26# Brother

11.3K 1.5K 845
                                    

Hari demi hari terlewati, dan sebentar lagi hari dimana tim Quidditch Slytherin dan Gryffindor akan merebutkan kemenangan. Aku selalu mengetahui kapan pertandingan Quidditch akan dimulai, tentu saja, saudara kembarku sendiri seorang seeker Slytherin.

Pertemuan DA juga terus diadakan, bahkan banyak dari kami telah menunjukkan kemajuan, termasuk aku. Walau sebenarnya aku tau semua mantra yang diajarkan Harry, tapi kalau diulang kembali juga tidak masalah kan?

Karena pertemuan DA juga membuat Draco menjadi mulai curiga. Aku terus menghilang untuk menghadiri pertemuan DA tanpa sepengetahuan Draco.

Hermione dengan kecerdasan di atas rata-rata, membuat koin galeon palsu untuk setiap anggota. Koin itu berfungsi sebagai penentu waktu pertemuan DA selanjutnya, kita dapat mengetahui kapan pertemuan DA akan diadakan melewati angka-angka yang ada di pinggir koin. Jika koinnya terasa panas, maka tanggal pertemuan telah diubah. Aku iri dengan Hermione, bahkan ini termasuk kemampuan tingkat NEWT. Aku hanya takut jika tak sengaja membelanjakan koin DA.

Menjelang hari pertandingan, Draco terus berlatih dengan sungguh-sungguh. Dan setiap latihan pun aku selalu menemani nya. Ia bilang kali ini ia akan mengalahkan Gryffindor, semoga saja. Dan beberapa hari ini ia melakukan hal kurang kerjaan.

Seperti membuat lagu 'Weasley adalah raja kami' dibawah shower, aku mengetahuinya dari Blaise yang kesal karna Draco berlama-lama di kamar mandi. Aku tau lagu itu akan dinyanyikan saat pertandingan di mulai, untuk mengecoh Ron Weasley sebagai keeper di pertandingan Quidditch nanti.

Awal November dimulai dengan hembusan angin dingin, semua orang tentu memakai scarf dan topi rajut  yang berwarna sesuai asrana mereka.

Semua orang terlihat antusias karena hari ini adalah pertandingan dari dua asrama yang terkenal dengan rivalitas nya. Seperti Luna LoveGood dari Ravenclaw yang memakai topi berbentuk singa yang bisa mengaung, sepertinya dia akan mendukung Gryffindor. Aku suka Luna, dia perempuan yang unik.

Aku menghampiri Draco sebelum pertandingan benar-benar dimulai, tentu untuk menyemangatinya. "Nyanyikan lagu itu dengan keras ya." Kata Draco sambil mengedipkan sebelah matanya. Aku memutar bola mataku malas hingga mataku bertemu dengan Adrian.

"Aku tidak disemangati?" Kata Adrian dengan wajah yang dibuat sedih. "Kalau kau tidak perlu." Balas Draco yang mendapatkan tatapan sinis dari Adrian. Aku tertawa kecil, "Semangat untuk kalian semua!" Ucapku sambil mengangkat tangan yang terkepal. Mereka semua tersenyum.

Aku pamit pada anggota tim Quidditch Slytherin sambil melambaikan tangan.

"Saudari mu lumayan juga."

"Jaga mulut mu Graham, atau duel dengan ku."

"Aku menyesal didahului oleh anak Hufflepuff itu."

"Kau juga Cassius, jaga mulut mu."

***

Aku naik keatas tribun yang telah dipenuhi murid Slytherin, beruntung Pansy menjaga tempat di barisan terdepan tribun untukku. Semua murid Slytherin memakai lencana berwarna emas dan berbentuk mahkota bertuliskan 'Weasley adalah raja kami'. Ini pasti kelakukan Draco.

Aku mengeluarkan omniocular ku, bersiap-siap sebelum pertandingan dimulai. Aku menatap sekitar dengan Omniocular, melihat-lihat kearah tribun Hufflepuff. Aku melihat Cedric yang sedang bercengkrama dengan salah satu anggota tim Quidditchnya. Tanpa sadar aku memerhatikannya cukup lama sampai Pansy menepuk pundak ku.

"Kau sedang melihat apa sih?" Tanyanya. Aku menggeleng canggung.

Pansy memberikan ku selembar kertas. "Itu liriknya, jangan lupa nyanyikan dengan keras ya!" Katanya. Aku mengambil kertas itu dan membacanya. "Weasley adalah raja kami..." Gumam ku.

Brother [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang