Sebuah perkataan singkat yang membuat aku semakin tak terkendali dalam mengolah rasa.
Rasa yang semakin hari semakin ku tak bisa menghentikannya.
Rasa yang selalu menghangatkan ku dikala ku rindu padanya.
Apakah rasa ini sudah murni untuknya atau masih ada keraguan yang aku belum ketahui tentangnya?
Yakinlah.. Allah pasti akan kasih jawaban yang terbaik untuk hambanya."Mbak.. sudah sampai nih sesuai titik lokasi" kata bapak ojek
"Oh iya pak. Makasih ya." Kataku tersenyum sambil memberikan uang
"Assalamualaikum. Nia pulang." Panggilku sambil mengetuk pintu
"Waalaikumussalam. Iya sebentar ni." Sahut kak nur ke arah pintu
"Makasih kak. Umi mana kak?." Tanyaku sambil salim
"Umi ada tuh di ruang tengah lagi istirahat abis masak." Jawab kak nur
"Oh yauda kak. Aku ke umi deh ya kak." Sambungku
"Iya ni." Sahut kak nur
"Assalamualaikum umi sayang." Kataku tersenyum
"Waalaikumussalam nia." Sahut umi tersenyum
"Umi abis masak ya?." Tanyaku
"Iya kok kamu tau?." Tanya umi heran
"Iyalah kan tau dari kak nur." Jawabku tersenyum
"Yee pantesan." Sahut umi mencubitku
"Ihh umi sakit." Ujarku sambil mengusap lenganku
Ku tahu tak selamanya kehidupan akan terasa bahagia
Tapi aku selalu mencari tahu bagaimana caranya membuat ibuku bahagia"Ni.. umi mau ngomong sesuatu sama kamu nih." Kata umi
"Ngomong apa mi? Kok kayanya serius banget ya." Jawabku mendekat
"Iya emang serius. Soalnya buat masa depan kamu." Sahut umi
"Maksudnya mi? Tentang..." Tanyaku dengan isyarat
"Iya tentang kamu sama Ari." Jawab umi
"Emang apa mi yang mau di omongin tentang Nia sama dia?." Tanyaku deg-degan
"Umi udah bilang sama Abi kamu. Kalau dia mau minta kamu ke arah serius." Jawab umi
"Terus mi?." Tanyaku lagi
"Iya kata Abi. Disuruh kesini besok, kan Abi lagi libur juga gak ada acara." Jawab umi
"Besok banget nih mi? Beneran besok?." Tanyaku terkejut
"Iya Nia." Jawab umi tersenyum
"Hmm.. yauda mi. Nanti Nia bilang ke Ari nya ya." Sambungku
"Iya ni." Sahut umi
"Yaudah mi Nia ke kamar dulu ya mi. Mau istirahat sekalian bersih-bersih." Kataku tersenyum
"Yaudah kamu istirahat dulu deh." Sahut umi
"Iya mi." Jawabku
Perjalanan cinta ini mudah.
Tapi ku tak tahu apakah lebih mudah untuk dipersatukan atau dipisahkan?Akhirnya aku segera ke kamar untuk mengistirahatkan tubuhku. Dan aku memikirkan perkataan umi yang menyuruh Ari kerumahku esok hari atas perintah Abi. Kenapa bisa secepat ini ya prosesnya? Aku tidak tahu harus bahagia atau tidak saat umi dan Abi benar-benar serius dalam hal ini. Apa aku langsung bilang ke Ari sekarang ya atau nanti. Kenapa hatiku jadi bimbang. Apa karena seusiaku masih penuh kelabilan. Tapi aku juga tidak ingin bermain-main dengan perasaan. Tapi aku memang sedang merasakan sesuatu yang aku juga tidak bisa menjelaskan nya. Aku istirahat dulu deh nanti malam aku langsung bilang ke Ari lewat telvon. Dan akhirnya aku tertidur pulas.
"Nia.." panggil umi sambil mengetuk pintu
"Iya mi." Jawabku mencoba membuka mata
"Udah Maghrib sayang." Sambung umi
"Iya mi. Ini Nia udah bangun kok." Sahutku sambil menyingkirkan selimut
"Yauda langsung sholat ya ni." Ujar umi
"Iya umi." Sahutku
Rasa kantukku membuatku sampai lupa bersih-bersih dan masih mengenakan baju kuliah. Aku segera ke kamar mandi untuk bersih-bersih melakukan sholat. Dan ketika sudah selesai aku menuju ke ruang makan untuk makan malam bersama. Ketika aku duduk..
"Nia." Panggil Abi
"Iya bi. Kenapa?." Jawabku menengok
"Emang bener ada yang mau sama kamu?." Tanya Abi
"Ya ada lah bi. Masa gak mau." Jawabku tersenyum
"Yee.. maksudnya abi emang udah ada laki-laki yang minta kamu buat jadi istrinya?." Tanya Abi
"Hmm.. iya bi katanya sih gitu." Jawabku
"Kok katanya? Emang masih kabar burung belum ngomong langsung ke kamunya?." Tanya Abi lagi
"Ngomong langsung sih bi." Jawabku
"Terus kenapa bilang katanya?." Tanya Abi heran
"Hehe gak kenapa-kenapa sih bi." Jawabku nyengir
"Dia orang mana ni?." Tanya Abi
"Dia orang Depok bi." Jawabku
"Selain kuliah. Kegiatan dia apa?." Tanya Abi lagi
"Hmm.. sama kaya Nia deh bi kegiatannya." Jawabku
"Oh gitu. Yauda besok suruh dia kerumah ya temuin Abi." Sambung Abi
"Hmm iya bi. Nanti Nia bilang ke dia abis makan." Sahutku
"Yauda kamu makannya yang bener, di abisin." Ujar Abi.
"Iya bi." Kataku
Jika seorang ayah selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya di dalam kehidupannya.
Apakah kamu bisa menjadikan ku satu-satunya perempuan terbaik di dalam kehidupanmu?
Setelah makannya sudah selesai. Aku segera ke kamar untuk menghubungi Ari. Ketika aku ingin ke kamar..
"Nia.. kesini dulu sebentar ni." Panggil Abi
"Iya bi." Jawabku sambil menghampiri
"Kalau kamu nanti udah menghubungi dia. Kamu istikhoroh lagi ya. Kamu minta yang benar-benar terbaik sama Allah. Kamu jangan ikutin hawa nafsu kamu. Abi sebenarnya masih mau kamu belajar dulu melanjutkan pelajaran dari Aliyah kamu. Tapi Abi juga gak melarang kamu untuk ke jenjang yang lebih serius karena kan takdir gak ada yang tahu. Abi selalu berdoa minta yang terbaik untuk anak-anak Abi. Inget pesan Abi ya ni "kalau memang dia baik buat kamu dia akan perjuangkan kamu dan menjaga kehormatan kamu. Bukan meninggalkan kamu dengan seribu alasan dan menjatuhkan harga diri kamu. Saat kesedihan nanti menimpa kamu dalam mengenal dia lebih dalam atau suatu kenyataan yang kamu tahu diluar dugaan kamu. Kamu harus bersyukur ya. Karena kamu ditemukan seseorang untuk pembelajaran kamu untuk menjadi wanita yang lebih kuat dan dewasa." Kata Abi tersenyum
"Abi." Kataku menahan nangis
"Abi sayang sama Nia dan anak-anak Abi lainnya. Abi gak mau liat anak Abi sedih. Abi merawat Nia, ngajak main Nia sampe Abi dandanin Nia juga waktu kecil. Abi gak pernah menuntut Nia untuk jadi apa, Abi cuma mau Nia jadi anak yang Sholehah dan ilmunya bermanfaat buat banyak orang." Kata Abi tersenyum
"Abi. Nia sayang sama Abi.. maafin Nia belum jadi anak yang baik buat Abi umi. Makasih udah kasih ke Nia sebuah rasa sayang yang tulus buat Nia. Doain Nia bi biar Nia bisa banggain dan bahagian umi dan Abi." Ujarku sambil memeluk Abi
"Iya anak Abi. Yauda jangan nangis lagi. Katanya mau ngehubungin Ari nanti keburu kemaleman." Sahut Abi
"Hmm iya bi. Nia ke kamar dulu deh. Makasih ya bi." Ujarku sambil mengusap air mata
"Iya sama sama." Jawab Abi tersenyum
Ayah..
Di setiap pelik keringatmu selalu ada perjuangan untuk keluargamu.
Di balik senyummu selalu ada rasa sakit yang kau simpan di depan keluarga mu.
Dan.. dibalik genggaman tanganmu selalu ada rangkulan doa di tengah malam untuk kebahagiaan keluarga mu.
Ayah..
Apakah kelak nanti dia akan memperjuangkan Nia demi kebahagiaan Nia?
Apakah kelak dia selalu akan menyimpan rasa cinta meskipun beberapa ujian tiba?
Ayah..
Jika dia orang yang pertama Nia suka.
Tapi.. tetaplah ayah orang yang pertama Nia cinta sejak dulu, saat ini dan selamanya.Akhirnya setelah aku dinasihati Abi, aku pun ke kamar untuk menghubungi Ari. Tapi ternyata handphone ku lowbet jadinya aku coba chat dia dulu baru aku charger.
Isi pesan:
"Ari.. kamu lagi sibuk gak? Aku mau telvon kamu. Soalnya aku mau sampein sesuatu."
Setelah aku kirim chat nya. Aku langsung charger handphone ku dan sambil menunggu aku membuka laptop untuk melihat ada pembeli atau tidak di online shop ku. Saat aku mau buka buka laptopnya. Ternyata handphone ku berdering.
Panggilan masuk (Ari)
"Assalamualaikum ni."
"Iya ri. Kenapa?."
"Kamu tadi ngechat aku?."
"Iya ri. Kamu lagi sibuk gak?."
"Gak kok. Tadi aku lagi keluar sebentar aja ada urusan."
"Oh gitu. Iya gapapa kok ri."
"Kenapa emang ni? Kamu katanya ada yang mau diomongin?."
"Hmm.. iya nih ri."
"Mau ngomong apa? Kayanya penting banget."
"Aku mau ngomong tentang kita."
"Tentang kita? Maksudnya?."
"Iya. Gimana ya aku bingung ngomongnya darimana."
"Yauda kamu ngomongnya pelan-pelan aja."
"Hmm yauda oke. Tadi kan pas pulang kuliah umi ngomong sama aku. Kalau umi udah bilang sama Abi kalau kamu mau minta aku buat jadi pendamping hidup kamu."
"Terus terus kata Abi kamu apa?."
"Iya kata Abi kamu besok disuruh kerumah. Soalnya kebetulan abi lagi gak ada acara juga."
"Alhamdulillah.. jadinya besok ya ni?."
"Iya ri besok. Kamu udah siap?."
"Iya aku siaplah."
"Kamu benar-benar mau perjuangin aku ri?."
"Iya Nia. Aku benar-benar mau perjuangin kamu."
"Apa hati kamu benar-benar udah tulus sama aku?."
"Tulus kok ni. Tapi aku..
(Nittt nitt)
"Yah handphone nya mati lagi. Aku belum denger jawaban Ari kan. Kenapa jawaban Ari ada tapinya ya" Kataku sambil berfikir.
Jika cinta di awali dengan kata "tapi"
Apa itu tetap bermakna ketulusan atau awal dari pengkhianatan?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanya Hati
Teen FictionNamaku Nia Dulu aku pernah mengira kalau kita sudah saling menyayangi dengan pasangan dan akan menginjak menuju pernikahan. itu sudah dinamakan CINTA SEJATI. Tapi ternyata sejatinya seorang pria tak bisa dilihat dari berapa lamanya bersama kita tap...