12# Menara Astronomi

14.2K 2.2K 270
                                    

Aku sedang berada di menara astronomi. Duduk di lantai kayu yang dingin dan mulai menggoreskan pensil ku diatas kertas gambar.

Langit malam dengan bintang-bintang, danau hitam dengan pohon-pohon disekelilingnya. Sesekali aku memakan potongan coklat yang tadi ku bawa.

"Kurasa kamu tak ingin point asrama mu aku kurangi 'kan?" Aku tersentak saat seseorang berbicara tepat disebelah telingaku. Kukira hanya perasaan ku bahwa seseorang mendekatiku.

"Ce-Cedric? A-apa yang kau lakukan disini?" Aku perlahan menutup buku gambar ku, menggeser duduk ku sedikit lebih jauh dari Cedric.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, tak seharusnya murid berkeliaran di jam malam. Dan kuharap kau tak lupa bahwa aku seorang prefek." Dia mendudukkan dirinya disebelah ku. Dia memandang langit, membuat wajahnya terlihat jelas dibawah cahaya rembulan. Sial, itu membuat detak jantung ku tak normal.

Dia menoleh kearah ku dengan senyuman, "Kau belum menjawab pertanyaan ku, Ms. Malfoy." Aku menundukkan kepalaku dan berdeham, "Hanya mencari udara segar, kalau begitu aku akan kembali." Tubuhku hendak berdiri dari dudukku tadi, tapi tangan ku dicegat oleh Cedric, membuat ku menoleh kearahnya.

"Tak perlu terburu-buru, aku tidak makan manusia." Ucapnya lalu terkekeh. Aku hanya menuruti nya dan kembali duduk disebelah nya.

Dia menoleh kearah buku gambar yang sedang ku pangku, "Kau suka seni juga, eh?" Dan dia secara tiba-tiba mengambil buku gambar ku dengan paksa lalu membukanya.

Aku sedikit panik saat ia mulai membalik halaman pertama, "Cedric! Kembalikkan!" Ucapku sedikit berteriak, karna ku tak mau tertangkap basah oleh tuan Flich maupun prefek lainnya.

"Wow, kau cukup berbakat." Ucapnya yang mampu membuat pipiku bersemu merah.

Aku segera merampas buku gambarku--dengan perlahan tentunya agar tak ada kertas yang robek-- darinya.

"Kenapa? Itu patut untuk diperlihatkan (name)." Aku menggeleng padanya. "Kenapa? Kenapa tidak?" Aku menatap kearahnya. "Aku hanya...tak percaya diri."

"Kenapa begitu?" Dia mendekatkan dirinya padaku, yang membuat ku mundur sedikit kebelakang. "Entahlah...kau yang pertama kali melihatnya." Dia menaikkan satu alisnya yang membuat ku memutar bola mataku.

"Bahkan Draco tak pernah melihat satu pun." Ucapku. Dia menyeringai kearahku, "Oh yeah?" Aku mengangguk ragu padanya.

Dia menjauhkan sedikit tubuhnya dariku. "Apa orang tua mu tak pernah melihatnya?" Aku menggeleng padanya dan menundukkan kepala menatap buku gambar yang sedang ku pangku, "Father, sedikit tak suka jika aku melakukan hal ini. Maksudku, aku menggambar ala muggle. Dan itu membuat father melarang keras diriku untuk tak melakukannya lagi. Tapi aku tetap melakukannya secara diam-diam. Kuharap kau tak menyebarkan ini." Aku menatap berharap padanya, dia menatap ku lalu mengangguk.

Cedric POV

Aku menatap wajah perempuan disebelah ku yang sedang melamun menatap langit. Wajahnya terlihat lebih jelas dan cantik saat ku perhatikan. Iris mata dwi warnanya adalah favoritku.

Dia cantik, mustahil bahwa seorang laki-laki yang melihatnya tak terpesona. Tapi sangatlah heran bahwa dia belum memiliki kekasih, bahkan semua orang tau bahwa dia tak pernah memiliki seorang kekasih. Aku hanya berfikir bahwa, mungkin karena suatu syarat dan kriteria keluarganya yang begitu tinggi membuatnya sulit untuk mendapatkan pasangan. Yeah, bukan lelaki main-main yang bisa mendapatkannya. Apalagi hatinya.

Dia sempurna, entah sudah berapa kali kukatakan. Dia cantik, manis, baik hati, memiliki banyak talenta. Tak perlu heran bahwa sesekali wajahnya muncul di daily prophet.

Brother [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang