17

1.1K 105 0
                                    

Merindukan

06/06/20
4:43 pm

....

Menggunakan pakaian pria, Yin Wei berjalan menyusuri jalan menuju desanya. Dia hendak mengambil kembali rumahnya yang telah dibeli oleh Tuan Wan. Dia berharap uang yang ia kumpul selama ini cukup untuk menebus rumahnya.

Berjalan sampai kelelahan, Yin Wei akhirnya sampai juga di tempat tujuan. Dia berdiri lama di depan rumah yang terlihat bersih itu. Mengingat kembali kenangan antara dia dan juga orang tuanya. Dia dulu terpaksa menjual rumah itu karena tak mempunyai uang untuk membayar utang. Tapi kali ini, dia telah mempunyai cukup uang. Dia akan mengambil kembali rumah itu.

"Apa yang kau cari?"

Mata Yin Wei beralih pada seorang nenek yang muncul dari samping rumah.

"Eh, nenek." Yin Wei menghampiri nenek itu.

"Apa yang kau cari anak muda?"

"Nenek, apa nenek pemilik rumah ini?"

"Oh... bukan. Aku hanya pengurus rumah ini."

"Apa pemiliknya ada?"

"Dia sudah lama tidak pulang. Mungkin dia sudah lupa rumahnya. Ada apa kau mencarinya?"

"Itu... Aku ingin membeli rumah ini."

"Rumah ini tidak dijual."

"Aku tau... tapi dulunya ini rumahku. Aku ingin mengambilnya kembali."

"Kau tidak bisa mendiskusikan hal ini denganku. Sebaiknya kau menunggu pemiliknya kembali."

"Kapan kira-kira dia kembali?"

"Aku tidak tahu." Nenek itu menggeleng.

Yin Wei menunduk. Dia berpikir. Berapa lama dia akan menunggu pemiliknya kembali. Dan selama itu, dia harus tidur dimana? Dia mana mungkin kembali ke istana. Dia tidak ingin diasingkan.

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

"Hah?" Yin Wei mengangkat kepalanya. Dia menatap nenek itu.

"Aku bertanya apa yang sedang kau pikirkan?"

"Itu...." Yin Wei ragu untuk mengatakannya. "Aku hanya bingung setelah ini harus ke mana lagi. Aku tidak memiliki tujuan lain selain ke sini."

"Kau berasal dari mana?"

"Aku pelayan di kerajaan Jin tapi sudah berhenti."

"Apa kau tidak punya tempat tinggal?"

Yin Wei mengangguk. Nenek itu tersenyum. Dia mendekati Yin Wei.

"Kau bisa tinggal di sini selagi pemiliknya tidak ada."

"Benarkah?" Mata Yin berbinar.

"Benar. Mari masuk. Anggap saja rumah sendiri." Nenek itu berjalan masuk ke rumah. Yin Wei mengikutinya.

...

Malam telah tiba. Suatu hal yang biasa bagi Yan Cheng dan beberapa bawahannya membunuh para bandit di perbatasan. Tapi malam ini agak berbeda dari biasanya. Yan Cheng memilih melakukannya sendiri. Dia melawan para bandit itu sendirian.

Sebenarnya, dia masih kesal dengan Yin Wei, jadi dia melimpahkan kekesalannya itu pada bandit-bandit pembuat onar. Dia menyerang mereka secara bruntal. Menebas anggota badan hingga tanggal. Bahkan darah korban sampai mengotori wajah dan bajunya. Dia tidak peduli. Dia menumpahkan segala kekesalannya hingga tanpa sadar, tangannya terluka oleh salah satu bandit.

Yin Wei & Pangeran Ke-9 (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang