15. Surprise!!

66 34 10
                                    

Kejutan. Aku baru saja sampai di rumah beberapa waktu lalu dengan keadaan lelah, tapi masalah lain sudah menunggu tepat di depan pintu masuk rumahku. Sebuah tas besar berwarna hitam tergeletak begitu saja, tidak satupun orang berani menyentuh benda itu karena mengira pesanan barang milikku. Aku terpaksa menanyai satpam yang berjaga di gerbang, beliau bilang seorang kurir mengantarkannya ke dalam.

Tidak terpikir sedikitpun kalau di dalamnya adalah hal yang pasti akan ku benci sepanjang hidupku, aku membuka tas tersebut untuk memastikan isinya. Orang-orang disekitar ku histeris begitu isi didalamnya nampak, Andrea berteriak dan terjatuh ke lantai, beberapa pelayan nampak mual dan langsung pergi. Aku? Aku hanya bisa memalingkan wajah sambil menahan rasa mual dan ngeri yang merambati tubuhku.

Siapa psikopat gila yang sudah berani mengirimkan mayat wanita ke rumahku!?

"Laporkan masalah ini ke polisi sekarang juga, lalu urus mayat ini agar tidak mengganggu. Cepat lakukan!" Titah ku kepada siapapun yang berada di teras sekarang, aku berdiri dengan sedikit terhuyung. Meski harus menahan perasaanku yang terkejut, aku tetap meraih tubuh Andrea untuk segera bangkit dan masuk ke dalam rumah.

Aku menggeram dalam hati, hanya ada satu nama yang terlintas di otakku sekarang, siapa lagi jika bukan Rylie Anderson.

"Andrea, kau masuklah ke kamarmu sekarang. Kalau ada yang ingin kau katakan padaku datang saja ke kamarku, mengerti?"

"Iya..aku ke kamar dulu, Kak." Aku mengangguk dan langsung membanting tubuh di sofa ruang TV, bagaimana bisa tanpa di duga ada mayat perempuan di depan rumahku. Dan satpam mengatakan jika yang mengantarkannya adalah seorang kurir? Astaga kegilaan apa lagi yang harus dihadapi setelah ini.

Terpaksa aku menghubungi sendiri wanita psikopat itu, amarahku sudah mencapai ubun-ubun ketika mendengar suara yang sudah sangat kukenali itu. "Apa yang kau lakukan padaku hah!? Untuk apa kau mengirimkan hal menjijikkan itu ke rumahku!?" Emosi ini tidak lagi dapat dikendalikan, kelakuannya amat sangat keterlaluan.

"Kenapa kau diam sialan, mau mengelak!? Polisi akan tiba dalam hitungan menit dan kau akan segera tamat!"

Aku tidak tahu apakah responnya sekarang adalah palsu atau asli, "Sebenarnya apa yang sedang kau bicarakan, aku tidak mengerti satupun kalimat mu!" Rylie berteriak tidak kalah keras, aku reflek menjauhkan ponsel dari telinga.

"Kau mengirimiku tas berisi mayat sialan! Apa yang kau mau, membuatku terkencing karena takut? Jangan jadi pengecut dengan mengirimkan ancaman tidak berguna seperti itu!"

"Aku tidak akan membiarkanmu menuduhku sembarangan sekali lagi, Raihan! Kau lupa jika aku sedang berada di London huh!? Kau lupa!?"

"Tidak ada yang tidak mungkin dilakukan oleh ketua kelompok mafia. Menyuruh orang bukan hal sulit bukan," Suaraku kembali datar dan dingin, kepalaku mulai pening karena harus berbicara dengan nada tinggi.

Rylie berkali kali mengatakan kalau semuanya adalah omong kosong, ia tidak pernah menyuruh seseorang untuk mengirimkan mayat kepadaku. Tapi kalau bukan dia siapa? Aku memang tidak punya bukti untuk membuktikan kejahatannya tapi ayolah, dia adalah satu satunya orang yang ku kenal yang bisa melakukan tindakan semacam ini.

"Kalau begitu cari tahu orang yang sudah melakukannya. Kau bersikeras jika itu bukan perbuatan mu, maka buktikan dengan temukan pelaku sesungguhnya!"

"Aku tidak punya kepentingan dalam kasus ini! Cari tahu saja sendiri, bukankah kau membangga  banggakan staf karyawan mu yang mampu mencari informasi sesulit apapun itu dalam waktu singkat? Minta saja mereka melakukannya, jangan libatkan aku dalam masalahmu Rai.han!" Ujarnya sambil menekankan pada namaku, mau sebanyak apapun dia menyangkal aku akan tetap mencurigainya sebagai tersangka utama.

Lost Story '1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang