Tiba saatnya ..

54 10 1
                                    

"Nia.. kamu mau ngomong apa?." Tanya umi
"Eh iya mi ini, sebentar ya mi sebentar banget Nia mau taruh handphone nia dikamar dulu." Jawabku sambil  memegang handphone
"Emang kenapa ditaruh di kamar? Tumben banget." Tanya umi heran
"Ini mi, baterainya lemah. Jadinya mau Nia charger dulu, Nia ke kamar dulu ya mi sebentar. Umi sayang jangan kemana-mana ya." Sahutku tersenyum
"Iya deh sana." Ujar umi
Akhirnya aku segera ke kamar dan meletakkan handphone ku di atas kasur.
"Kamu diam-diam ya disini handphone ku tersayang, jangan berisik ya. Aku mau ngomong sama umi nih penting." Kataku sendiri di depan handphone
Jika setiap perbuatan harus diawali bismillah
Semoga kisah hidup ini tidak diakhiri innalillah

Setelah itu aku menuju ke ruang tengah untuk melanjutkan pembicaraan bersama umi.
"Mi.. Nia Dateng lagi. Hehe." Kataku tersenyum
"Udah di taruh handphone nya?." Tanya umi
"Udah kok mi, umi mau minum gak biar Nia ambilin?." Tanyaku balik
"Gak usah ni, udah kamu mau cerita apa ke umi ? Daritadi gak mulai-mulai." Jawab umi
"Iya mi jadinya gini, jadinya tuh ada..
"Ni.. handphone kamu bunyi terus nih daritadi. Coba cek dulu deh kali aja penting." Sambung kak nur sambil memberikan handphone ke aku
"Haduhh kak nur ganggu aja sih. Baru Nia mau mulai ngomong sesuatu ke umi, yauda coba mana sini handphonenya." Sahutku kesal

Ketika aku lihat handphone ku ternyata lagi dan lagi panggilan itu dari Ari.
"Apa iya dia nunggu jawaban ku daritadi karena kan memang hari ini juga terakhir." Ucapku dalam hati
"Kenapa ni?kok kamu kaya lagi mikir sesuatu? Siapa yang WhatsApp emang?." Tanya umi sambil melirik ke handphone ku
"Umi kok ngintip sih? Dari temen kok mih." Jawab ku sambil menghindar
"Ari mih namanya. Katanya gini Nia kamu udah ada jawabannya?." Sambung kak nur
"KAK NURRR. Nia gak suka ih suka lancang liat-liat isi handphone Nia." Ujarku terkejut
"Siapa yang liat-liat, orang itu keliatan sendiri dari sini." Sahut kak nur meledek
"Udah udah kenapa jadi pada gak mau ngalah. Ari itu siapa emang ni? Pacar kamu?." Tanya umi
"Hah? Gak mih. Jadinya ini yang mau Nia ceritain ke umi. Ini Ari yang pernah anterin Nia pulang waktu itu mih yang makalah Nia ketinggalan." Jawabku
"Oh iya umi inget. Terus kenapa?". Tanya umi lagi
"Jadi dia suka sama Nia mih dari awal masuk kuliah. Dan Nia juga tau itu dari sodara dia yang kebetulan juga temen Deket Nia namanya Dwi. Dia bilang katanya si ari suka sama Nia dari awal masuk terus dia nanya ke Dwi kalo Nia itu gimana sifatnya dan keluarganya kaya gimana? Udah deh tuh Dwi jawab kalo Nia dari keluarga yang baik-baik. Terus dia bilang lagi katanya kalau Nia mau sama dia, dia mau serius sama Nia mih. Nia jadinya kaget pas dia bilang itu." Jawabku
"Maksudnya serius ni? Dia mau nikah sama kamu?." Tanya umi semakin serius
"Iya gitu mih." Jawabku sambil mengangguk
"Kamu udah coba minta petunjuk sama Allah?." Tanya umi
"Udah mi. Nia minta waktu sama dia selama seminggu buat jawab pertanyaan dia. Karena Nia juga masih bingung kenapa dia bisa secepat itu ada rasa sama Nia bahkan mau mengajak Nia ke arah yang lebih serius." Jawabku menahan air mata
"Kamu kontekan sama dia selama ini?." Tanya umi
"Iya mi. Maafin Nia ya mi, Nia gak tau juga tiba-tiba dia WhatsApp Nia waktu itu. Terus kalo Nia lama balasnya suka di telvon." Jawabku menunduk
"Coba liat ke umi Nia sayang." Sambung umi mendekat
Aku mencoba menegakkan kepalaku dan aku melihat ke hadapan umi ya lebih tepatnya ke mata umi. Mata yang gak pernah mengecewakan anaknya dengan pandangan tajam.

"Kamu kan udah minta petunjuk sama allah. Terus apa jawabannya?." Tanya umi menenangkan
"Nia juga bingung mih. Dan sebenernya yang kemarin Nia sampe treak tengah malem itu Nia mimpi mih." Jawabku
"Yang kamu sampai ketakutan gitu? Emang kamu mimpi apa ni?." Tanya umi
"Iya mi. Nia takut soalnya di mimpi itu ada 2 orang tapi gak jelas rupanya terus satunya bilang kalau Ari ini baik terus yang satu lagi bilang gak baik mih. Nia jadi bingung, Nia pusing mih." Jawabku
"Selama ini kamu kenal dia kaya gimana orangnya? Kan dia saudaranya temen Deket kamu juga." Tanya umi
"Iya dia baik mih orangnya. Gak pernah yang macem-macem sih." Jawabku
"Hati kamu gimana?." Tanya umi
" Hati Nia sih ya nyaman sama dia mi." Jawabku
"Yauda sekarang kamu bilang sama dia. Kalau memang dia mau serius sama kamu, kamu suruh dia ke sini buat nemuin Abi kamu. Karena alangkah baiknya jika ada seorang laki-laki yang mau meminang anak perempuannya untuk segera di percepat agar tidak timbul fitnah." Sambung umi
"Jadi maksudnya mi?." Tanyaku heran
"Bismillah ni. Kalau memang dia jodoh kamu Allah akan permudah jalan kalian berdua." Jawab umi tersenyum
"Umi.. Doain Nia ya." Sambungku sambil memeluk umi disertai air mata yang deras

Tanya HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang