10. Apprehension

113 52 20
                                    

Halo semuanya, hari ini update ceritanya cuma berisi tentang Rylie dan Raihan aja. Semoga diantara part lain yang isinya cuma berantem doang, kali ini masih tetap bisa menghibur dengan interaksi mereka berdua.

Jangan lupa untuk vote dan komen, terimakasih.

~endita
.
.
.
.
.
.
Sepanjang umurku aku belum pernah membenci seseorang lebih besar dari aku membenci kedua orang tua angkat ku, bagiku bertemu dengan Raihan adalah bencana besar yang menghalangi berjalannya kehidupanku. Dimana tidak ada seharipun aku tidak memikirkan tentang dirinya, tentu saja bukan karena perasaan suka. Jika dulu notifikasi di ponselku di dominasi oleh pesan pesan singkat dari Filea, maka mulai beberapa waktu lalu Raihan menjadi salah satu diantaranya - meskipun tidak secara langsung.

Sebenarnya aku cukup terkejut ketika laki laki itu menyampirkan jas miliknya untuk menyelimuti ku, tambahkan pelukan singkat dan kalimat perhatiannya. Aku tidak bisa mengelak jika aku berdebar karenanya, tapi aku segera menyadarkan diri jika sekarang bukan waktunya untuk merasa senang akan perhatian dari laki laki itu. Akupun membalas perilakunya dengan kalimat yang cukup pedas, anehnya ia tidak tersinggung ataupun marah seperti pertama kali kita bertemu. Raihan seperti bisa memaklumi semua hal yang kukatakan kepadanya, terkecuali untuk menolak perintah yang ia ajukan.

Sekarang pria menyebalkan itu sudah meninggalkan apartemenku, aku sendiri masih berdiam diri di balkon sambil memeluk tubuhku. Aku baru saja menyadari jika akhir akhir ini aku merasa sangat lelah, pekerjaan kantor yang banyak dan permainan sandiwara ini. Ternyata semuanya tidak semudah yang aku bayangkan, biasanya aku akan pergi untuk bertemu dengan Darren dan yang lain, tapi dua Minggu ini aku hanya menghubungi mereka lewat telpon. Minta maaf karena tidak bisa ikut berkumpul. Merekapun sepertinya maklum dengan kondisiku yang diceritakan oleh Darren.

Tanganku memelintir helaian rambut hitam ku, seingatku terakhir kali aku memiliki rambut berwarna hitam adalah lima tahun lalu. Setelah merasakan dingin yang semakin menusuk aku pun memutuskan untuk masuk kedalam, menghangatkan diri. Jas milik Raihan kulemparkan kedalam mesin cuci begitu saja, tidak etis bukan jika aku mengembalikan barang pinjaman tanpa dibersihkan terlebih dahulu.

Kemeja hijauku sudah kulepaskan dan menggantinya dengan kaus hitam polos, ikatan rambutku juga sudah dilepas. Aku berbaring sambil memejamkan mataku erat, aku tidak tertidur karena belum ingin. Angin terus masuk dari arah balkon yang belum kututup, merutuk dalam hati tentang kecerobohan ku yang lupa menutup pintu balkon. "Ah...sudahlah. Biarkan saja terbuka sampai besok pagi," gumam ku lantas mengambil posisi yang nyaman untuk tertidur, sekali lagi untuk hari ini aku tertidur kelelahan.

Tapi sayangnya itu bukan tidur yang baik, pagi harinya aku terbangun dengan tubuh yang sakit disana sini. Padahal jam menunjukkan pukul tujuh pagi, artinya aku punya jam tidur yang cukup. Persis setelah aku terduduk diatas kasur ponselku berdering, tanpa melihat siapa yang menghubungi aku mengangkat panggilan tersebut. Suara pria yang serak terdengar membuatku menghela napas panjang, "Selamat pagi, aku sudah mencoba menghubungimu sejak semalam, tapi kau mengabaikannya."

Dengusan kecil kuberikan pada orang itu, "Itu tidak masuk dalam urusanmu, bukan? Lagipula kau tidak punya kepentingan untuk menghubungiku."

"Tentu saja aku punya, aku adalah Ayahmu. Ingat itu, aku Ayahmu! Jangan berani mengabaikan perintahku."

"Aku yang seharusnya mengatakan, jangan berani-berani menghubungiku. Kau tidak tahu apa yang bisa kulakukan kepadamu dan seluruh 'keluarga bahagia' milikmu itu." Ia mengumpat keras hingga mengundang tawa mengejekku, dia sudah mengetahui jika menghubungiku sama saja dengan mengundang ancaman untuk dirinya sendiri. Akan tetapi pria tua itu terlalu keras kepala untuk mengerti fakta itu, maka aku akan menjelaskan kepadanya sekali lagi. "Kau bisa saja membuatku terjebak di suatu kota atau negara hingga tidak bisa kembali ke kota ini, dan kau bisa mengambil alih perusahaan sesuai rencana mu. Tapi itu bahkan tidak akan bisa bertahan selama satu hari, aku akan membuat Ibu mengusirmu keluar dari rumah untuk selamanya."

Lost Story '1 (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang