Hours 6

639 76 8
                                    

Enjoy!!

Song : traffic light - Lee Mujin

"Sudah yaa?" ujar gadis itu sambil berdiri. "Sudah puas kau mengejek ku? Kau senang sekarang, ada lagi yang mau dikatakan?"

Terlihat pria itu berdiri kaku, kenapa gadis di depannya ini mendadak menyeramkan?

"Kenapa diam saja Namjoon ssi? oh ya, asal kau tahu tentang sikap ku ini padamu, kau pikir aku akan menunjukkannya pada atasan ku dikantor? begitu?"

Namjoonmasih tampak bergeming. Berusaha terlihat cool meski batinnya agak tertekan.

"Tentu saja tidak Namjoon ssi.. Kau pikir aku sebodoh itu, kau bahkan dengan berani mencibir ku dan mengatakan aku gadis cerewet!"

"Itu memang benar." sahut Namjoon tak mau kalah.

"Aku tidak akan pernah banyak bicara pada siapa pun terkecuali pada dirimu!"

"Kenapa?"

"Karena berbicara padamu membuatku naik darah! Kau tahu itu?!"

"Tidak, aku tidak tahu" Kata Namjoon acuh membuang wajahnya asal, Pria ini sepertinya benar benar ingin mati. 

"Sekarang biar ku tanya, gadis mana yang tidak banyak bicara saat bersamamu? jika ada, aku akan menganggapnya sangat hebat. Tidak tahu, sikapmu yang seperti ini hanya padaku saja atau dengan orang lain juga, ck."

"Dan sekarang, Jika bukan ibumu yang menyuruhku datang dan tinggal disini, aku tidak akan pernah mau disini! bahkan kepala ku nyaris pecah saat bersamamu. Bayangkan saja ini baru beberapa jam, lalu bagaimana dengan sehari, 24 jam bersamamu? oh tuhan aku akan gila sebentar lagi" kata Youra setengah frustasi.

"Sudahlah, kau terlalu banyak mengeluarkan kata kata mutiara mu pagi pagi begini, apa tidak lelah?" sela pria itu membuat Youra mendengus kesal.

"Tidak."

"Aku saja yang mendengarnya lelah, tenggorokan ku nyaris kering karena mendengar ocehanmu."

"Berlebihan," kata Youra datar.

"lagi pula, kenapa tidak mau aku suruh sih? Kau kan perempuan, setidaknya bisa mengurusku dengan baik."

Youra memicingkan matanya "Karena aku merasa keberatan. Hari ini hari libur jadi aku tidak mau bekerja, apa lagi untukmu."

Namjoon tampak terkekeh sesaat "Jika kau lupa, aku akan ingatkan kalau kau sudah berjanji pada ibuku akan mengurusku dirumah- termasuk memasak untuk ku. Hm?" pria itu mendekat ke arah Youra.

"Kenapa aku harus mengurusmu, itu bukan kewajiban ku" Youra mengambil langkah mundurnya "Kau bahkan sudah besar, Bodoh!" lanjutnya.

"Kau selalu saja mengatakan aku bodoh. Jika dibandingkan dengan otakmu itu IQ ku bahkan masih lebih tinggi dari pada dirimu--bodoh," ketus Namjoon karena merasa dirinya terus direndahkan oleh gadis didepannya.

"Kau!"

"Apa?"

"Menjauhlah!"

"Tidak mau, aku ingin memberi tahumu sesuatu" kata Namjoon dengan wajah nampak serius.

"A apa itu?"

"Yang kau katakan tadi memang benar, perilaku ku yang seperti ini hanya khusus untuk mu saja gadis manis." goda Namjoon "Khusus untukmu."

"Kurasa itu hanya terjadi pada dirimu saja, tidak untuk gadis yang lain. Rewel, menyusahkan, menyebalkan itu semua tersedia untukmu Youra."

"Hei-" saat hendak bicara, pria itu berhasil menyela.

"Entahlah aku sangat senang dengan sikap ku yang seperti ini padamu. Jujur saja aku senang membuat mu marah, sebab kau nampak seperti orang stres jika sedang marah" kata Namjoon sambil mengeluarkan cengiran mengejeknya membuat Youra tersulut api kesal.

"Demi tuhan!" Kata Youra frustasi. "Menjauhlah! Jangan mendekat, segera berikan remot pagarnya aku akan pulang sekarang juga."

"Tidak."

"Hei- aku lelah bertengkar dengan mu. Menjauhlah ku mohon,"

Namjoon mengernyit "Hei, kau terlihat sangat takut padaku yaaa? aku tidak makan orang kok."

"Karena wajahmu seperti pedofil, mengerikan!"

Terkekeh sesaat, Namjoon segera berkata "Begitu yaa.."

"Menjauh atau aku akan mencekik mu Namjoon ssi!" ancam Youra membuat tawa Namjoon pecah begitu saja. Gadis itu semakin was was apalagi jarak mereka di tepis perlahan oleh si pria mesum itu.

"Memang nya kau bisa?"

"Tentu saja aku bisa!" Jawaban itu membuat Namjoon melangkah lebar mendekati dirinya.

Bruk, sialan!

Punggung Youra menyentuh dinding, selalu saja. Gadis itu keringat dingin, gemetar, ia mengusap dahinya lalu......

"Sssshh astaga dahiku masih perih" Ringgisnya memegang dahinya yang terluka. "Sial, darah ini kenapa masih saja keluar?!"

"Apa lukanya cukup besar?" Tanya Youra menatap Namjoon yang terlihat berdiam diri menatap dirinya.

Namjoon mendekat ingin memastikan.

"Menjauh, aku hanya bertanya saja padamu."

Pria itu tidak peduli, tampak tetap acuh oleh gadis itu yang sudah beroar koar jaga jarak.

"Ku bilang menjauh!"

"Aw ibu..." rengkenya sambil merengek setelah Namjoon berhasil mengusap dahinya yang terluka.

"Lukamu cukup mengerikan" kata Namjoon, wajahnya cukup mendukung kerena terlihat sedikit peduli.

"Apakah masih sakit?" tanyanya sambil meniup luka itu perlahan agar perihnya mereda sedikit.

Gadis itu mengganguk kaku.

'Haah, pria ini cukup mencurigakan karena mendadak peduli padaku.'

"Maaf yaa, aku sengaja tadi."

Sengaja. kalimat pria itu barusan membuat Youra berpikir dua kali dan hampir menaruh harapan pada Namjoon.

"Sialan, ku pikir kau benar benar minta maaf!"

Menyebalkan!


24 HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang