Tak terasa waktu semakin cepat berlalu, detak jantungku semakin berdebar kencang dan hatiku semakin banyak pertanyaan. Sementara pikiranku semakin tak karuan karena Minggu depan aku harus UAS sementara uangku belum terkumpul semua untuk biaya kuliah. Uang saku kuliah aku pun sudah aku pakai buat keperluan lainnya karena aku memang benar-benar tidak mau merepotkan orang tuaku. Gimana ya caranya biar uangku bisa cepat terkumpul, masa aku baru semester 1 udah gak ikut UAS. Apa aku tanya pendapat Ari ya kali aja dia punya ide aku harus gimana atau tanya Dwi,fia dan Siti. Atau siapa ya? Tapi aku gak mau ada orang yang tau tentang ini, aku gak mau keliatan lemah depan mereka. Biarlah mereka tau aku bahagia terus walaupun hatiku dan pikiranku lagi tidak seimbang. Kalau aku cerita sama kak nur nanti kak nur jadi gak enak sama aku, aduhh aku gak mau kaya gitu. Kalo cerita sama kak Anis pasti nanti ditambahin biayanya tapi aku gak mau merepotkan kak Anis, karena kan dia udah berkeluarga udah punya anak juga aku gak mau beban ku dibagi ke orang yang aku sayang. Oke Nia kamu bisa lewatin semua ini ya. Semangattt.. Allah bersama kamu kok. Saat aku sadar aku berbicara itu semua dalam hati dan ternyata aku masih dalam perjalanan pulang. Kok tumben lama ya.. ini macet lampu merah atau kenapa ya?.
"Pak.. ada apa ya kok macet begini?." Tanyaku
"Itu ada yang bunuh diri katanya mbak. Jadinya lagi dibawa ke mobil ambulan." Jawab bapak ojek
"Hah? Bunuh diri pak? Perempuan apa laki pak?." Tanyaku terkejut
"Perempuan mbak." Jawab bapak ojek
"Perempuan? Kenapa ya dia?" Tanyaku sendiri
Akhirnya kendaraan semakin renggang dan perjalanan sedikit demi sedikit lancar. Dan banyak yang membicarakan sebab perempuan itu bunuh diri. Karena aku saking terkejutnya kalau yang bunuh diri itu perempuan aku jadi kepikiran bagaimana dengan orang tuanya ya, apa mereka tau? Kalau dia sudah menikah bagaimana dengan suami dan anaknya? Akhirnya aku memutuskan untuk bertanya dengan satu orang dari ibu-ibu yang sedang membicarakan tentang itu.
"Assalamualaikum bu. Maaf .. saya boleh tanya?." Tanyaku tersenyum
"Waalaikumussalam. Iya mbak boleh, tanya apa mbak?." Jawab ibunya tersenyum
"Yang tadi bunuh diri itu beneran perempuan ya Bu?." Tanyaku
"Iya perempuan mbak. Dia bunuh diri diatas gedung itu." Jawab ibu sambil menunjuk satu gedung yang tinggi
"Ya Allah.. maaf Bu kalo saya boleh tahu penyebabnya apa ya Bu dia bisa bunuh diri?." Tanyaku heran
"Tadi sih ada temennya kan ya disitu mbak. Temennya mau ngebujuk dia buat gak ngelakuin itu. Temennya juga tahu dia disitu karena perempuan itu emang udah bilang makanya temennya langsung ke tempat itu. Tapi udah terlambat mbak, dia udah jatuhin dirinya ke bawah. Dan jadinya pihak polisi tanya sama kawannya itu apa sebabnya." Jawab ibunya
"Ya Allah.. terus kata temennya apa penyebabnya yang bisa buat dia jadi kaya gitu Bu?." Tanyaku lagi
"Kata kawannya dia seminggu lagi kan mau lamaran mbak. Tapi calonnya dia gak ada kabar dan pas calon itu kabarin ke perempuan itu dia bilang kalo dia udah nikah mbak sama perempuan lain." Jawab ibunya serius
Tak terasa air mataku mengalir. Aku sebagai perempuan sangat merasakan bagaimana perasaan perempuan itu. Ketika selangkah lagi dia akan merasakan bahagia dengan pasangannya tapi dicampakkannya begitu saja dengan pasangannya juga. Kalau dia masih hidup aku mau jadi ketemu dia aku mau semangatin dia. Kenapa tega seseorang yang saat sudah perjuangkan dia dan mempercayakannya bisa meninggalkan tanpa merasa pernah ada sesuatu dengan dia. Air mataku semakin mengalir tak karuan, tapi karena aku baru sadar aku ditunggu sama bapak ojek onlinenya aku segera pamit dengan ibu tersebut.
"Bu.. aku pamit ya. Makasih ya Bu atas infonya." Kataku sambil tersenyum
"Iya sama-sama mbak." Seru ibunya tersenyum
"Pak.. maaf ya jadi nungguin saya kelamaan." Ucapku
"Iya gapapa mbak. Ada yang mau di kunjungin lagi gak mbak?." Tanya bapaknya
"Emang kebun binatang pak bahasanya dikunjungi, Lanjut arah pulang lah pak." Kataku
"Hehe iya itu maksudnya. Oke deh mbak." Sahut bapak ojek
Jika kamu ingin membuka hati untuk seseorang,
Maka bersiaplah untuk merasakan sakit hati dari seseorang tersebut pula.
Karena berjuang tidak bisa dilihat dari ukiran kata
Tapi berjuang hanya bisa dilihat dari bukti semata
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanya Hati
Подростковая литератураNamaku Nia Dulu aku pernah mengira kalau kita sudah saling menyayangi dengan pasangan dan akan menginjak menuju pernikahan. itu sudah dinamakan CINTA SEJATI. Tapi ternyata sejatinya seorang pria tak bisa dilihat dari berapa lamanya bersama kita tap...