Mencari
07/06/20
11:08 pm~••~
Brak!
Yan Cheng menendang pintu begitu keras. Tampak di dalam ruangan itu Kaisar dan Permaisuri terkejut melihat kedatangannya.
"Mana Yin Wei." Yan Cheng tak mau berbasa basi. Dia langsung menanyakan keberadaan Yin Wei.
"Yan Cheng, apa maksudmu?"
Yan Cheng tersenyum miring.
"Jangan pura-pura tidak tahu, ayah pasti telah menyembunyikan Yin Wei."
"Kau tidak bisa menuduh tanpa bukti."
"Aku tahu ayah tidak merestui hubungan kami. Apa itu kurang jelas sebagai bukti?"
"Itu tidak bisa dijadikan bukti."
"Katakan saja di mana ayah menyembunyikan Yin Wei!"
"Aku tidak menyembunyikannya. Dia pergi sendiri."
"Dia mana mungkin pergi kalau ayah tidak mengancamnya."
"Aku tidak mengancamnya. Dia pergi dengan sendirinya. Mungkin dia sadar di mana seharusnya dia berada. Istana tidak cocok dengan gadis sepertinya."
"Jaga omonganmu ayah! Kau sendiri tidak sadar, bahwa kau pernah mencintai gadis miskin sepertinya."
Kaisar terkejut.
"Dengar, jika terjadi sesuatu pada Yin Wei, jangan salahkan aku jika tempat ini rata dengan tanah." Yan Cheng mengancam. Dia kemudian pergi.
Permaisuri menatap Kaisar.
"Bagaimana ini?"
Kaisar memencet pangkal hidungnya. Dia pusing. Dari dulu, Yan Cheng paling sulit diatur.
...
Yan Cheng mencari keberadaan Yin Wei, dia bahkan sampai mengerahkan pasukan untuk mencari Yin Wei. Dia tidak ingin terjadi sesuatu pada gadisnya itu.
Menyusuri setiap desa, menyebarkan gambar Yin Wei, menanyakan pada setiap orang, Yan Cheng belum juga menemukan Yin Wei. Bahkan hanya mendengar kabarnya saja, tidak. Padahal sudah dua hari berlalu. Pencahariannya tidak membuahkan hasil.
Yan Cheng bingung harus mencari kemana lagi. Memikirkan tidak bisa bertemu lagi dengan Yin Wei, dia benar-benar kacau. Dia tidak bisa hidup tanpa Yin Wei. Dia benar-benar menyesal telah meninggalkannya.
"Yin Wei, kau di mana?" Yan Cheng meremas rambutnya frustrasi.
....
Di sisi lain, orang tengah dicari sedang membantu nenek Shin melakukan perkerjaan rumah. Memasak, mencuci pakain, dan mengambil air, dia melakukannya sendiri. Dia biarkan nenek Shin yang sudah renta itu untuk beristirahat. Dia tidak tega melihatnya bekerja di usianya yang senja.
"Yin Wei, sudahlah... Nenek bisa melakukannya sendiri." Nenek Shin menegur Yin Wei yang tengah menjemur baju.
"Tidak nenek. Biarkan aku saja. Aku telah menginap di sini jadi aku harus melakukan sesuatu."
Nenek Shin menghela napas. Dia akhirnya membiarkan saja Yin Wei bekerja.
"Yin Wei ... apa yang akan kau lakukan jika pemilik rumah ini tidak mau menjual rumahnya?"
Yin menghentikan pekerjaannya. Dia belum berpikir sejauh itu.
"Aku.... Aku tidak tahu."
"Kau seharusnya memiliki rencana, Yin Wei. Pemilik rumah ini bukan tipe orang berbaik hati. Dia mungkin tidak mengizinkanmu tinggal berlama-lama di sini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Yin Wei & Pangeran Ke-9 (Tamat)
Short StoryDia sosok yang menakutkan di kerajaan Jin. Semua takut menatap matanya. Tapi seorang gadis tak berpengaruh sama sekali. Dia begitu santai ketika berbicara dengan Pangeran Ke-9 dan berani membalas tatapan matanya Warning! Cerita ini alurnya berbelit...