Ada masanya ketika seseorang berada di kondisi yang buruk, begitupun yang terjadi dengan Rylie Anderson. Gadis kecil itu kini akan menginjak usia empat belas tahun bulan depan. Itu artinya sudah 9 tahun sejak ia menjadi anggota keluarga Anderson dan melupakan nama Ackerley, percaya atau tidak sembilan tahunnya itu berjalan terlalu lancar.
Entah belajar dari mana, Rylie mulai berubah tingkah lakunya. Ia mulai mewarnai rambut hitamnya dengan berbagai macam warna, hari ini coklat besoknya berubah menjadi merah. Beruntunglah wajah ayu miliknya mampu mengalahkan keanehan hal tersebut, Rylie juga menjadi lebih sering diam dan marah-marah tidak jelas.
Hanya kepada Irish dia mau mengalah dan tetap bersikap ramah, Mike juga Maya terlalu sibuk dengan pekerjaan sampai tidak memperhatikan pertumbuhan kedua putrinya.
"Berhenti melakukan hal mengerikan itu, Irish! Kau mau menghancurkan rumah ini!?" Peringat Rylie sekali lagi pada sosok wanita berambut pirang yang sedang berkutat dengan masakannya. Rylie ingin sekali menarik sosok itu untuk menjauh dari dapur selamanya, namun seruan kesal itu diabaikan oleh Irish.
Tangannya yang lentik terus saja bergerak memotong dan memasukkan bahan kedalam wajan, meskipun sesekali ia berjengit ketakutan terkena minyak panas. "Sudahlah, kau biarkan saja dia bereksperimen dengan bahan-bahan itu. Lagipula kau tidak lebih baik darinya." Celetuk perempuan seusia Rylie yang berhasil mengejutkan Rylie akibat kedatangannya.
"Hm...tapi aku tidak mau mencoba-coba seperti dia," ujar Rylie sambil menunjuk Irish menggunakan dagunya.
"Ah...kalian ini, aku sedang belajar memasak bukannya diberi semangat justru kalian malah mengolok ku."
"Ayolah, Irish. Ini sudah percobaan ke sebelas kalinya yang gagal, kalau yang ke dua belas juga gagal artinya kau memang harus berhenti memasak." Sanggah Rylie yang memang tidak pernah setuju dengan ide Irish belajar masak.
"Apa yang kulakukan sekarang adalah persiapan agar besok aku tidak mengandalkan asisten rumah tangga jika sudah menikah, pasangan pasti lebih senang jika memakan masakan pasangannya."
"Hey...apa kau tahu jika pelajaran hidup yang sebenarnya berasal dari semut?" Sambung Rylie.
Baik Irish ataupun Filea tidak ada yang bisa menjawab, mereka berdua menatap Rylie dengan pandangan sinis. Meskipun mereka tidak tahu jawabannya, mereka yakin pendapat wanita itu akan sangat-sangat menyebalkan. Rylie melempar senyum menyebalkan, "Bukan bersulit-sulit dahulu bersenang-senang kemudian, lebih tepatnya kau harus bekerja keras sampai mati."
"Astaga! Singkirkan pemikiran menyebalkan itu dari otakmu!!" Seru Filea gemas, pasalnya sahabatnya ini sering kali membalikkan hal yang seharusnya positif menjadi memilki pandangan negatif.
Dengan mudahnya Rylie mengulangi kalimat sahabatnya itu dengan nada menyebalkan, percayalah Irish bahkan sudah terbiasa dengan hal tersebut. "Tidak semua orang bisa menerima cara bicaramu yang pedas itu, Ry. Bisa-bisa tidak ada laki-laki yang mau mendekati mu karena mulut pedas mu itu." Balas Irish sambil terus sibuk dengan masakannya yang entah sudah berbentuk seperti apa.
"Aku bukan kau yang lemah lembut dan terbuka pada semua orang, aku juga bukan Filea yang sangat pintar dan humble pada semua orang. Dan jangan berpikir aneh-aneh...aku tidak tertarik dengan hubungan percintaan atau apapun..."
"Berganti pasangan setiap tiga bulan sekali adalah bentuk ketidak tertarikan mu pada suatu hubungan," celetuk Filea malas.
Mau bagaimana lagi, Rylie entah sejak kapan suka sekali bertingkah laku seperti anak nakal, ia bahkan mulai merokok dan membolos, sering ditegur karena melanggar aturan sekolah, dan lebih menyebalkannya lagi Rylie meminta Irish untuk mewakili kedua orang tuanya setiap kali wali murid dipanggil ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Story '1 (TAMAT)
RomanceTidak ada yang menduga jika aku bisa jatuh cinta dengan wanita sepertimu, tidak banyak orang yang berhasil menggerakkan hatiku. Tapi kamu adalah sesuatu yang berbeda, bahkan aku tidak bisa menduga akan berakhir dimana kisah kita. Kita terus bertemu...