Katakan saja bahwa aku seorang gadis cengeng. Katakan saja, aku tidak masalah dengan itu.
Berlari menjauh sambil menangis karna tak ingin melihat Buckbeak di hukum mati? Jika Draco tau mungkin saja dia sudah meledekku.
Dan itu benar-benar terjadi. Apa yang ada di benakku benar-benar terjadi, "(Name)? Kau menangis? Melihat bebek itu di hukum mati?" Setelahnya ia tertawa dengan teman satu komplotannya.
Aku hanya menundukkan kepalaku dan pergi ke asrama ku. Dengan cepat aku masuk kedalam kamar dan menenggelamkan wajah ku di bantal. Ini sangat menyebalkan! Dan sangat membuat ku kesal bahwa aku tidak bisa mencegah nya--mencegah agar Buckbeak tidak dihukum mati.
Mood ku sangat tidak mengenakkan sekarang. Aku menghentak-hentakkan kaki ku di kasur dengan kesal. Rasanya sangat ingin melakukan sesuatu yang dapat membuat mood ku kembali.
Mengingat bagaimana Hermione meninju Draco tepat diwajah nya? Itu membuat ku sedikit tersenyum dan tak lama senyum itu kembali luntur.
Aku sangat ingin makan makanan manis, sayangnya aku tidak pu--ah! Aku baru ingat dengan coklat yang waktu lalu diberikan oleh Blaise. Kuharap tidak basi.
Aku mengambilnya dari atas nakas dan memperhatikannya terlebih dahulu mencium aroma-nya memastikan bahwa ini benar-benar coklat tanpa campuran amortentia--walau aku tak tau benar bagaimana cirinya. Dan mungkin aku ragu akan ada murid lain yang berani memberikanku amortentia, mengingat aku tetap salah satu seorang Malfoy.
Masa bodoh dengan bau yang kucium, aku langsung melahap sedikit coklat yang ku patahkan. Bagiku ini cukup enak, walau tak se-enak coklat yang selalu dibawakan mother.
Tapi beberapa saat kemudian, aku merasa sedikit aneh--seperti...aku baru saja jatuh cinta? Ugh..entahlah.
Terasa begitu aneh dan asing bagiku.
Author POV
Sekarang jam sudah menunjukkan waktunya makan malam. Pansy pergi ke kamar untuk mengajak (Name) dan Daphne pergi ke Great hall untuk makan malam. Tapi yang ia temukan di kamar hanyalah Daphne, "Daph? Dimana (Name)?" Yang ditanya hanya mengedikkan bahunya tanda tak tau.
Akhirnya mereka berdua pergi ke ruang rekreasi dimana Draco dan yang lain sedang tertawa.
"Draco, kau lihat (Name) ?" Tanya Pansy pada Draco yang hanya dijawab dengan kerutan dahi. "Ku kira dia bersama mu."
Seketika suasana hening menyelimuti mereka yang sedang berada di ruang rekreasi Slytherin.
Blaise berdeham yang membuat semua orang menatap kearahnya, "Eum...sebenarnya aku melihat (Name) pergi tadi dan--" Blaise menggantung ucapannya yang membuat Draco sedikit kesal.
"Sepertinya kalian tidak akan menyukai ini." Draco mendengus kesal, "Where she is?!" Draco bertanya pada Blaise dengan sedikit berteriak.
"Fine! Dia pergi dengan Terence Higgs! Dan kurasa kalian tidak akan menyukainya saat mendengar bahwa (Name) juga bergandengan tangan dengan anak itu." Ucap Blaise final.
Semua orang melongo mendengarnya. Pansy menutup mulut nya begitu pula dengan Daphne. Bagaimana mereka tidak terkejut? Ini terjadi secara tiba-tiba.
-Di lain tempat-
Kedua insan yang sedang berjalan berdampingan, seperti baru saja jatuh cinta. Bagai sepasang burung kasih yang sedang bermesraan. Membuat orang-orang yang sedang melewati mereka menatap dengan iri, aneh, maupun heran.
Sebenarnya, apa yang mereka lihat?
Mereka melihat (Name) yang sedang memeluk lengan kiri seorang Terence Higgs dengan senyum yang terus mengembang. Sedangkan Terence terlihat nyaman-nyaman saja dengan itu.
"Terry? Bisa kita duduk bersama? Maksudku, duduk bersebelahan dengan mu?" Ucap (Name) pada Terence yang hanya diberi anggukan cepat.
Sampai di aula besar. Semakin banyak pasang mata yang menatap mereka. (Name) duduk di sebelah Terence dengan terus menatap pria disampingnya sambil tersenyum. Sedangkan Terence--pria yang sedang ditatap--sesekali membelai surai gadis didepannya. Mereka terlalu sibuk bercengkrama dan tertawa bersama hingga tak memyadari banyak pasang mata yang menatap mereka. Termasuk beberapa orang diseberang mereka.
"Pans, kau yakin (Name) tak pernah curhat apapun tentang terence?"
"Aku bersumpah demi Merlin, Draco! Dia tidak pernah menceritakan apapun padaku tentang Terence. Ya walau dia pernah curhat tentang menaksir seseorang, tapi orang itu bukan Terence." Entah sudah keberapa kalinya Draco menanyakan hal itu pada Pansy. Pasalnya Pansy lah teman sekamar (Name) jadi mustahil kalau mereka tidak pernah melakukan girls talk. Tapi sadar karna satu hal, Draco kembali bertanya,
"Dia menaksir seseorang? Siapa? Kenapa dia tak pernah bercerita padaku?"
Pansy dengan santai memakan hidangan makan malam yang sudah muncul dipiring-piring mereka, "Karna dia takut kau akan meledeknya, jadi dia merahasiakan ini, dan hanya dia dan aku yang tau--oh! Dan mungkin si Granger itu juga tau karna dia juga dekat dengan kembaran mu itu."
Draco kembali bertanya, "Siapa orangnya? Dia juga anak Slytherin?" Pansy mengangguk, "Dia satu tim Quidditch dengan mu. Adrian Pucey kalau kau tau. Dia naksir pada Pucey sejak kau masuk tim quidditch dan dia menemani mu latihan. (Name) selalu menceritakan masalahnya padaku, termasuk masalah cintanya--itu saja yang ku tau. Aku tidak ingin kau bertanya lebih banyak padaku karna aku ingin menikmati makan malam ku. Mengerti?" Lanjut Pansy.
Akhirnya Draco mengangguk mengerti, masih memerhatikan kedua insan yang bermesraan diseberang nya.
Amortentia?-batin Draco.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother [Draco Malfoy]
Romance(Name) Malfoy & Draco Malfoy, si kembar Malfoy yang terkenal dengan perbedaan mereka. Mereka berdua memang kembar, tapi mungkin tak akan sekompak kembar Weasley. Memiliki sifat yang sangat berseberangan, tak peduli, yang terpenting adalah mereka sa...