"Aku akan membunuhmu kalau kau sampai membocorkan hal ini pada Raihan!" Teriakan ku memenuhi seisi apartemen Darren, salah seorang dari mereka menyentuh pundak ku berusaha menenangkan.
Aku menghela napas kasar dan menyingkirkan tangan tersebut, situasi menyebalkan macam apa ini!? Bagaimana caranya informasi tentang ku diketahui oleh Bratva, padahal aku sudah pastikan semuanya berjalan dengan sangat rapi.
Aku tidak bisa menahan gerakan tangan ku untuk memijat pangkal hidung ku, helaan napas samar terdengar dari semua orang. "Aku tahu sejak awal, jika masalah yang melibatkan mu selalu merepotkan." Ujar Leo tanpa merasa bersalah, tapi itu memang benar adanya. Bahkan masalah sebelumnya bisa menjadi serumit sekarang.
Kepalaku menggeleng pelan, "Sejauh apa informasi yang dimiliki Bratva?" Tanya ku.
"Sebentar lagi Frederica akan sampai, kau bisa bertanya sepuasnya pada pria itu." Balas Michell, aku kembali menghempaskan punggungku pada sofa. Sepertinya hidup tenang selama lima tahun sudah terlalu mewah untuk ku, sampai-sampai masalah besar siap menanti diriku.
Suara jam yang berdetik terus mengisi kesunyian diantara kami, tidak seorangpun tertarik untuk memulai percakapan tanpa kepastian, seperti sekarang. Yang akhirnya memecah keheningan, atau lebih tepatnya mengejutkan semua orang adalah suara debaman pada pintu masuk.
Darren sontak saja berdiri dan mengecek apa yang terjadi, tapi memang dasarnya kami semua penasaran, maka semua orang mengikutinya untuk keluar. Dan sungguh suatu pemandangan mengenaskan terlihat dihadapan semua orang.
Suara berdebam itu ternyata berasal dari seorang laki-laki yang tubuhnya dipenuhi luka, sebenarnya tidak ada yang shock melihat seseorang dalam keadaan seperti itu. Tapi terkejut lebih karena, kenapa orang ini harus datang ke mari?
Namun pertanyaan itu segera terjawab saat sosok Frederica Sebastian menyusul di belakang orang tersebut, bibirnya menunjukkan seringai kejam. Aku mendekat kearahnya, pikiranku memang berkecamuk dengan banyak hal, hanya penjelasan dari Fred yang akan membantu.
"Apa kabar?" Sapanya terlebih dahulu, hanya diam yang bisa kuberikan. Orang ini tidak banyak berubah, dan lebih spesial lagi malam ini, ketika aura yang ia keluarkan tidak ramah dan terkesan mencekam. Sama seperti saat pertama kali kami bertemu.
Fred menyisir rambutnya dengan jemarinya, karenanya aku bisa melihat bekas luka yang terdapat di dahinya. "Ayo kita bicara di dalam, dan pastikan kau menyeret keparat itu." Sekujur tubuhku langsung merinding mendengar suara dengan geraman dibelakangnya itu, suasana hati Fred sangat buruk sekarang.
Melihat apa yang terjadi yang lainnya pun segera masuk tanpa harus diminta dua kali, kami ingat jika Fred merupakan seseorang yang mampu mengalahkan sepuluh orang bersenjata seorang diri, meskipun sekarang sudah pensiun.
Ialah Nathan yang bertugas menyeret laki-laki yang Fred sebut keparat, jangankan jalan pelan-pelan....Nathan sibuk mendorong kasar punggung pria itu.
Sesampainya di ruang tamu Fred langsung menjatuhkan diri di sofa dan menuangkan segelas anggur, ia menenggaknya sampai habis dalam sekali teguk. Sementara itu aku dan yang lain masih berdiri bingung, "Kalian duduklah dulu, biarkan keparat itu di sana." Dengan gerakan kikuk semua orang mulai menempatkan diri.
Aku baru sadar jika ternyata pria yang dibawa oleh Fred sudah di ikat dengan kuat, "Siapa dia, Frederica?" Tanya Nathan.
"Pengkhianat?" Jawab Fred singkat dan tidak jelas.
"Kau masih menjalankan bisnis gelap?" Sekarang giliran ku bertanya, Fred menghadiahiku tatapan membunuh, seakan aku telah mengatakan sesuatu yang ia benci.
"Hah....ya dan tidak, aku masih memiliki beberapa informan di setiap kelompok mafia yang tersebar, beberapa diantaranya sudah meninggal tanpa meninggalkan jejak. Tapi keparat ini....dia menjual seluruh informasinya pada Bratva, ia juga membawa namaku kedalamnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Story '1 (TAMAT)
RomanceTidak ada yang menduga jika aku bisa jatuh cinta dengan wanita sepertimu, tidak banyak orang yang berhasil menggerakkan hatiku. Tapi kamu adalah sesuatu yang berbeda, bahkan aku tidak bisa menduga akan berakhir dimana kisah kita. Kita terus bertemu...