39. A Shield

35 5 2
                                    

Aku melihat langit malam ini
Lantas yang terlintas hanyalah wajah mu
Rembulan seakan mengejek
Padaku yang kesepian ini

Mata bertemu mata
Hitam bercampur dengan putih
Matahari bukan lagi kawan mulia
Ketika bayangan menghampiri

Bagaimana lah nasib bekerja
Saat dua hati sibuk berpisah
Yang satu sibuk menangis
Eh yang lainnya pun ikut merintih

Mau bagaimana lagi, wahai kamu
Aku sudah menunggu, kupikir kamu akan mencari
Ternyata kita sama-sama diam di tempat
Melelahkan sekali saat menyadarinya

Tenang saja, wahai kamu
Sekarang kita berdua sama-sama berlari kencang
Menyusuri dunia untuk saling menemukan

Jangan khawatir lagi, wahai hati
Karena pasanganmu yang pernah hilang akan kembali
Tentu saja dalam bentuk yang lebih serasi

Wahai hati, kita hanya perlu menunggu sebentar lagi

Aku terpaku saat menyelesaikan bacaan ku pada secarik kertas yang kutemukan sesaat lalu, isinya benar-benar berhasil membuatku memutar ulang waktu yang dihabiskan bersama Rylie. Entah karena penulisnya terlalu hebat, atau karena aku yang sedang sensitif.

Kertas yang ku pegang ini masih baru, belum ada tanda bekas terlipat atau lainnya. Bahkan aku mencium bau wangi yang menenangkan.

Sekarang aku jadi takut sendiri, bagaimana jika ternyata Andrea giat sekali pulang ke Amerika, hanya karena Dion. Ya...Andrea adalah orang yang menulisnya. Apalagi sekarang aku sudah membiarkan sahabatku itu bertindak sesuai keinginannya saja, apa tidak apa jika membiarkan mereka berdua bersama? Kasar kuletakkan kembali kertas itu di meja.

Menyebalkan sekali, seharusnya aku menghabiskan waktu dengan berbincang bersama Mama dan Andrea di bawah. Namun gara-gara mengambil misi dari Damon, aku terpaksa melakukan rapat dadakan dengan anggota tim.

Sebenarnya aku merasa agak kesulitan kali ini, karena Phoenix tidak memiliki banyak informan di Eropa. Maka dari itu aku membawa tim terbaik yang bisa kuandalkan bila terjadi sesuatu di luar rencana. Terserahlah mau dipanggil pengecut atau apa, lagipula targetnya juga gampang-gampang susah.

Pria itu menginginkan kematian salah satu kepala perusahaan saingannya, yang tidak lain adalah putra bungsu dari seorang politikus ternama.

Aku bingung, kenapa dia tidak menggunakan jasa pembunuh bayaran di sekitarnya saja. Dimana mereka pasti lebih tahu seluk beluk keamanan dan lainnya dari target, bukan berati aku tidak tahu semua informasi itu. Aku jelas bisa mengaksesnya dengan mudah, namun alasannya sampai datang jauh-jauh kemari pastilah sangat penting.

Seratus persen aku yakin, jika dua hari lalu Damon sudah menginjakkan kakinya di Bandara. Kami berjabat tangan erat untuk terakhir kalinya, lantas baru beberapa jam lalu pria itu sudah berada di hadapanku, lagi.

"Target kita adalah seorang pria muda usia 32 tahun, seperti yang sudah disampaikan oleh Damon Christian Ackerley, perusahaannya sedang berkonflik serius dengan ACK Group. Untuk saat ini kami baru bisa mendapatkan jadwal kegiatannya, sudah termasuk dalam penerbangan luar dan dalam negeri.

Sistem keamanan dari kantor yang biasa ia datangi juga tidak terlalu rumit, hanya perlu menggunakan kartu pas untuk masuk dalam bangunan, lantas menggunakan kartu pas lain untuk masuk ke dalam ruangan pribadinya." Jelas seorang wanita dengan rambut panjang tergerai, namanya Kinan. Ia biasanya bertugas di bidang keamanan dan pelatihan anggota.

Lost Story '1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang