40. Hold On

612 90 16
                                    


Comeback, i still need you

------------

Chris menatap pemuda dihadapannya yang masih betah dalam tidurnya, menggenggam tangan yang tampak lemah dengan tangan kekar nya
"Paman belum tidur dari kemarin..kalau sakit nanti Jisung malah marahin aku"

Chris hanya tersenyum kecil, tanpa niatan untuk mengalihkan pandangannya dari wajah anak angkatnya
Felix bisa melihat jelas kantung mata pria itu, bagaimana tidak jika seharian kemarin dia sama sekali tidak tidur
Lebih tepatnya saat mengetahui Jisung dibawa kerumah sakit

Felix mencebik setelah menatap Jisung yang masih tidur, enggan untuk membuka matanya,
Dasar bodoh

Ingin rasanya ia menertawakan Jisung sekarang, kemana otak anak itu saat datang menemui Young Guk
Jelas-jelas dia memancingnya untuk datang kesana, untuk menemuinya,
Dan menghabisinya
"Kau benar-benar bodoh.."gumaman keluar dari mulutnya

Memilih keluar untuk menikmati angin malam, kakinya berhenti melangkah disalah satu bangku kosong
Tepat disebelahnya ada lampu yang menyala terang, membuat bangku itu terlihat dari kejauhan
Felix mendudukkan dirinya di kursi itu, tangannya memainkan cahaya dari lampu diatas, setelahnya ia tertawa pelan
"Kau benar-benar tidak punya akal Han...kau.."

Felix menengadahkan kepalanya ketika air matanya mulai mengalir,
Kejadian ini lagi-lagi terulang dan ke apa harus kedua sahabatnya yang mengalaminya
Felix tidak mau Jisung juga koma seperti saat ia menunggu Jeongin bangun, ia tidak mau melihat Jisung pergi
"Ternyata anaknya ayah disini.."

Felix mengusap pipinya segera, menatap ayahnya yang kini duduk disebelahnya
"Ponselmu tidak aktif ya? Atau kamu mematikan telpon mommy mu itu? Dia khawatir padamu"

"Mati.. ponselku mati"
Jung Sik menatap wajah anaknya itu, matanya terlihat sembab
"Kau menangis?"

"T-tidak... aku tidak menangis.."

"Kau tidak bisa berbohong, Lee Felix"Felix menatap ayahnya sebentar lalu memeluknya, tangis nya kembali terdengar
"Jarang-jarang kamu menangis.. ada apa?"

"Teman mu ya?"Jung Sik mengusap punggung Felix setelah mendapatkan anggukan, dia melihatnya di televisi
"Dia kan sudah ditangani oleh medis, pasti baik-baik saja"

Felix masih terisak sembari memeluk Jung Sik, dia sedang membutuhkan waktu untuk menangis sekarang
"Kalian akan baik-baik saja setelah ini, jangan khawatir, ya?"

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

"Kamu masih gak berniat bangun, hm?"Chris tersenyum perih, dia bicara pada siapa tadi
Tangannya mengusap kepala Jisung berkali-kali, bibirnya sedari tadi bergumam, merapalkan doa untuk anak angkatnya ini

"Dia akan dihukum mati, Han..dia tidak akan melihat matahari lagi esok, kau akan bebas Han..."Chris tersenyum puas, Woojin yang memberitahukan padanya jika Young Guk akan dijatuhi hukuman mati
Semuanya berkat bantuan para polisi, Chan juga Seungmin

Ya, walaupun bekerja dibalik layar, dia berhasil mengumpulkan beberapa bukti
Dia juga yang menjelaskan jika Young Guk pantas dihukum mati dan semua orang yang menyaksikan sidang itu langsung meminta hakim untuk memberi hukuman seberat-beratnya untuk Young Guk
"Kau sudah menjadi pahlawan, nak.."

Chris mengecup puncak kepala Jisung lama, menatap wajah pemuda yang terhalang oleh
masker oksigen yang menutupi hidung dan mulut nya
"Ayah mau membawamu pergi saja dari sini"

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

"Jadi ini ya..yang kalian rasain pas aku koma"ucapan Jeongin berhasil membuat Felix menoleh, menarik keras pipi sahabatnya itu
"Iya"

"Ya jangan dicubit juga lah!"

"Kapan bisa pulang?"Jeongin mengendikan bahunya, "kalau tidak salah minggu minggu depannya lagi"

"Bisa jelasin pake bahasa sederhana aja gak?"

"Itu udah sederhana, Lee Felix.. kamu nya aja yang bodoh"
Felix menjitak kepala Jeongin keras, membuat pemuda itu memekik
"Sakit!"

"Siapa yang kau panggil bodoh hah?!"

"Lee Felix"
Lagi, Felix kembali menjitak kepala Jeongin, menatap horor pemuda Yang itu
"Siapa tadi yang kau panggil bodoh?!"

"Memangnya kau Lee Felix? Kalau iya berarti kamu merasa bodoh"
Jeongin menahan tangan Felix yang hendak melayangkan jitakan untuk ketiga kalinya
Lama-lama bisa gegar otak kalau terus dijitak seperti itu
"Aku mau keluar dulu, jaga Jisung, jika dia sampai tertular virus bodoh mu aku akan mengubur mu hidup-hidup"

Jeongin menatap Felix yang berlalu begitu saja lalu mengumpat
"Memangnya bodoh itu virus ya?"

Jeongin menatapi Jisung yang entah kapan akan bangun
Luka yang didapatkan nya cukup parah, bahkan katanya jika Jisung tidak segera dibawa kesini sudah mati kehabisan darah
"Ternyata menyebalkan ya jika sahabat ku sendiri tidak bangun-bangun.."

Jeongin mengulurkan tangannya, menggoyangkan lengan Jisung pelan
"Oy tupai, bangun dong..kan kita mau jalan-jalan bertiga, tapi kamu nya malah tidur terus"

"Aku mencarimu, ternyata disini"
Jeongin menolehkan kepalanya menatap Chan yang baru masuk dengan jaket kulit nya
"Kau harus istirahat, kondisimu kan sudah semakin membaik, harusnya kamu jaga kondisimu jangan sampai drop lagi"

"Aku tidak boleh disini saja?"Chan menggeleng tak tega
"Kamu harus istirahat, Jisung juga harus istirahat biar cepet bangun, balik ke kamar ya? Besok kesini lagi"

Jeongin mengangguk pelan, menatap Jisung sebentar sebelum kursi rodanya didorong oleh Chan, meninggalkan Han yang tengah berjuang seorang diri
Bahkan hanya Tuhan dan bunga yang ada di vas atas meja saja yang melihat jika,

Han Jisung menangis

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

"Waktu kematian, 05.17 waktu setempat"

Chris benar-benar tidak percaya dengan ucapan dokter yang menangani Jisung
Bahkan terdengar seperti pembohong besar
"Kau hanya pembual"

"Seorang dokter tidak boleh main-main dengan kematian pasiennya"Chris menggeleng, menatap Jisung yang masih terpejam
Entah nafasnya masih berhembus atau tidak,
Dadanya terasa sakit mendengar perkataan pria yang memakai jas putih itu
"Jangan dilepas!!"larang Chris melihat salah satu perawat hendak melepaskan masker oksigen dari wajah Jisung

"Tapi.."

"Aku bilang jangan dilepas!"dokter yang melihat itu pun menggeleng, menyuruh perawat yang dibentak Chris untuk keluar lebih dulu
"Katakan jika ini hanya candaan, anakku sangat jahil makanya dia bekerja sama dengan mu. Ini tidak lucu"

Dokternya hanya menundukkan kepalanya, tak berani menatap Chris yang sudah kalut dengan semuanya
"Han Jisung..kau mendengarkan ayah kan? Buka matamu sekarang dan katakan ini hanyalah ide mu untuk mengerjai ayah, benar kan?"

Chris mengigit bibir bawahnya kuat, menatap Jisung yang tampak tenang
Tidak sepanik dirinya
"Kau bilang kau anak yang hebat, mana mungkin menyerah begitu saja.. Ayah belum membahagiakan mu"

"Ayah mohon.. bangun Jisung.. jangan buat ayah ketakutan seperti ini..ayah tidak suka!!"

"Pak, kita harus mengurus jasadnya secepatnya.."

"Dia belum mati, dia belum pergi, jangan pernah berani menyentuhnya!"

Sungguh, bukan ini yang Chris inginkan, dia hanya ingin Jisung kembali sehat dan menghabiskan waktunya bersamanya
Bukan terbaring kaku diatas kasur dan dokter mengumumkan waktu kematiannya
Chris tidak percaya
Jisung belum pergi, belum meninggalkan semua ini

To be continued..
Gak tau aku tutup mata

•|||Young God|||•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang