namun melihat seragam Arlan yang terlihat sangat kusut. Juga sudah basah beberapa bagian karena keringan membuat Vellice sedikit risih.
"Ga bawa baju" ucap Arlan.
"Ambil aja di lemari. Yang sebelah kiri" ucap Vellice menunjuk lemari dihadapannya.
Arlan memberikan mangkuk bubur kepada Vellice. Ia pun bangkit menuju lemari Vellice. Karena tak dapat dipungkiri pula kalau ia sedang sangat kegerahan.
Arlan membuka lemari bagian kiri.
"Baju lo item semua?" tanya Arlan melihat deretan kaos berwarna hitam semua.
"Kalo kaos iya. Celananya ambil yang dilempitan bawahnya itu.
Arlan mengambil kaos dengan ukuran paling besar. Lalu ia jongkok. Melihat tumpukan celana pendek.
"Yang lempitan paling bawah" ucap Vellice.
"Ini?" tanya Arlan.
"Bukan sebelah kiri paling bawah" ucap Vellice.
Arlan langsung mengambil celana itu.
Saat dipasangkan ke badannya ternyat cukup panjang. Karena hanya 1 cm diatas lutut.
"Pinggangnya kekecilen Lice" ucap Arlan.
"Ck! Namanya celana kolor ya nanti bakalan melar. Udah sana mandi! Bawa tas ini!" ucap Vellice sambil memberikan Arlan tas tangan. Tadi ia mengambilnya dari laci nakas.
"Buat apa?" tanya Arlan namun tetap mengambilnya.
"Buat pakaian kotor lo lah! Udah sana mandi!" seru Vellice.
"Iya iya, dimakan!" seru Arlan.
Begitu Arlan memasuki kamar mandi. Vellice langsung mendengus keras.
"Sial, gue elergi susu putih. Ck!" umpatnya. Namun, ia tetap memakan bubur aneh itu.
Huekk!!
Beberapa kali Vellice ingin muntah. Padahal ia sudah menutup hidungnya. Namun, bau dari nafas mulutnya masih saja terasa.
Dengan nekad Vellice mengambil cukup banyak bubur diatas sendok dan langsung memakannya. Ia terus melakukan itu agar cepat habis. Ia juga kelaparan sebenarnya.
Setelah selesai Vellice langsung neminum air putih yang ada dalam gelas hingga habis tak tersisa.
Ia pun langsung kembali tidur menutupi tubuhnya dengan selimut.
Tak peduli akan nasib Arlan nanti.
Aku lupa up wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Girl (TAMAT)
FantasyArlan, laki-laki itu memenuhi ruangan di apartemennya dengan foto-foto seorang perempuan. Ia bukan terobsesi, hanya saja ia takut akan melupakan perempuan itu barang sejenak saja. Vellice, dia manusia dari dunia lain yang menikmati perannya sebaga...