"hoammmm. Kenapa kak Nur ?." Tanyaku sambil membuka mata perlahan-lahan
" Ari udah kasih tau ke Abi kapan dia mau melamar kamu." Jawab kak Nur
" HAH?? IYAA KAK?? KAPAN??." Tanyaku mendekat
" Yee.. biasa aja kali ni. Kaget tau kakak." Jawab ka Nur
" Hehehe iya maaf Kaka sayang. Jadi gimana kak? Kapan??." Tanyaku penasaran
" 11 April Ni hari Sabtu." Jawab kak Nur
" SERIUS KAK???." Tanyaku terkejut
" Iyaa Kaka serius. Tadi Abi bilang kayak gitu. Palingan juga pagi Abi bilang ke kamu ni." Jawab kak Nur tersenyum
" Hmmm.. sekarang aja udah akhir bulan Maret kak. Berarti waktunya 11 hari lagi dong ya kak." Sahutku sambil melihat ke kalender
" Iyaa ni. Kamu 11 hari lagi mau didatangi seseorang yang kamu sayang dan seseorang yang orang tua telah ridhoi juga." Ujar kak Nur tersenyum
" Kalo kakak? Ridho juga gak?." Tanyaku berkaca-kaca
" Nia dengerin kakak ya. Kak Nur akan selalu ridhoi setiap langkahan adiknya kakak yang baik ini. Kebahagiaan kamu kebahagiaan kakak juga. Kamu tersenyum sejengkal Kaka tersenyum selapangan. Lebar kan jadinya? Hahaha." Jawab kak Nur meledek
" Ihhhh kak Nur mah. Nia kan seriuss tau." Sahutku
" Adikku sayangg. Apakah rela seorang abi melihat anaknya diselimuti kemaksiatan? Apakah rela seorang umi yang melihat anaknya bersedih hanya karena nafsu semata? Dan.. apakah rela seorang Kaka yang melihat adiknya tidak diberi kepastian oleh orang lain? Saat ini.. detik ini. Udah ada yang memberi kepastian ke kamu. Dia udah berani datang ke Abi dan umi. Memang awalnya Abi kurang setuju karena kejadian waktu itu. Tapi dia terus memperjuangkan kamu sampai akhirnya dia bisa memberi keputusan tanggal 11 itu. Kebahagiaan kamu kebahagiaan kakak juga ni. Kakak sayang sama kamu Nia." Ujar Kak Nur sambil memegang tanganku
" Aaaaaaaaaaaaaa kakkkkkkkk nurrrr. Nia sayang banget sama kakak. Nia bersyukur punya kakak yang hebat kayak kak Nur." Kataku sambil memeluk
" Kaka juga bersyukur punya adik yang keren kayak kamu. Tetap jadi Nia yang Kaka kenal ya. Tetap jadi perempuan yang tangguh apapun yang akan terjadi kedepannya. Kakak yakin kamu pasti bisa melewati itu semuanya. Kan kamu anak keren." Kata ka nur sambil menaikkan alisnya dan tersenyum
" Nia akan selalu jadi adik kak Nur yang kak Nur kenal. Nia akan berusaha selalu tangguh dengan apapun yang terjadi kedepannya. Doain Nia ya kak." Kataku sambil memegang tangan kak Nur
" Pasti akan Kaka doain buat kamu. Sekarang kamu istirahat deh biar shubuhnya gak kesiangan. Maafin ya Kaka jadi ganggu waktu istirahat kamu." Sahut Kak Nur tersenyum
" Kakak gak sama sekali ganggu Nia kok. Nia malah seneng kalau ada kakak ke kamar." Kataku tersenyum
" Yauda sekarang istirahat ya. Kaka juga udah ngantuk banget nih." Sambung Kak Nur
" Iyaudah Kaka istirahat deh. Nia juga masih ngantuk nih hehe." Sahutku
" Yauda. Assalamualaikum." Kata kak
" Waalaikumussalam kak." Jawabku sambil mengunci pintu
Kita tidak bisa tahu kapan kita menemukan cinta sejati.
Tapi.. kita harus tahu kapan kita mengambil keberkahan dari kedua orang tua ketika cinta itu datang.Waktu terus berjalan. Setiap aku membuka mata, aku selalu melihat kalender untuk memastikan berapa hari lagi untuk sampai ke hari bahagia itu. Rasa itu tidak bisa lagi diungkapkan dengan kata-kata. Aku senang karena aku akan disandingkan dengan orang yang memang aku sayang tapi aku sedih pula karena aku merasa waktu yang telah ku lewati itu masih kurang untuk membahagiakan orang tuaku dan kakak-kakaku. Saat waktunya sudah hampir mendekati hari bahagia itu seperti ada sesuatu yang mengganjal dihatiku. Ahh.. sudahlah. kalau kata umi dan abi seseorang yang mau menjalankan niat baiknya itu pasti akan digodai oleh syaitonirojim atau setan yang berbentuk manusia. Jadi kamu harus tenang ya Nia.. astaghfirullah. Yauda aku mau kontek Ari dulu deh semoga dia belum tidur.
"Assalamualaikum ri.. apa kamu udah tidur ?"
" Waalaikumussalam belum nih ni. kok kamu belum tidur ?"
" hmmm.. iya nih ri. aku gak bisa tidur, kenapa ya ?"
" ada yang lagi kamu pikirin ya? hayoo pikirin apa?"
" hehe.. aku lagi mikirin buat nanti lamaran nih. kamu beneran mau lamar aku ri ?"
" menurut kamu. apa perasaan itu bisa dibercandain ?"
" ya gak lah.. cuma aku masih mikir . apa yang membuat kamu bisa memilih aku ?"
" karena aku nyaman sama kamu."
(tiba-tiba hatiku langsung adem seperti air sirup yang diminum saat bulan puasa. duhh.. astaghfirullah Nia gak boleh gitu nanti dosa.)
" Ni.. kamu tidur ?"
" ehh.. gak kok ri. makasih ya kamu udah memilih aku. semoga aku bisa jadi pendamping yang baik buat kamu begitu pun sebaliknya."
" amiiinn ya Allah. Ni..?"
" iyaa ri. kenapa ?"
" aku istirahat duluan boleh ? soalnya aku nahan ngantuk banget ini."
" ya Allah. iya gapapa ri. maafin aku ya jadi ganggu waktu istirahat kamu."
" gak kok. masa calon istri aku sendiri ganggu calon suaminya sih hehe."
" hehe bisa aja. yauda kamu istirahat deh. aku yang tutup soalnya tadi aku duluan kan yang ngehubungin kamu. assalamualaikum ri."
" iya siap nia. selamat istirahat."
saat telvonannya sudah selesai aku jadi terdiam seperti ada sesuatu yang aneh dan aku berbicaranya dalam hati sambil berfikir. pertama: kenapa aku jadi telvon Ari duluan ya ? kan aku ga pernah telvon dia duluan ya. ya walaupun itungannya dia insya Allah jadi calon aku sih. tapi kan belum pasti. terus yang kedua : kenapa Ari ditelvon mau istirahat duluan ya ? tumben banget. biasanya dia paling suka kalau telvonan sama aku. hmmm.. ya sudahlah. aku gak boleh berprasangka buruk daripada mikir yang aneh-aneh aku tidur aja deh. bismillahirrahmanirrahim.. bismika allahumma ahya wa bismika amut.
aku tahu setiap seseorang itu akan mendapat pasangan. tapi aku tidak tahu bagaimana menilainya untuk menuju kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanya Hati
Novela JuvenilNamaku Nia Dulu aku pernah mengira kalau kita sudah saling menyayangi dengan pasangan dan akan menginjak menuju pernikahan. itu sudah dinamakan CINTA SEJATI. Tapi ternyata sejatinya seorang pria tak bisa dilihat dari berapa lamanya bersama kita tap...