tenang Nia

28 6 0
                                    

" Assalamualaikum kawand." Kataku tersenyum
" Waalaikumussalam ni." Jawab mereka
" Loh wi. Siti kemana?." Tanyaku heran
" Siti sakit ni jadinya gak masuk hari ini." Jawab dwi
" Ya ampun.. sakit apa wi? Dari kapan?." Tanyaku lagi
" Badannya panas ni ." Jawab dwi
" Ya Allah.. udah lama wi sakitnya?." Tanyaku khawatir
" Baru semalem katanya ni." Jawab dwi
" Oh yaudah semoga Siti cepet sembuh ya biar kita bisa kumpul lagi." Sambungku
" Aamiin ya Allah." Sahut Dwi
" Fi.. kok lu diem aja. Kenapa?." Tanyaku
" Gapapa kok ni." Jawab fia tersenyum paksa
" Oh iya fi kan lu ngajar bareng Siti juga tadi lu jenguk dia gak?." Tanyaku
" Hmm gak ni. Gue gak sempet." Jawab fia
" Ohh gitu. Iya oke deh fi." Sahutku
Jika setiap kesalahan harus ada perbaikan
Apa semuanya harus didiamkan.
Bukankah itu lebih menyakitkan ??

" Assalamualaikum semuanya." Pak dosen
" Waalaikumussalam pak." Jawab kami serempak
" Hari ini siapa yang tugas presentasi?." Tanya pak dosen
" Saya pak." Jawabku mengacungkan jari
" Oh kamu Nia. Hari ini tugas presentasi nya mandiri ya gak per kelompok?." Tanya pak dosen lagi
" Iya pak. Hari ini mandiri presentasi nya." Jawab Ari
" Yauda Nia silahkan maju." Pak dosen
" Iya pak." Kataku sambil membawa makalah
Saat aku mulai maju ke depan. Dadaku berdegup lebih kencang. Keringat ku mulai mengucur. Aku merasa jiwaku sedang berseteru dengan pikiranku saat pandangannya semakin menusukku. Ku mohon jangan seperti itu.
Ketika beberapa menit telah berlalu dengan presentasi ku yang tak maksimal itu dan dilalui beberapa mata kuliah yang lain pula akhirnya waktu pulang telah tiba. Tapi aku merasa ada yang berbeda dari sikapnya fia ke aku atau mungkin perasaan aku aja kali ya. Entahlah..
" Ni.. gue balik duluan ya." Kata Dwi
" Iya wi. Hati-hati ya." Jawabku
" Gue juga balik duluan ya ni." Sambung fia
" Eh iya fi. Hati-hati ya. Fi.. sebentar" Ujarku
" Iya ni. Kenapa ?." Tanyanya
" Lu baik-baik aja kan? Atau gue ada salah sama lu?." Tanyaku balik
" Gak kok ni, gue gapapa. Gue duluan ya. Assalamualaikum." Jawab fia tersenyum kecil
" Hmm oke deh fi. Waalaikumussalam." Sambungku
Setelah aku merapihkan semua buku ke dalam tas aku segera menuju ke bawah. Tapi akhirnya..
" Nia tunggu sebentar." Panggil ari
" Iya ri. Kenapa?." Jawabku
" Aku mau ngomong sama kamu dulu." Kata Ari
" Mau ngomong apa ri? Langsung ngomong aja aku buru-buru soalnya." Jawabku
" Kamu buru-buru mau pulang ke rumah apa buru-buru mau pergi dari kehidupan aku ni?." Tanya Ari
" Maksudnya kamu? Aku gak ngerti ri. Kamu langsung ngomong intinya aja ya aku gak mau lama-lama kita ngobrol berduaan kaya gini." Jawabku
" Kita gak berdua ni. Itu ada anak KPI juga yang lagi ngumpul. Kamu tenang aja." Sambung Ari
" Kamu bilang tenang ri? Apa bisa hati perempuan itu tenang dengan kepercayaan yang udah dipatahkan?. Dan apa bisa raga perempuan itu benar-benar terjaga ketika dekat dengan seseorang yang belum halal untuk dirinya?." Sahutku kesal
" Ni.... Jangan ngomong kaya gitu. Liat aku." Jawab ari
" Maaf .. mataku akan menjadi rendah ketika memandang bukan yg pantas ku pandang. Aku pamit duluan. Assalamualaikum." Kataku
Mempertahankan hubungan yang tak pasti menjadikanku selalu berperang dengan hawa nafsuku sendiri.

Perjalanan pulang yang menjadikanku begitu usik dengan pikiranku, hatiku. Aku ingin menjadi masa kecilku dulu yang belum mengenal arti cinta kepada lawan jenis. Yang tidak pernah mengeluarkan air mata kecuali tidak diizinkan main. Yang dipikiranku bagaimana caranya bisa main sehabis pulang sekolah. Tapi sekarang.. astaghfirullah Nia gak boleh ni. Gak boleh gitu.. harus bersyukur Alhamdulillah masih dikasih umur panjang bisa merasakan kehidupan orang remaja yang pasti akan menjadikanmu lebih dewasa nanti. Oke aku pasti bisa.. iya Nia bisa kok.
" Assalamualaikum.. Nia pulang." Kataku sambil mengetuk pintu
" Waalaikumussalam iya ni." Jawab umi
" Eh umi. Umi hari ini cerah banget mukanya pasti umi abis cuci muka ya." Sambungku meledek
" Iya abis cuci, cuci baju. Eh tapi kok keliatannya kamu kaya lagi seneng banget ni. Ada apaan nih?." Sahut umi meledek balik
" Iya Nia lagi seneng banget hari ini soalnya liat umi cerah abis cuci muka eh cuci baju deh." Sambungku tertawa
" Ih orang umi nanya serius juga. Yauda kamu istirahat deh ke kamar jangan lupa sholat dulu kalau mau tidur." Kata umi
" Siap komandan." Jawabku tersenyum
Setiap kehidupan pasti akan menemukan permasalahan yang begitu menyakitkan.
Tapi.. setiap memandang wajahnya berharap dia tidak merasakan apa yg ku bebankan.
Ini bukan keegoisan hanya sedang berproses menuju kedewasaan.

Saat ku menuju kamar. Mata yang cukup ku tahan untuk tidak ku keluarkan permatanya menjadi keluar tanpa henti-hentinya. Rasanya ingin sekali ku memeluk seseorang yang bisa ku percaya yang bisa menyemangatiku tanpa merendahkanku. Yang bisa mendengarkan keluhanku. Ya Allah..
Akhirnya aku segera menuju ke kamar mandi untuk siap-siap sholat Zuhur saat itu. Dan di penghujung doa pun aku lagi-lagi terbawa suasana hati dan aku mengeluarkan isi hatiku kepadaNya sampai tak tersadar aku pun ketiduran diatas sajadah dan masih mengenakan mukena.
" Ni.. Nia." Panggil kak nur sambil mengetuk pintu
Karena pintu gak terkunci kak Nur pun masuk
" De... Bangunn."
" Niaaaaaaa.. bangun ada cicak."
" Aaaaaaaaaaa cicakkk.. mana cicaknya. Mana kak..
Kak nur mana cicaknya usir kak." Kataku terkejut
" Tuh cicaknya di mimpi kamu." Jawab kak Nur
" Ih kak Nur gak lucu tau. Nia udah kaget. Lagi kenapa sih banguninnya harus ngagetin kaya gitu. Kalo Nia jantungan gimana." Sahutku kesal
" Iya iya maaf. Abisnya kamu dibangunin gak bangun mulu daritadi jadinya Kaka gituin aja. Eh tapi Nia.. ada yang lebih mengejutkan lagi tau." Sambung kak Nur
" Apaan tuh kak?." Tanyaku heran
" Kamu liat deh ke ruang tamu tapi dari belakang hordeng aja." Jawab kak Nur
" Emang ada apaan sih kak? Kenapa Nia harus ngumpet-ngumpet juga." Tanyaku penasaran
" Yauda coba aja liat kesana." Jawab kak Nur
Akhirnya aku menuju ke ruang tengah dan mencoba melihat di balik hordeng. Dan ternyata..
" Hah? Ari.. kak itu Ari yang Dateng?." Tanyaku
" Sssuttt kamu jangan berisik. Iya itu Ari." Jawab kak nur
" Kok dia bisa kesini kak. Dari kapan dia kesini kak?." Tanyaku semakin penasaran
" Udah lumayan sejam ada kali ni. Dia keren loh ni kesini sendiri dan mau langsung temuin Abi. Alhamdulillah Abi ada dirumah jadinya langsung ketemu juga.," Jawab kak Nur tersenyum
" Tapi kak kok Nia gak dikasih tau atau disuruh ikut kesitu ikut ngobrol?." Tanyaku lagi
" Nia sayang. Ari udah kenal kamu kan? Ari udah sering liat kamu juga kan di kampus? Jadi untuk apa kamu dihadapin lagi di depan dia. Sekarang saatnya dia berhadapan sama Abi bukan sama kamu." Jawab kak Nur tersenyum
" Oh iya juga sih kak. Tapi kak itu Ari beneran mau ngelamar Nia sampe langsung temuin Abi. Padahal Kaka tau gak tadi Nia udah marah ke dia di kampus." Sambungku
" Kaka paham kok perasaan kamu ni jadi kamu wajar sampe segitunya ke Ari. Sekarang saatnya dia buktiin segala ucapan dia ke kamu. Kalau memang udah jadi baiknya pasti akan dimudahin untuk bersatu tapi kalau itu jadi buruknya pasti akan dimudahin secara perlahan untuk dijauhkan. Kamu terus berdoa minta terbaiknya ya ni sama Allah." Sahut kak nur sambil memegang tanganku
" Iya kak. Makasih banyak ya kak. Redhoin Nia ya kak." Jawabku sambil memeluk kak nur
" Iya sayang. Eh ni.. itu Ari udah pulang." Kata kak nur
" Eh iya kak. Duh Nia jadi deg-degan nih. Nanti kira-kira Abi ngomong apa ya ke Nia. Tadi apa ya yg dibicarain." Kataku sambil memegang tangan kak nur erat
" Yauda yuk kita ke Abi aja langsung." Sambung kak nur sambil menggandeng tanganku
" Abi.. tadi siapa yang dateng?." Tanyaku
" Temen kamu kan si Ari itu. Kamu emang ga kenal?." Tanya Abi balik
" Hehe kenal sih bi. Emang tadi Abi sama dia ngobrolin apa kayanya serius banget." Tanyaku penasaran
" Tadi Abi sama dia ngomongin tentang...
Hp Abi (Panggilan masuk)

Tanya HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang