"Mana Dwi dan lainnya ya? Aku coba telvon dulu deh." Ucapku sambil mengambil handphone di tas ku
"Assalamualaikum wi.. dimana? Gue udah sampe nih." Tanyaku
"Di belakang lu wi." Jawabnya tertawa
Aku langsung menengok ke belakang
"Eh wi.. bikin kaget aja, Siti sama fia mana?." Tanyaku
"Tuh udah di dalam perpustakaan." Jawabnya sambil menunjuk ke dalam
"Yaudah yuk kita kesana wi." Sambungku"Bentar wi, ada yang mau gue omongin ke lu berdua aja." Ucap Dwi
"Berdua aja? Ada apaan tuh wi? Tentang gue apa lu?." Tanyaku
"Tentang lu ni dan tentang saudara gue." Jawab dwi
"Gue? Sodara lu itu maksudnya Ari bukan wi?." Tanyaku lagi
"Iya Ari wi." Jawab dwi sambil mengangguk
"Ada apa emang wi? Gue jadi keringat dingin." Sambungku"Biar enak ngobrolnya kita sambil duduk yuk disitu, gue tadi juga udah beli minuman nih di kantin buat lu." Kata Dwi
"Ya Allah wi makasih ya." Ujarku
"Iya sama-sama wi. Gue mulai ya ni pembicaraan tentang saudara gue." Sahut Dwi
"Iya wi, gimana gimana?." Tanyaku mendekat
"Ni.. saudara gue itu kan suka ya sama lu yang waktu itu gue pernah bilang ke lu. Dia udah suka sama lu dari awal terus dia nanya ke gue tentang sifat lu dan keluarga lu." Jawab dwi
"Terus lu jawab apa?." Tanyaku lagi
"Ya gue bilang Nia itu orangnya baik, asik dan seru. Keluarganya juga dari keluarga baik-baik kok." Jawab dwi
"Iya wi, dia sering hubungin gue. Kalo dia WhatsApp gue terus gue balesnya lama nih pasti dia langsung telvon gue. Ya namanya handphone nya gue silent ya terus kan gue ada kegiatan lain juga dirumah jadinya gak terus-terusan liat handphone kan." Sambung Dwi
"Terus kalo dia telvon lu. Lu angkat ni?." Tanya Dwi
"Gue angkat wi. Dan setiap dia telvon gue itu gue bawaannya selalu deg-degan wi." Jawabku
"Kok lu bisa deg-degan ni. Emang lu ada rasa sama dia?." Tanya Dwi
" Gue juga gak ngerti sama perasaan gue wi. Entahlah wi." Jawabku"Ni.. ada hal lebih penting lagi dari inti pembicaraan kita ini." Sambung Dwi
"Maksudnya gimana wi?." Tanyaku heran
"Ari mau serius sama lu ni kalau emang lu mau sama dia ni." Jawab dwi
"Mau serius wi? Maksud lu ke arah.." tanyaku sambil mengisyaratkan sesuatu
"Iya ni ke arah situ." Jawab dwi mengangguk
"Kok bisa wi? Kenapa harus gue? Kita masih muda juga wi. Gue sama dia pun cuma beda setahun, gue 19 dan dia 20 tahun. Dan kita juga baru kenal beberapa bulan kan. Kenapa bisa secepat itu dia menempatkan rasa buat gue sampai ke arah yang lebih serius yang benar-benar diluar dugaan gue." Tanyaku penuh tanda tanya
" Dia bilang sama gue gini ni.
Jika perasaan itu semakin mendalam
Apa akan terus di diamkan ?
Aku terdiam penuh kebingungan. Aku semakin gak mengerti hatiku harus senang atau sedih dan bingung. Senang karena ada seorang laki-laki baik yang mencintaiku, sedih karena aku belum bisa membahagiakan kedua orang tuaku, dan bingung kenapa bisa aku dan bisa secepat itu?."Ni.. lu gak harus jawab itu sekarang juga kok. Karena gue tau gimana perasaan lu. Nanti malam lu minta petunjuk sama Allah aja, lu sholat ni biar Allah yang kasih terbaik buat lu." Sambung Dwi tersenyum sambil memelukku
"Iya ni.. nanti malam gue coba minta petunjuk dari Allah ya." Sambungku membalas pelukannya Dwi
"Yauda yuk kita ke dalam nyusulin Siti dan fia." Sahut Dwi
"Iya wi, yuk." Ujarku
Akhirnya aku dan Dwi berjalan menuju ke dalam perpustakaan untuk menyusuli Siti dan fia."Assalamualaikum semuanya." Ucapku tersenyum
"Eh Nia.. waalaikumussalam." Jawab mereka
"Ni.. hari ini lu ada janji lain lagi gak selain sama kita?." Tanya fia
"Hmm.. gak ada fi. Emangnya kenapa?." Jawabku
"Main ke rumahnya Dwi yuk. Gue pengen makan spaghetti buatan Dwi lagi nih, sekalian makan siang juga kan perut udah nyanyi terus nih." Sambung fia tertawa
"Iya ni. Lu bisa gak?." Tanya Dwi
"Bisa kok. Sekarang banget nih berangkatnya?." Tanyaku balik
"Iya sekarang. Kan kita ada 2 motor nih, lu sama gue. Siti sama fia jadinya." Jawab dwi
"Oke deh. Tapi bahan buat presentasi nya gimana kan gue belum cari." Sambungku
"Tenang aja ni.. kita udah dapet kok banyak. Nanti kita bahas dirumah Dwi lebih lanjutnya deh." Sahut Siti
"Oke siap deh. Yuk berangkat." Ujarku
"Kuy lah." Sambung fia
Persahabatan tidak mengenal bagaimana sifatnya
Tapi persahabatan mengenal bagaimana membahagiakannyaAkhirnya setelah dua jam di perjalanan, kita sampai dirumah Dwi.
"Assalamualaikum mah.. Dwi pulang." Ucap Dwi
"Waalaikumussalam iya wi." Jawab mamah Dwi ke arah pintu
"Assalamualaikum mah. Sehat?." Tanya kami sambil mencium tangannya
"Waalaikumussalam. Alhamdulillah sehat kok.. ayo langsung masuk semuanya, langsung ke kamar Dwi aja ya." Jawab mamahnya Dwi
"Ayo langsung ke kamar gue aja, gue ke dapur dulu ya. Kan mau bikinin lu semua spaghetti." Sambung Dwi
"Eh gue mau ke kamar mandi dulu ya, daritadi nahan nih." Sambung fia
"Yee kebiasaan lu mah fi dimana aja juga gitu." Sahut Siti
"Yauda yuk ni kita ke kamar Dwi duluan aja." Ujar Siti
"Iya ti." Sahutku
Kata-kata Dwi tentang pembicaraan tadi di perpustakaan selalu berputar di pikiranku. Semoga gak berlanjut deh, jadi aku bisa tidur tenang malam ini."Ni.. lu ada yang di pikirin ya? Kok diem aja daritadi?." Tanya Siti
"Eh gak kok ti. Si Dwi sama fia perasaan lama banget ya daritadi gak balik-balik ke kamar." Jawabku mengalihkan
"Assalamualaikum.. maaf gengs gue baru selesai nih hehe." Ucap fia nyengir
"Udah lega fi?." Tanyaku tersenyum
"Udah kok ni. Alhamdulillah, eh iya ni. Lu dipanggil sama Dwi tuh tadi diluar." Jawab fia
"Di luar mana? Bukannya tadi dia lagi di dapur ya? Kok tiba-tiba jadi di depan rumah gitu." Tanyaku balik
"Mungkin dia mau beli sesuatu kali ni di depan tapi minta ditemenin sama lu, yauda sana coba liat aja dulu." Jawab fiaAkhirnya aku membuka pintu kamar Dwi dan menuju ke ruang depan.
Dan ternyata..
"Happy birthday to you..
Happy birthday to you..
Happy birthday.. happy birthday..
Happy birthday to Nia." Ucap Dwi,Siti dan fia serempak.
Dan tiba-tiba terdengar suara cowok dari belakangku
"Happy birthday Nia."
Akhirnya aku segera langsung melihat ke belakang ku, dan ternyata..
"Ari ?? Kok kamu bisa ada disini juga?." Tanyaku
"Ini aku ucapin happy birthday ke kamu gak dijawab sama kamu dulu ni." Jawab Ari
"Oh iya. Makasih ya kawan-kawan ku tersayang Dwi,Siti,fia. Dan makasih juga ya Ari udah Dateng kesini juga. Aku sayang kalian semua." Sambungku tersenyum
" Berarti kalo sayang sama kalian semua itu berarti termasuk aku juga dong sayangnya." Tanya Ari tersenyum
"Yee apaan sih kamu ri. Udah yuk kita makan kuenya bareng-bareng." Jawabku
"Yuk.. gue udah laper nih." Sambung fia
Akhirnya kita makan kue bersama. Dan disaat itu pula tiba-tiba hening karena..
"Nia.. aku mau nanya sama kamu tentang sesuatu." Ucap Ari
"Iya nanya apa ya ri?." Tanyaku
"Tadi Dwi udah bilang sesuatu ke kamu tentang aku ke kamu." Jawab Ari
"Owhh itu.. iya udah kok tadi, Dwi udah bilang semuanya ke aku." Ucapku menunduk
Saat Ari bertanya tentang itu, aku posisinya duduk di tengah antara Siti dan Dwi. Sedangkan Ari dan fia duduk di kursi yang muat hanya satu orang saja."Terus kamu udah ada jawabannya ni?." Tanya Ari balik
"Belum ri, kasih aku waktu ya. Karena ini bukan hal sepele yang mudah buat kasih jawaban dan keputusan juga, ini harus menyangkut ridhonya Allah sama orang tua aku. Kasih aku waktu seminggu buat minta petunjuk sama Allah ya ri." Jawabku
"Iya ni, aku bakal kasih kamu waktu kok selama seminggu. Semoga jawabannya mendapatkan yang terbaik ya." Sambung Ari tersenyum
"Aamiin." Sahut kita semua
Akhirnya kita kembali makan kue bersama dan spaghetti buatannya Dwi. Makan bersama yang dipenuhi keceriaan canda tawa dan cerita serta keseruan lainnya. Akan tetapi matanya tidak pernah padam untuk menatapku.Jika memang kelak nanti kita akan bersatu
Semoga jalannya akan segera menentu
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanya Hati
Teen FictionNamaku Nia Dulu aku pernah mengira kalau kita sudah saling menyayangi dengan pasangan dan akan menginjak menuju pernikahan. itu sudah dinamakan CINTA SEJATI. Tapi ternyata sejatinya seorang pria tak bisa dilihat dari berapa lamanya bersama kita tap...