"Anda tidak perlu khawatir tentang keselamatan nyawa putri Anda, Mr. Anderson. Keadaan Nona Irish sekarang sudah normal kembali, hanya saja...tulang kering kedua kaki putri Anda patah, di tambah tempurung lutut sebelah kanannya retak parah. Maaf untuk mengatakan ini, tapi kecil kemungkinan Nona Irish akan bisa berjalan lagi."
Bagai petir yang menyambar, seluruh dunia keluarga Anderson seakan hancur saat itu juga. Maya tidak bisa menahan tangisnya segera jatuh kedalam pelukan suaminya, Mike? Sebenarnya pria itu juga tidak ada bedanya. Jika saja bukan untuk menahan tubuh istrinya, ia pasti sudah terduduk di kursi tunggu.
Dokter tersebut membasahi bibirnya, situasi ini sering ia hadapi, namun tetap saja tidak pernah terbiasa. Maya patah-patah menyentuh tangan sang dokter, "Apakah tidak ada yang bisa di lakukan? Bagaimana mungkin putriku tidak bisa berjalan!? Bagaimana dia bisa menjalani hidupnya sekarang!?" Teriakan putus asa itu terdengar menggelegar sampai ujung lorong.
Apa boleh buat, nasi sudah menjadi bubur. "Mrs. Anderson, tolong tetap tenangkan diri Anda. Saya akan mencoba mencari solusi agar Nona Irish dapat berjalan kembali, meskipun itu hampir tidak mungkin."
"Putriku! Dia masih sangat muda, Dokter! Kenapa ia harus mengalami ini..." Sergah Mata cepat.
"Maya...sabar, tenanglah. Semuanya akan baik-baik saja, percaya padaku." Mike berusaha sebisa mungkin menahan gerakan tubuh istrinya yang terlihat marah, "Dimana Rylie? Dimana!? Dia adalah orang yang bertanggung jawab dengan semua ini....Dimana anak itu, Mike!?"
Mike menggeleng keras, tangannya mencekal erat pergelangan Maya. Dia tidak mungkin membiarkan istrinya melakukan hal yang tidak-tidak pada Rylie, anak itu bahkan tidak tahu alasan yang sebenarnya.
"Lepaskan aku, Mike! Anak sialan itu harus diberi pelajaran sekarang juga, dia sudah hidup enak selama ini. Tapi apa? Dia membalas keluarga kita seperti ini!? Tidak bisa!!"
"Tenangkan dirimu, Maya. Rylie tidak salah sama sekali....semua ini murni kesalahan orang-orang itu, putri kita tidak ada sangkut pautnya..." Kalimat Mike terpotong secepat kilat oleh bentakan dari Maya.
"DIA BUKAN PUTRI KITA! Kau memungutnya dari panti asuhan yang hampir tutup itu! Sejak awal aku TIDAK PERNAH SETUJU!"
"Kita sudah membicarakan hal itu sebelumnya, Maya. Rylie adalah anak dari sahabat baik kita, anak dari Patricia dan Andrew."
"Peduli setan dengan persahabatan itu, kedua orang tuanya saja mati saat akan merayakan kelahiran Rylie. Dia memang pembawa sial!"
"CUKUP! Aku minta maaf jika memang semua yang terjadi adalah kesalahanku, aku minta maaf tentang semua itu....aku..." Sayang sekali teriakan itu tidak keluar dari mulut milik Mike, melainkan dari remaja perempuan usia empat belas yang sedang sakit hati mendengarkan pertengkaran keduanya.
Apakah Rylie menangis? Tidak, air matanya sudah kering karena menangisi kemalangan yang terjadi pada Irish. Sakit hatinya tidak ia sampaikan dalam bentuk apapun kecuali teriakannya barusan, untuk sejenak semua orang terdiam. Sampai Maya yang sudah berhasil lepas dari cengkraman Mike berjalan mendekat dan melayangkan satu pukulan keras, teramat keras sampai sudut bibir dari Rylie mengeluarkan darah segar.
Tubuh kecil Rylie terbanting ke samping, ia mendongak mencoba mencari tatapan penyesalan dari kedua mata ibunya. Namun kosong, hanya ada amarah dan kebencian yang terpendam di sana.
Rasa amis seketika menjalar di dalam mulutnya, rasanya sangat sakit bagi Rylie. "Pembawa sial. Anak jalang. Tidak tahu diri! Menyusahkan! Kedua orang tuamu memang lebih baik mati, daripada mengurus anak sialan sepertimu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Story '1 (TAMAT)
RomansTidak ada yang menduga jika aku bisa jatuh cinta dengan wanita sepertimu, tidak banyak orang yang berhasil menggerakkan hatiku. Tapi kamu adalah sesuatu yang berbeda, bahkan aku tidak bisa menduga akan berakhir dimana kisah kita. Kita terus bertemu...