Hours 3

644 75 7
                                    

Mereka semua sudah berada depan rumah keluarga Kim, guna mengantar kedua orang paruh baya ini untuk perjalanan bisnisnya.

"Baiklah, tolong jaga anak ini baik baik ya. Dia agak rewel soal makanan dan lainnya" kata bibi Kim sambil mengelus surai lembut milik Youra.

"Bibi menitipkannya padamu, kau biasakan?" tambahnya seraya melemparkan senyuman lembut.

"Iya bi." 

"Namjoon.." lirih bibi Kim menatap anaknya di sebelah Youra. Raut air wajah anaknya yang datar, kelihatannya pria itu masih kesal. 

"Namjoon ah.."

"Ya.." 

"Jangan menyusahkan Youra nantinya ya, Kau harus bersikap baik padanya."

"Sudah, Mama dan papa pergi dulu ya" kata bibi lagi seraya tersenyum kemudian berbalik melangkah pergi. Tapi langkahnya seketika terhenti lalu kembali menoleh seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Oh iyaa, mama hampir lupa."

"Kenapa bibi?" tanya Youra agak penasaran.

"Jangan biarkan anak ini menyentuh barang barang di dapur ya. Kau tau kan maksud bibi sayang, Kau bisa memasak untuknya?"

Youra menarik napas sejenak lalu menghembusnya perlahan "Iya, tapi k kenapa?"

Sedikit kesal dalam hatinya. Bagaimana pun juga niat gadis itu setelah ini adalah langsung pulang ke rumahnya sendiri. Tidak ada acara memasak, apalagi untuk seseorang disampingnya ini. 'Cih, masak saja sendiri.'

Lagi pula ini hanya alibi nya saja untuk mengiyakan, Takut takut bibi Kim kecewa padanya karena menolak. Tidak peduli opini Namjoon saat pria itu tahu bahwa dirinya akan pulang ke rumah.

Lihatlah, bahkan air muka anaknya nya saja tidak mendukung kalalu ia senang Youra menginap disini.

'Memangnya siapa juga yang mau!'

Tapi untuk sekarang, mau tak mau, mereka memang harus mau. Lagi pula, Ini hanya acting mereka saja di depan orang tuanya Namjoon bukan? Setelah orang tua Namjoon meninggalkan pekarangan rumah, Youra pasti akan segera pulang ke rumahnya. Sungguh Youra tidak mau disini berlama lama apa lagi sehari.

"Bibi khwatir sekali dengan dapur jika sudah berantakan seperti kapal pecah. Namjoon itu sangat ceroboh, " bisik wanita paruh baya itu tapi sialnya masih bisa terdengar oleh Namjoon dan sang ayah.

"Ibu, sudahlah.."

"Sudah-sudah, ayo berangkat," Tuan Kim buka suara setelah melihat Namjoon sepertinya tambah kesal saja.

"Oke, baiklah. Bibi pergi dulu ya nak."

Tiba tiba sesuatu terlintas di benak Youra, Astaga yang ini sangat penting! Jika terlambat ia akan dicoret dari kartu keluarganya.

"Bibi, tapi bagaimana dengan orang tuaku?" 

Si wanita menoleh, "Astaga Bibi hampir lupa, tenang saja bibi sudah memberi tahu ibu mu kalau kau akan menginap disini."

"Oh baiklah."

Bodoh! Youra sangat bodoh! Kenapa harus bertanya lagi? Sudah nyata nyata dirinya juga pasti akan pulang ke rumah setelah kejadian ini.

"Tidak ada pertanyaan lagi?"

Youra dan Namjoon menggeleng.

"Ya sudah kami pergi ya.." bibi kim melambai masuk ke mobil dan mulai meninggalkan perkarang rumah.

Terlihat Namjoon dengan cepat mengunci pagar rumahnya melalui remote canggih di tangannya sehingga pagar itu mulai bergerak menutup penjuru rumah secara otomatis dan tidak bisa dibuka menggunakan tangan kosong terkecuali menggunakan remote tersebut.

Youra sendiri cukup tertegun beberapa saat, menatap curiga di balik perilaku pria itu. Bagaimana bisa ia pulang kalau begini, apakah harus bertengkar dulu untuk mengambil remote itu dari tangan Namjoon atau memanjat pagar setinggi itu?  Astaga pria ini benar benar menyebalkan!

Beberapa saat kemudian suasana di telan kesunyian.

Keduanya masih sama sama membatu di tempat. Membuang wajah satu sama lain lantas pikiran mereka pun melayang entah kemana.

Hingga Youra tersadar, gadis itu harus segera pulang!

"Aku akan pulang," pamitnya hendak berjalan. Tidak sekalipun menatap wajah namjoon yang tengah melirik padanya sebelum pria itu berkata--

"Tidak."

Youra sontak menoleh sewot "Kenapa, Kenapa kau melarangku?"

"Ku bilang tidak ya tidak."

"Oh hei, Kau pikir aku siapamu melarangku begitu?"

"Babu, mungkin?" ujarnya mengangkat pundaknya acuh.

Mendengar itu Youra melotot kesal. Tangannya telah mengepal di masing-masing sisi tubuhnya menahan amarah.

"APA MAKSUDMU?!"

Pria itu terlihat tak acuh, tidak menanggapi sentakan gadis itu barusan.

"Terserah kau saja, aku akan tetap pulang," cerca si gadis berjalan gontai kemudian mulai mengambil langkah lebar mendekati pagar.

Namjoon Terkekeh santai lantas berkata "Lalu Bagaimana dengan ini.. nona Choi?" si pria dengan santainya memperlihatkan remote pagar di tangan kanannya.

"Buka!"

"Buka apa? Oh kau ini sudah mulai nakal ya sekarang" kata Namjoon berjalan mendekat ke arah si gadis.

"Kau menyuruhku membuka bajuku?" godanya lagi membuat Youra gelagapan merasa malu.

"A apa maksudmu? menjauh sialan!"

"Bukankah seharusnya aku yang bertanya apa maksudmu? kau menyuruhku membuka apa, baju atau celana?"

"Astaga, Kenapa kau sangat mesum!" teriak Youra mendorong tubuh Namjoon yang hampir saja mengukung dirinya.

"Menjauh! jangan mendekat atau tidak aku akan teriak!"

"Kau ini bodoh atau bagaimana, kau jelas tahu kompleks disini sangat sepi, Bahkan tetangga disini malas pusing," kata Namjoon tersenyum remeh.

"Kalau begitu, aku akan menelpon Ibu mu! Huh, aku tidak tahu kalau sikap anaknya seperti psikopat. " ujarnya panik sembari mencari ponsel di saku celananya.

"Ponsel mu tertinggal di dalam rumah ku, gadis idiot" cibir Namjoon terkekeh ringan. Merasa lucu dengan raut wajah panik Youra ketika dirinya mencoba menggoda.

"Sialan, Kenapa kau sok pintar sekali!" ketus si gadis sambil terus mendorong tubuh Namjoon.

"Sstt diamlah.."

"Astaga, anak ini benar benar sudah gila! Sadarlah Kim!" paniknya karena wajah mereka tinggal beberapa senti lagi untuk saling menyentuh.

"Dasar gadis cerewet." bisik pria itu dengan suara beratnya tapi kenapa terdengar sangat Sexy? Bahkan Youra di buat merinding mendengarnya.

"Hei, kau pikir aku akan mencium mu?"

Youra mengerjap beberapa saat lalu menggelengkan kepalanya keras tidak setuju "T tidak! Enak saja!"

"Ck, aku tahu kau berpikir begitu. Mimpi saja. "  

Setelah mengatakan kalimat pedasnya Namjoon segera memasuki rumahnya tanpa memperdulikan Youra yang tengah bungkam di tempat. Mimpi saja? Lihat saja nanti.

"Hei, pria bodoh! bagaimana dengan pagarnya? buka dulu sialan! aku mau pulang!!"

"Ku bilang kau tidak boleh pulang. Buatkan sarapanku dulu," sahutnya terkekeh geli. Ternyata mengerjai anak gadis orang lain seseru itu.

"Sialan! Ibu, aku mau pulang.." rengek Youra merasa sedih harus di tinggal dengan pria itu serumah. Kepalanya bisa pusing dan hancur secara bersamaan.

TBC

24 HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang