semoga

29 4 0
                                    

" Maaf Nia tadi temen Abi telvon. Kamu tadi nanya apa?." Tanya Abi
" hmm.. itu bi. Tadi si Ari ngomong apa ke Abi?." Tanyaku
" Ohh.. Ari bilang minta maaf sama Abi dan umi kemarin itu gak jadi dateng kesini soalnya dia abis kecelakaan." Jawab Abi
" Udah gitu aja bi?." Tanyaku semakin penasaran
" Kamu emang maunya Ari itu ngomong apa ke Abi?." Tanya Abi balik
" Ihh Nia gatau. Kan Abi yang tadi ngobrol sama dia." Jawabku mengelak
" Yauda nih Abi kasih tau ya semuanya yg tadi Abi bicarain sama Ari. Kamu dengerin ya.." kata Abi tersenyum sambil merangkul pundak ku
" Siap bapak negara" sahutku membalas senyum
" Ari tadi bilang ke Abi. Ari udah kenal kamu dari awal kuliah. Terus dia bilang dia mau kenal jauh sama kamu dan dia mau silaturahimnya panjang sama keluarga disini dan dia berniat serius saat itu makanya mau kerumah kan mau ketemu Abi sama umi. Tapi Allah yang punya rencana dia kecelakaan dan jujur Abi kecewa saat itu dan Abi pun bilang itu sama dia. Tapi dia terus minta maaf dan minta redhonya sama Abi. Dan dia mau meneruskan niat baiknya ini ke kamu." Jawab Abi memandangku
" Jadi maksudnya Abi.. Ari mau ..." Tanyaku dengan mengisyaratkan alis dan mata
" Iyaa begitu deh kira". Kamu siap ?." Tanya Abi meyakinkan
" Nia mah gimana ridhonya Abi sama umi aja." Jawabku tersenyum
" Abi selalu ridho apa yang jadi kebahagiaan buat anak Abi. Dan Abi juga gak mau anak Abi ibadahnya diganggu sama hal yang sia-sia yang hanya mengikuti hawa nafsu. Kalau memang ini udah jalannya disegerakan bukan di perlambatkan karena syaithon suka sama hal yang melanggar dan dia terus cari cara buat mendapatkan temannya yg banyak." Sambung abi sambil memegang tanganku
" Bismillah bi. Nia siap." Kataku menghela napas
Ku terima lembaran baruku bersamamu
Namun.. apakah kamu siap menerima kekuranganku??
Semoga..

Setelah bercengkrama panjang bersama Abi dan umi dan kak nur. Aku kembali merebahkan badanku ke kasur. Hari ini detik ini ada kebahagiaan yang tak bisa ku jelaskan. Rasa itu tumbuh lagi seperti tidak ada luka sebelumnya tidak ada kekecewaan sebelumnya. Aku sebagai perempuan biasa yang tak bisa memunafikan hati kalau aku ingin merasakan dicintai, disayangi, dijaga penuh kasih sayang, di semangati dengan kelembutan. Duhh ngomong apa sih aku Ini. Oh iyaa aku lupa 3 hari lagi kan mau UAS di kampus tapi aku belum bayar ujian. Gimana yaa??aku sama sekali gak ada tabungan saat ini. Aku pun juga gamau bebanin orang tua. Apalagi kak Nur mau wisuda. Duhh gimana yakk..
" Assalamualaikum de. Ini umi." Kata umi sambil mengetuk pintu.
" Waalaikumussalam iyaa mih. Sebentar." Sahutku
" Kamu lagi ngapain ni? Kok kayanya mukanya lagi banyak pikiran gitu ?." Tanya umi
" Gak kok mih. Ini Nia ngantuk aja tapi ketahan. Hehe." Jawabku tersenyum kecil
" Yaudah kalau ngantuk mah tidur ni. Eh tapi jangan deh ini udah mau Maghrib. Gak baik tidur sore nanti kamu gila lagi." Sambung umi meledek
" Ihh umi nih.. oh iya umi tumben ke kamar Nia. Pasti ada yang mau diomongin ya." Tanyaku balik
" Ihh kok kamu tau. Selain kamu nanti jadi gila kamu mau jadi peramal yaa." Jawab umi semakin meledek
" Umii mahh ihh Nia seriuss tauu." Sahutku
" Iya tau iyaa yang mau diseriusin anak umi." Sambung umi tersenyum
" Umiii. Nia seriuss tauu. Yauda Nia tidur aja deh " kataku
" Iya iyak. Umi mau ngomong sesuatu sama kamu." Sambung umi
" Sesuatu apa mi ? Kok kayaknya serius banget nih." Tanyaku mendekat
" Kuliah kamu gimana ? Lancar ?." Tanya umi balik
" Hmm.. alhamdulillah lancar kok mi. Kenapa emang mi ?. Tanyaku balik
" Umi minta maaf banget sama kamu Nia." Jawab umi berkaca-kaca
" Umiii... Kenapaa ?? Kenapa umi harus minta maaf sama nia ? Umi gak ada salah apa-apa sama Nia. Kenapa mih ?." Tanyaku heran
" Umi minta maaf sama kamu Nia. Kamu anak terakhir yang biasanya dimanja sama orang tua. Yang biasanya diutamakan sama orang tua. Tapi kamu harus berjuang sendiri buat biaya kuliah kamu. Maafin umi ni. Umi ada biaya buat kamu tapi sedikit sisanya buat kakak kamu. Maafin umi ya Nia." Jawab umi memegang tanganku
" Umiiii." Sahutku sambil memeluk umi
" Umii.. Nia gapapa kok. Nia seneng ngelakuin ini. Umi sama Abi kan udah berjuang banyak buat Nia dan kakak-kakak semuanya. Sekarang anak umi yang dulunya nangis minta mainan lagi berjuang sendiri buat masa depan. Umi yang penting doain Nia ya. Doain Nia biar bisa berkah dunia akhirat dan bisa jadi anak yang umi mau yang bisa banggain umi. Nia sayang banget sama umi. Umi gak boleh sedih yaa.. Nia sedih kalo liat umi sedih. Jadi umi harus senyum kaya Nia nih." Sambungku meragakan tersenyum
" Makasih sayang udah jadi anak yang Sholehah buat umi Abi. Makasih udah jadi anak yang pengertian sama orang tuanya. Umi juga sayang sama kamu. Semoga Ari bisa bahagiain kamu ya Nia. Umi yakin masa depan kamu lebih baik dari umi." Ujar umi tersenyum
" Amiinnnn ya Allah. Kabulkan doa malaikat hamba tanpa sayap ini ya Allah." Kataku sambil menengadahkan tangan ke atas
" Aminnnn." Jawab umi tersenyum lebar
Aku berjuang untuk tetap melihat orang tuaku tersenyum.
Apakah kamu mau berjuang walaupun melihat kekuranganku kelak ??
Semoga..

" Oh iya mi. Nia mau minta pendapat sama umi." Kataku
" Pendapat tentang apa ni ?." Tanya umi
" Pendapat tentang kuliah Nia." Jawabku
" Iya kenapa sama kuliah kamu ?." Tanya umi lagi
" Kalau Nia berenti kuliah gimana mih ?." Tanyaku dengan suara pelan
" Kenapa emang ni ?." Tanya umi balik
(Kalau aku bilang masalah biaya nanti umi berasa bersalah lagi. Tapi aku gak mau bohong juga. Tapi aku gak mau umi kepikiran. Duhh gimana ya." Ucapku dalam hati)
" Niaaaa.. kamu baik-baik aja ? Kenapa emang kamu mau berenti kuliah ?." Tanya umi mendekat
" Ehhh gak gak mi. Gak kenapa-kenapa kok." Jawabku tersenyum
" Gimana gak kenapa-kenapa tadi aja kamu kan bilang kamu mau berhenti kuliah, pasti ada sebabnya kenapa. Kamu bilang aja sayang.. umi gak akan gimana-gimana kok." Sambung umi meyakinkan
" Hmm.. ini mi. Iyaa sebenernya biaya. Nia mau UAS 3 hari lagi. Tapi Nia belum bayar biaya kuliah untuk semester ini. Nia juga udah mulai kurang nyaman di tempat kuliah mi. Nia jadinya mau berhenti aja ya mi." Kataku
" Emang apa yang bikin kamu kurang nyaman ni ?. Tanya umi
" Nia merasa hawa nafsu Nia belum bisa terkendali. Paginya nia belajar agama diingetin masalah dosa tapi sorenya Nia maksiat lagi. Apalagi Nia sekelas juga sama Ari mih. Jadinya mata dia ngeliat ke Nia terus. Kadang Nia juga suka ngeliat ke dia jadinya. Nia cuma takut mi. Nia takut ilmu Nia gak bermanfaat. Nia takut kasih dosa ke Abi terus mi." Jawabku menunduk
" Ya Allah. Kamu bisa berfikir sampai jauh kesana ni. Umi akan selalu ridhoin segala jalan yang mau kamu tempuh ni. Umi doain yang terbaik buat kebahagiaan dan kesuksesan kamu." Sambung umi tersenyum
" Jadi umi redho kalo Nia berhenti kuliah ? Umi gak marah ?." Tanyaku balik
" Gak sayang. Umi sangat menghargai keputusan anak-anak umi. Kalian kan udah tumbuh dewasa juga udah bisa memilih mana yang baik dan gak buat kehidupan kalian masing-masing." Jawab umi
" Makasihh umikuu. Tapi Abi kira-kira gimana mi ?." Tanyaku dengan murung
" Kamu kayak gak kenal Abi aja. Apalagi Abi.. kalau Abi tau alasan kamu kaya begitu Abi udah pasti setuju banget ni. Udah kamu gak usah khawatir." Jawab umi tersenyum
" Makasihhh banyakk umi Abi. Love you." Kataku sambil memeluk
" Lop you too." Sambung umi
" Love mi bukan lop. Emang sepatu namanya lop." Sahutku
" Itu mah selop Nia. Yee kamu nih." Ujar umi sambil menggelitik pinggangku
" Ihh umi.. geli tau. Tapi umi jadi ketawa kan. Umi senyum kan. Kan enak diliatnya nanti Abi jadi tambah suka deh." Kataku meledek
" Ohh sudah tentu." Sambung umi sambil melipat tangannya
" Hahahaha. Sayang Ummi." Kataku memeluk erat
" Iya sayang. Umi juga sayang kamu." Sambung umi menyambut pelukanku dan mencium keningku
Ya Allah jika kesulitan kedua orangtuaku ada saat hamba sudah tak ada di dunia.
Berikanlah selalu keyakinan untuk mereka kalau hamba akan selalu menjaganya walaupun tidak bersama di dunia.

Setelah bercengkrama penuh haru dengan umi. Aku kembali dengan aktifitas ku dan ternyata ada suara notifikasi WhatsApp. Dari siapa ya..

Pesan masuk : Siti
" Assalamualaikum Nia."
" Waalaikumussalam Siti. Lu apa kabar?."
" Alhamdulillah sehat. Gue mau bilang sesuatu sama lu ni."
" Bilang apa ti?."
" Lu gak usah kasih perhatian ke gue lagi ya ni."
" Loh emang kenapa? Ada yang salah sama omongan gue emang ti?."
" Bukan gitu."
" Terus kenapa ti? Gue punya salah sama lu?."
" Pas lu kasih perhatian ke gue si fia cemburu. Dia ngerasa udah kenal lama sama lu. Tapi lu lebih perhatian ke gue."
" Tapi emang salah ya kalau kita perhatian ke temen lagi sakit?."
" Udah ni pokoknya jangan perhatian sama gue lagi ya. Gue juga gak menganggap lu sebagai sahabat gue kok. Jadi udah jangan ganggu gue lagi ya."
" Ohh okee ti. Maaf kalo udah buat lu gak nyaman."
" Oke ni."
Apakah persahabatan dinilai dari berapa lamanya bersama ??
Bukankah persahabatan dinilai berapa besarnya dia percaya ??
Entahlah..

Saat itu detik itu aku semakin tidak ingin melanjutkan kuliah. Pikiranku rasanya ingin meledak. Hatiku hancur saat Siti bilang seperti itu. Aku tidak percaya diri untuk mengenal orang baru kembali. Tak terasa air mataku pun membanjiri pipiku hingga aku tertidur pulas dan aku lupa mengunci pintu kamarku.
" Nia.. dek bangun. Ada info nih dari Ari kapan dia mau melamar kamu. Dia tadi nelvon Abi, dekk.. bangunnn. Niaa." Kata kak nur

Tanya HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang