27. Just Call Me 'Demon'

33 10 5
                                    

Halo semua....hari ini Lost Story update satu hari lebih cepat dari biasanya, semoga pembaca cerita ini ngga akan bosen dengan alurnya ya....
Dan jangan lupa vote dan komen

-enditawidhi-
.
.
.
.
.
"Sampai kapan aku harus terus mengelabui perasaanku sendiri? Sampai akhirnya aku tidak bisa menemukannya lagi? Atau sampai aku tidak bisa melihat wajahnya lagi, mendengar suaranya? Sekarang saja aku sudah merindukannya, bagiamana ini." R

.
.
.
.
.

Selama hidupku aku selalu tertarik dengan seni bela diri apapun bentuknya, aku pernah belajar bertinju selama dua tahun lantas dilanjut dengan belajar judo selama satu tahun. Hanya Vacon yang ku tekuni cukup lama, dimana dalam seni bela diri tersebut terdapat teknik membunuh seseorang. Tentu saja aku tidak pernah mempraktekkannya langsung pada seseorang.

Tapi orang-orang dihadapanku ini seakan menjadi momok besar bagi para petarung profesional sekalipun, tambahkan tidak adanya ring atau aturan yang berlaku. Dalam pertarungan ini yang tidak bisa bangkit dari jatuhnya adalah yang kalah. Maksudku, entah mereka akan berada dalam keadaan sekarat atau bahkan meninggal.

Tubuhku berkelit dengan cepat saat sepasang belati menyambar brutal ke area dadaku, aku menangkap pergelangan tangan sang penyerang lantas memelintirnya hingga terdengar bunyi tulang patah. Namun aku harus segera melupakan pria itu yang sekarang terduduk kesakitan, sudah ada dua orang lain yang mengantri untuk menyerang ku.

Mereka sempat membuatku terdesak, aku harus mundur beberapa meter mendekati gerbang karena serangan mereka. Ini benar-benar hal paling menegangkan selama aku hidup, walaupun posisiku sedang tidak diuntungkan karena bertarung melawan pria kekar bersenjata dengan tangan kosong suasana perkelahian ini sangat menyenangkan.

Salah seorang dari mereka hendak menikam ku tapi aku segera berguling kedepan, cekatan tanganku meraih balok kayu yang tergeletak. Tanpa tahu dari mana arah serangan akan diluncurkan aku mengayunkan asal balok tersebut, dan ternyata mengenai seseorang, rintihan kesakitan langsung terdengar. Aku meringis dalam hati, ternyata ada paku yang mencuat di sana.

Untuk sejenak aku kehilangan fokus karena pria tersebut, memberikan kesempatan bagi satu orang yang masih bertahan untuk memberikan luka sobek pada punggungku. Aku menggeram panjang langsung berbalik dan membuatnya patah leher, mataku menggelap seakan sisi buas dari diriku terbangun.

Tidak kepala tanggung, sekarang empat orang maju bersamaan. Aku sendiri sudah mengganti senjataku dengan pisau yang digunakan oleh penyerang ku sebelumnya.

Aku mengamati baik-baik mereka, dua diantaranya bertangan kosong. Bibirku menunjukkan seringai mengerikan, kali ini aku tidak lagi menunggu di serang, akulah yang memulai gerakan pertama.

Tukang pukul yang kuserang berkelit lincah, sambil menahan sakit yang belum seberapa di punggung aku terus menyabetkan belati itu.

Cras!! Darah segar menyiprat ke lengan bajuku.

Aku berhasil melukai perutnya lantas kaki kananku menendang keras pria tersebut sampai jatuh tersungkur. Beristirahat? Jangan bercanda, aku sudah tidak tahan lagi dengan semua ini. Ingin segera ku akhiri.

Seseorang menyergapku dari belakang, namun kuncian tangannya belum sempurna dan aku berhasil membanting tubuh itu dan menonjok wajahnya berkali-kali. Dua orang masih berdiri sambil menatapku terkejut, apa? Baru pertama kali melihat seseorang menghajar teman mereka?

Aku bangkit dari posisi berlutut dengan badan sempoyongan, aku berbisik pada diriku sendiri juga pada siapapun yang mendengarnya. "Ayo kita akhiri sekarang, aku sudah lelah," lantas di detik selanjutnya tukang pukul yang masih terperangah kini menjadi bagian dari mereka yang tergeletak tak berdaya. Sisanya masih bertahan dengan keras kepala, menatapku nyalang.

Lost Story '1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang