Hours 11

470 67 11
                                    

Dengan langkahnya, tungkai Youra mengendap endap menuju ruang tengah. Sesekali kepalanya menoleh ke arah meja makan memastikan pria itu tidak mencurigai atau memperhatikan gerak-geriknya.

Setelah memasak makanan untuk Namjoon yang sedari tadi merengek minta perutnya untuk diisi sesuatu sebelum pingsan ditempat, Akhirnya Youra dengan nafas beratnya mengindahkan permintaan si rival.

Sebenarnya Youra sangat malas untuk bergerak tapi mau bagaimana lagi? Sudahlah Lupakan.

Dan Akhirnya sampai juga.

Youra menengadah, matanya menatap sekitar ruangan yang sudah sampai ia tuju. Mencari sesuatu di sana, sesuatu yang bisa ia pakai untuk keluar dari mansion ini. Sepertinya terlalu berlebihan tapi tidak peduli,  Rumah ini memang terlalu mewah jika di sebut rumah biasa.

Siapapun pasti tidak akan mau jika hanya lima sampai tujuh menit berada disini, kecuali setelah matanya sudah puas ia cucikan berkeliling ditempat ini. Berawal dari nuansanya yang dominan berwarna hitam dan putih, interiornya yang minimalis, rapi, wangi, dan tak absen banyak lukisan abstrak indah di dinding.

Menurut Youra, ini salah satu rumah impian sejuta umat.

Tapi sesuatu membuat jiwa raga Youra harus segera beranjak dari rumah ini. Youra tidak akan pernah betah tinggal sehari berdua dengan si anak penghuni rumah ini! Bagaimana bisa, tak pernah terpikirkan oleh Youra apalagi sampai harus menginap.

Sungguhan, Melihat wajah Namjoon saja sudah bisa membuat gadis itu mengumpat. Begitupun sebaliknya. Entah mengapa, kedua sejoli ini tak pernah akur dari dulu padahal rumah mereka sangat dekat bahkan orang tua keduanya pun saling berteman, tapi anaknya? Sekedar berinteraksi sedikit saja sangat jarang.

"Astaga dimana Remote nya?" lirih Youra sembari mengobrak abrik bantal sofa.

Dugh. 

"Aww! Astaga" ringgisnya yang saat akan berdiri bokongnya terkena ujung meja "Sehari saja berada disini luka ditubuhku bertambah banyak untung saja bukan dahiku lagi sasarannya," omelnya merasa kesal.

"Dimana remotenya tak ada di sekitar sini aku lelah harus bertengkar dengannya lagi hanya karena si remote itu!" kata Youra lagi cukup frustasi.

"Tapi bukankah tadi dia sudah berjanji akan memberikan remote itu jika aku sudah selesai masak untuknya? Meskipun sebenarnya aku tidak jamin dia akan memberikan remote itu  begitu saja secara cuma cuma, tapi sebaiknya akan lebih baik kalau ku tanya saja pria itu."

Saat akan berbalik, Youra di kejutkan oleh kehadiran Namjoon yang sudah berdiri tegap di depan wajahnya seraya kedua tangan pria itu membawa dua mangkuk sekaligus. Tampak mulut pria itu masih mengunyah makanannya.

Mereka bertatapan-

"Apa yang kau lakukan?" kata Youra buka suara.

Namjoon mengernyit "Kau sendiri?"

Lihat, pipinya gembul sekali! rasanya ingin sekali Youra mencubit pipi gembul  berisi itu sampai memerah jika tidak mengingat pria itu adalah seorang namjoon, pria paling menyebalkan di sekitar Youra saat ini, tak tahu nanti.

"Hei kenapa kau malah melamun dan menatapku seperti itu?"

lantas Youra memalingkan wajah merasa malu tertangkap basah "Huh? A apa?"

24 HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang