37# Felix Felicis

6.2K 827 171
                                    

Chapter ini terdiri dari 4073 kata, aku harap kalian gak bosan baca ini.

Selamat membaca ♡
______________________________________

Draco menggandeng tangan saudarinya menuju aula besar, penyambutan untuk murid baru dan acara seleksi seperti biasa.

(Name) mengambil lauk dihadapannya keatas piring, Draco membicarakan bagaimana ia menendang Harry dan meledek-ledek lelaki Gryffindor itu. Makan malam (Name) belum setengah habis, tapi gadis itu telah meletakkan alat makannya dan meneguk segelas air. Meletakkan gelas diata meja, ia memandang makan malamnya sama sekali tidak berminat, menangkup wajahnya dengan sebelah tangan sambil memainkan makanannya.

Blaise yang duduk dekat (Name) menyadari itu. "Kalau ibumu tau kamu memainkan makanan, ia pasti menegurmu," celetuk Blaise sambil menyantap makan malamnya.

(Name) melirik kearah lelaki botak berkulit gelap itu. "Aku sudah kenyang," katanya lalu mendorong piring.

Blaise dapat melihat potongan paha ayam yang masih utuh dipiring (Name), terlihat tergiur karna ia tak dapat daging ayam sama sekali malam ini, kurang cepat mengambilnya.

"Kamu sudah tak mau?" Tanya Blaise melirik piring (Name). Gadis itu hanya menjawab gelengan dan dibalas antusias.

Pansy melirik Blaise yang kelihatan seperti orang belum makan 1 tahun, "Kau kenapa sih? Ayamnya kan masih banyak."

"Gak paha gak like."

(Name) melirik pintu aula, ia dapat melihat Harry yang masuk kedalam aula berlumuran darah disekitar hidungnya. Gadis itu melirik pada saudara kandungnya yang tengah menyeringai padanya.

"Kau apakan dia?" Tanya (Name) dalam telepatinya.

"Hanya menginjak wajahnya," balas Draco.

(Name) memutar bola matanya jengah, tak lama kemudian Draco memeragakan hidung Harry yang patah lalu disambut dengan gelak tawa dan tepuk tangan. Kini hidangan dihadapannya berubah menjadi hidangan penutup. Draco yang duduk disebelah (Name) menawarkan puding ataupun kue kesukaan saudarinya, tapi lagi-lagi gadis itu menggeleng, membuat Draco menatapnya heran.

"Kau kenapa?" Tanya Draco berbisik disebelahnya. (Name) terdiam tak menjawab apapun.

Draco berdecak kesal. "Kamu bahkan tak menghabiskan setengah makan malammu, kau sedang diet? Kau ingin sakit? Hm?" Draco berkata sambil berusaha menunduk untuk melihat wajah saudarinya.

(Name) melipat tangannya diatas meja, menatap Draco. "Aku hanya sedang tidak selera makan," gumamnya.

Draco mendengus lalu mengambil sepotong kue kesukaan (Name) keatas piring, mengambil potongan kecil kue dengan sendok dan menyodorkannya pada gadis itu. "Makan," perintah Draco memaksa.

(Name) berusaha menjauhkan sendok itu darinya, namun Draco agak melotot padanya membuat gafis itu membuka mulutnya sambil menekuk wajah. Gadis itu mengunyah kue didalam mulutnya untuk beberapa detik sebelum ia meminta, "mau lagi." Draco menyeringai tipis lalu menyendokkan kue lagi kedalam mulut (Name) lalu untuk dirinya sendiri hingga kue dipiringnya habis. Draco tau (Name) tidak bisa menolak makanan kesukaanya.

Makan malam selesai, kini waktunya pidato penting Dumbledore seperti biasa. Menyambut murid baru, menyampaikan pesan Flich tentang larangan memakai barang sihir sakti Weasley dan juga guru baru seperti biasa tiap tahunnya.

Tapi ada satu hal yang membuat setiap murid memerhatikannya bertanya-tanya, tangan kanan Dumbledore terlihat hitam dan mati, bisik-bisik melanda seluruh ruangan. Dumbledore menginterpretasinya dengan tepat, hanya tersenyum dan menggoyangkan lengan bajunya yang berwarna ungu dan keemasan untuk menutupi lukanya.

Brother [Draco Malfoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang